red bean cake(2) ?

1.7K 442 103
                                    



jeffrose_'s present


"Halo, jagoan! Apa kabarmu?" sapa Hendery begitu masuk ke ruang rawat Yangyang.

Yangyang tersenyum lebar melihat kedatangan Hendery dan Xiaojun. "Hendery Wong!" sambutnya ceria.

Xiaojun datang mendekati ranjang. "Hey, astaga, kau tak menyapa gegemu?" Ia melipat tangannya di depan dada.

Yangyang terkekeh. Ia lalu merentangkan tangannya kepada Xiaojun. "Kudengar tadi pagi gegeku yang tsundere ini menangis, hm?"

Xiaojun mendengus, tetapi sesaat kemudian tersenyum dan menyambut pelukan Yangyang. Kepalanya ditenggelamkan dalam-dalam ke ceruk leher Yangyang. "Dasar, bodoh. Sudah tahu arsenik itu racun, malah dimakan."

"Aku mana tahu sedang makan arsenik, gegeku yang amat pintar," balas Yangyang sambil bernada sarkastik.

Hendery mendekati Winwin yang sedang duduk di sofa dan menonton adegan antara Xiaojun-Yangyang itu. Ia meletakkan buah-buahan bawaannya terlebih dahulu di meja siku ranjang Yangyang sebelum ikut duduk di samping Winwin.

"Kemana tunangannya itu?" tanya Hendery kepada Winwin.

Winwin yang setengah melamun agak terkejut. "Maksudmu Kun?"

"Memangnya Yangyang bertunangan dengan siapa saja selain dia?" sindir Hendery yang membuat Winwin mendengus.

"Ia sedang mengurus administrasi," jelas Winwin sambil memejamkan matanya. "Sebentar lagi juga ia kembali."

Hendery mengangguk mengerti. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Sudah lama sekali aku tak ke rumah sakit semenjak perang dunia berakhir."

Winwin membuka sebelah matanya. "Itu, sih, bukan lama lagi."

"Kira-kira umurku berapa, ya?" Hendery tiba-tiba bertanya kepada Winwin dengan nada konyol.

"Mana kutahu. Kau yang berumur, bukan aku," ujar Winwin kesal.

"Tapi setidak-"

Tiba-tiba pintu terbuka menghentikan kalimat Hendery. Kun masuk dengan wajah lelah sebuah tas ransel. Ia sempat melirik sekilas pada Hendery dan mengangguk ke arahnya, kemudian langsung menuju ke bufet yang ada di sisi lain ruangan.

"Kau mungkin mendapat baju tidur dari rumah sakit, tapi aku juga membawa baju-bajumu dan perlengkapan lainnya dari rumah. Untuk berjaga-jaga saja," jelas Kun setelah meletakkan ransel itu di bufet.

Yangyang mengangguk. "Aku juga tidak suka memakai baju rumah sakit ini. Baju ini hanya membuatku merasa lebih sakit lagi. Tidak heran mengapa orang-orang berubah menjadi hipokondria ketika mereka masuk ke rumah sakit."

"Kau terlalu banyak mengoceh sampai-sampai aku tidak percaya kau sedang sakit," ujar Xiaojun. Ia sedang memotong beberapa semangka pemberian Ibunya. "Kun-ge, Yangyang boleh makan semangka, kan?"

"Boleh. Tapi jam 3 sore nanti dia harus berhenti makan, ia harus berpuasa sebelum diperiksa pada pagi harinya," Kun ikut membantu Xiaojun memotong semangka.

Terdengar Yangyang menghela nafas dengan berat, "menyebalkan sekali, astaga."

Hendery tersenyum gemas. Ia lalu menyahut, "hey! Jagoan tidak boleh mengeluh!"

Yangyang menoleh kepadanya. "Tentu tidak! Aku kuat berpuasa selama apapun!" balasnya semangat.

"Ya, kecuali puasa mengoceh. Kau tak akan bisa." Xiaojun menimpali. Tanpa aba-aba ia langsung menyuapkan potongan semangka ke dalam mulut Yangyang sehingga si korban otomatis terbatuk-batuk.

Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang