mother ?

1.7K 389 199
                                    


jeffrose_'s present

"Heh! Winwin Dong!"

Winwin yang sedang melamun refleks melemparkan ponselnya. Untung saja ponselnya itu mendarat dengan selamat di karpet persia tebal di ruang tamu kediaman Xiao.

Hendery melihat ponsel yang melayang itu tanpa rasa bersalah. "Kau sedari tadi duduk menatap ponselmu dengan kosong, padahal kau berjanji akan membersihkan lukaku sore ini."

Winwin tersadar. "Bisa panggil namaku dengan cara yang lebih sopan? Kau hampir membuat ponselku pecah, tahu!"

Winwin lantas bangkit untuk mengambil ponselnya sekaligus kotak pertolongan pertama. Hendery mengernyitkan dahinya.

"Siapa suruh melamun."

"Aku tidak melamun," ketus Winwin sambil mempersiapkan obat-obatan yang akan digunakan.

"Alaa, kau tadi melamun karena menunggu telepon dari seseorang, kan?" Hendery menaik-turunkan alisnya. "Siapa, hm?"

Winwin menekan luka Hendery sampai ia meringis. "Hei, pelan-pelan."

"Siapa suruh tidak mau diam."

Hendery akhirnya menyerah. Ia menatap langit-langit selagi Winwin mengganti perbannya.

"Hey, Winwin Dong."

"Apa?"

"Orang yang akan meneleponmu itu- bukan Huang Xuxi, kan?"

Winwin berhenti, ia menoleh. "Memang kenapa?"

Hendery berkata sembari menerawang. "Aku tidak setuju kau dekat dengannya."

Winwin kembali fokus kepada tugasnya. "Itu bukan urusanmu."

"Tentu saja itu urusanku," kata Hendery tenang. "Dong Winwin, kumohon. Siapa saja, asal jangan Huang Xuxi."

Winwin menutup kotak obat-obatan dengan kasar. "Pergilah ke kamar, Hendery. Kau mulai meracau."

Ia lalu pergi hendak menyimpan kotak itu, namun langkahnya berhenti ketika Hendery memanggilnya.

"Dong Sicheng, kau tidak pernah menyukaiku."

Winwin membalikan tubuhnya. "Apa maksudmu?"

"Kau tidak menyukaiku, sebagai pria, sekalipun tidak pernah."

Winwin mengepalkan tangannya yang gemetar. "Ka-"

"Tapi kau menyayangiku, sebagai tanggunganmu. Benar, kan?"

Winwin berjengit. Sekujur tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku.

"Di gerbang panti asuhan, kau dan kacamatamu melihatku, kau mengunci tatapanku, kau membuat hubungan batin kita untuk pertama kalinya," kata Hendery. "Kau yang mengambilku dari sana, kan? Kau menandatangani kontrak itu sebagai ayah angkatku, meskipun saat itu kau melihatku sebagai orang yang sebaya denganmu."

Winwin tubuhnya bergetar hebat menahan emosi. "Tapi-"

"Kau biayai hidupku, kau sekolahkan aku. Apa itu menurutmu?" Hendery tersenyum. "Dan waktu itu kau berkata, bahwa kau menyukaiku. Pernahkah kau berpikir rasa suka macam apa itu?"

Winwin terhenyak. Pandangannya bertemu dengan Hendery. Netra kelam itu selalu terasa familiar baginya. Seolah-olah ia telah menemukan sesuatu yang telah lama ia cari.

Ia menarik nafas. Benar, ia hanya menemukan sesuatu yang telah lama ia cari, tapi bukan berarti ia 'menyukai' Hendery.

Hendery bangun dan menaiki tangga. "Tolong pikirkan itu, Dong Sicheng."

Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang