Wonho menatap Minhyuk yang sibuk mengetik sesuatu pada ponsel, mengabaikan makanan di hadapannya yang belum tersentuh sama sekali.
"Nge-chat siapa deh? Kayaknya penting banget," sindir Wonho yang tidak digubris oleh Minhyuk.
"Tau gini gue ga akan mau makan bareng lo," Wonho mendegus pelan. Minhyuk memang bukan rekan kerjanya, namun kantor mereka berada di gedung yang sama. Ketika menaiki lift menuju lantai satu, dia tidak sengaja bertemu Minhyuk yang kemudian mengajaknya makan siang bersama.
"Sabar, gue lagi bales chat Hyungwon," sahut Minhyuk sebelum meletakkan ponselnya di atas meja.
Mendengar nama Hyungwon disebut, Wonho refleks menegakkan badan. "Sebenernya hubungan kalian tuh apa?"
"Temen. Tapi dulu gue pernah pacaran sama dia."
Wonho membulatkan matanya, tidak memercayai apa yang barusan ia dengar. "Bohong."
"Beneran. Lebih tepatnya sih, fake dating."
"Drama banget hidup lo, pake segala pura-pura pacaran, kayak di film-film."
Minhyuk mengedikkan bahu, "Mau gimana lagi. Waktu itu gue ditaksir cewek obsesif yang nggak gue suka. Serem banget, hidup gue ga tenang karena diikutin mulu. Satu-satunya cara yang bisa bikin dia berhenti ngejar gue adalah dengan punya pacar."
"Dan setelah gue jadian sama Hyungwon, dia udah ga pernah ganggu gue," lanjut Minhyuk, "Meskipun sebagai gantinya gue jadi bahan omongan orang-orang."
Penjelasan Minhyuk mampu membuat Wonho mengembuskan napas lega. Tentu saja dia tidak percaya jika mereka pernah berpacaran sungguhan, Minhyuk terlalu berisik untuk Hyungwon yang mencintai ketenangan.
"Have you ever kiss him?" tanya Wonho tiba-tiba. Minhyuk tidak terkejut, seolah dia sudah memperkirakan pertanyaan tersebut akan dilontarkan kepadanya.
"Actually, yes."
"How many times?"
"Ehm.. three?"
"What theㅡ" Wonho hampir saja tersedak, dia segera meneguk minumannya hingga tandas. "Temen macam apa yang ciuman ampe tiga kali??"
"Sekali demi konten, dua kali karena hormon," jawab Minhyuk santai, seakan ucapannya bukanlah apa-apa.
Wonho tidak bisa menyalahkan Minhyuk atau Hyungwon. Dia memahaminya, kala itu mereka berada pada usia di mana gairah sedang menggebu-gebu dan dipenuhi hasrat yang kuat.
"How about.. sex?"
Minhyuk menggelengkan kepala sebagai jawaban, "Kissing is allowed, but sex is no no."
"Terus lo suka sama dia ga?"
"Dia bukan tipe gue, he is too boring."
"Kalau gitu kenapa milih dia buat pura-pura jadi pacar lo?"
"Ya karena dia ganteng," ucap Minhyuk jujur. "Lo kenapa deh nanyain Hyungwon? Naksir?"
"Nggak lah!" balas Wonho buru-buru, yang malah memancing kecurigaan Minhyuk.
"Seandainya lo beneran naksir juga gapapa kok. I can help you, because I know everything about him, even his panty size."
Apakah sedekat itu hubungan mereka? Minhyuk memang mengatakan dia tidak memiliki perasaan terhadap Hyungwon, namun bagaimana dengan sebaliknya?
"Lo yakin beneran ga suka sama dia?"
"Iya," ujar Minhyuk malas. Dia berani bersumpah bahwa ia tidak menyukai Hyungwon, in a romantic way. "Lagipula mana mungkin gue demen sama temen sendiri."
"Itu kan menurut lo," celetuk Wonho.
Minhyuk mengerutkan kening, "Maksudnya?"
"Lo ga punya perasaan apa-apa ke dia, tapi gimana kalau ternyata Hyungwon yang suka sama lo?"
_____
maaf aku up mulu. aku pengen cepet-cepet kelarin ini, supaya bisa mengerjakan kewajiban mahasiswa semester akhir dengan tenang. lol
btw jangan lupa vote atau komen 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
between daylight and darkness | hyungwonho ✔️
Short Storyhyungwon membutuhkan uang, sehingga dia terpaksa menyewakan kamar tamu apartemennya kepada orang asing.