jeffrose's present
"Tuan Muda, apa yang anda lakukan? Sadarlah, Tuan! Sadarlah!"
Kun terbangun dengan terengah-engah. Ia meraba nakas di samping tempat tidurnya dengan tergesa untuk mencari inhaler-nya. Setelah ditemukan, cepat-cepat ia menghirupnya.
Tubuhnya lantas bersandar di kepala ranjang. Nafasnya masih tidak teratur, keringat dinginnya bercucuran. Kun memegang dadanya yang nyeri akibat serangan asma dan detak jantungnya yang terlalu cepat. Sambil berusaha bernafas, kepalanya menerawang ke langit-langit.
"Aku berjanji akan hal itu, gege tak perlu mencemaskan apapun lagi, gege bersamaku sekarang."
Kun tersenyum. "Aku percaya padamu, Yangyang."
"Astaga, lihatlah laba-laba peliharaanmu ini," gerutu Winwin yang sedang mencari-cari piring di rak paling atas dapur Hendery.
Hendery terkekeh. Ia sendiri bahkan tak ingat bahwa ia memiliki piring. Selama ini Winwinlah yang mengurusi urusan dapurnya, serta biasanya mereka tak membutuhkan piring lebih.
"Tidak apa-apa, gege, aku tidak usah makan," Xiaojun kasihan melihat Winwin kepusingan mencari-cari piring.
"Jangan berkata begitu, aku tidak ingin melihatmu lebih kurus dari ini. Lebih baik kau bantu aku saja mencarinya," tegur Winwin sambil memberi perintah dengan halus.
Xiaojun mengerucutkan bibirnya. Ia terlalu malas mencari-cari piring di tumpukan debu. Akan lebih baik jika ia tidak usah makan saja. Meski begitu, ia tetap menurut dan mencarinya di rak bagian bawah.
"Ah, ketemu!" sorak Winwin sambil mengacungkan piring kotor yang baru saja ditemukannya itu tinggi-tinggi.
Xiaojun bergidik melihatnya. Ia tak sanggup membayangkannya makan di piring yang berwarna abu-abu karena lapisan debu itu.
"Winwin, nafsu makannya hilang sudah dibuatmu," Hendery menyindir setelah melihat ekspresi Xiaojun.
Tapi Winwin tak peduli. Dengan giat ia menggosok permukaan piring itu sampai warna putihnya muncul kembali. Ia bersiul kagum, "aku benar-benar penggosok piring yang hebat. Dejun, kemarikan ayam-ayam itu, biar aku yang menyajikannya."
Xiaojun menurut. Ia mengambil bungkusan ayam goreng cepat saji yang tadi mereka pesan di ruang tamu dan menyerahkannya pada Winwin. Winwin pun dengan terampil menata ayam goreng itu dan menyajikannya di meja makan. Pengantar pesanan tak bisa langsung mengantarkannya ke rumah Hendery sehingga tadi Winwin harus berjalan sedikit menuju perumahan terdekat, sementara Xiaojun sendiri diam di rumah menjaga Hendery yang belum stabil keadaannya.
"Selamat makan!" Winwin mengatupkan telapak tangannya dan memakan ayam-ayam itu dengan semangat.
Pemandangan itu sangat kontras dengan Xiaojun dan Hendery yang memakan ayam-ayam itu dengan lesu. Xiaojun membolak-balikkan daging ayamnya dalam mangkuk saus sementara Hendery sedari tadi hanya mengunyah tanpa menelan. Winwin meletakan ayamnya di piring dan menatap keduanya sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●
Fantasy[Completed] "Kengeriannya, ketakutannya, depresinya. Bahkan aku seolah-olah bisa mendengar pekikan ngilu kawanan mereka, begitu nyaring. Serta tusukan tombak perak yang menembus dada kiriku, memecahkan jantungku dan mematahkan seluruh tulang rusukku...