jeffrose_'s present
"Tolong perawat bantu aku. Xiao Dejun, anemia hemolitiknya itu dideritanya sejak kecil, sudah pasti itu bukan karena keracunan obat! Dan aku menerima informasi bahwa penyakitnya itu bukanlah penyakit keturunan! Berarti ia pernah menerima transfusi golongan darah yang berbeda atau menerima transplantasi organ dalam! Aku sudah tahu semua itu! Tak ada gunanya kau menyembunyikan apapun dariku!"
"Maaf Tuan, saya sama sekali tak mengerti maksud Tuan. Xiao Dejun memang rutin berobat disini setiap sebulan sekali. Beliau telah melakukannya sejak umurnya 5 tahun. Tapi selama itu sampai sekarang, tak ada catatan bahwa ia pernah menerima transfusi darah atau transplantasi organ. Maafkan saya."
Winwin mengacak rambutnya kasar. "Aneh, padahal aku yakin ia pasti menerima transfusi darah atau transplantasi organ." Gumamnya heran. "Kalau begitu, penyebab anemia hemolitiknya apa?"
"Saya kurang mengetahui hal itu Tuan. Saya permisi dulu, ada pasien yang menekan belnya.” Perawat itu membungkukan tubuhnya dan buru-buru berlari pergi.
Winwin berdecih. "Padahal aku tahu itu cuma dalih untuk kabur dariku." Ia menghempaskan dirinya ke kursi tunggu rumah sakit.
Jika bukan keturunan, keracunan obat, transfusi darah, ataupun transplantasi organ. Lalu apa penyebabnya? Ia memijat sendiri pelipisnya. Lalu kenapa ia tak tahan matahari? Jika ia sering pingsan mungkin masih masuk akal, tapi aku sendiri tak pernah menyaksikan Dejun pingsan tiba-tiba. Dan Yangyang bersaksi bahwa Dejun selalu pingsan dibawah matahari.
Ia menegakan tubuhnya. Terlebih lagi, menurut Hendery, ia bukan makhluk itu, tapi memiliki aroma yang sama. Apa maksudnya semua itu? Winwin mengusap wajahnya yang lelah dengan kasar. "Lalu kenapa juga aku sangat peduli akan hal ini?"
"Kau serius?" Kun mengerjapkan matanya tak percaya.
Yangyang mengangguk mantap. "Ia bahkan bertanya dimana rumah sakit tempat Dejun-ge biasa berobat. Aku yakin seribu persen pagi ini dia mengunjunginya entah untuk alasan apa."
Kun mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil bergumam tak keruan. "Ti-tidak, tidak mungkin dia sadar. Ini gawat, ja-jangan sampai dia tahu."
Yangyang menjentikan jarinya untuk menyadarkan Kun. "Gege tenang saja, tak akan ku biarkan Sicheng tua itu mendekati Dejun-ge. Bagaimanapun, Dejun-ge perlu pasangan yang ceria agar hidupnya tidak terus menerus datar seperti itu. Dan ceria sama sekali bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan Dong Sicheng!”
Kun tersadar dari lamunannya dan mendapati Xiaojun sedang berjalan membawa baki berisi dua potong roti melon dan segelas soda hendak duduk bersama mereka.
"Ada apa?" Tanyanya setelah duduk disamping Yangyang.
Yangyang terlihat terkejut dan kelabakan. "Ah, tidak. Bukan apa-apa!" Ia mengibaskan telapak tangannya beberapa kali untuk meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●
Fantasía[Completed] "Kengeriannya, ketakutannya, depresinya. Bahkan aku seolah-olah bisa mendengar pekikan ngilu kawanan mereka, begitu nyaring. Serta tusukan tombak perak yang menembus dada kiriku, memecahkan jantungku dan mematahkan seluruh tulang rusukku...