Akhir-akhir ini bukan hanya Changkyun yang sering menumpang mobil Jooheon, tapi Hyungwon juga.
"Gue bingung banget, sebenernya dia maunya apa sih," gerutu Hyungwon kala menceritakan sikap Wonho yang menurutnya aneh.
Mereka baru saja meninggalkan kantor dan pergi ke bengkel untuk mengambil mobil Hyungwon yang sudah selesai diperbaiki. Sepanjang perjalanan, dia terus-terusan mengomel, tidak peduli apabila Jooheon dan Changkyun mulai bosan mendengarkannya.
"Ya udah, nikmatin aja. Jarang-jarang kan ada yang berani godain lo," timpal Changkyun yang duduk di samping Jooheon.
"Tapi gue tuh ga suka."
"Halah, palingan lama-lama demen," cibir Changkyun yang menyebabkan Hyungwon memukul kepala lelaki itu dari kursi belakang.
"Seandainya gue jadi lo, ga akan keberatan kalau dideketin sama orang semacam Wonho," balas Jooheon, "He is hot as fuck."
"And you thirsty as fuck," komentar Hyungwon, kemudian ia keluar dari kendaraan Jooheon saat mendapati mereka telah sampai di tempat tujuan.
"Makan di mana nih?" celetuk Jooheon yang menurunkan jendela supaya bisa berbicara dengan Hyungwon.
"Tempat biasa. Lo jalan duluan, gue nyusul abis ini."
"Oke," sahut Jooheon lantas menyalakan kembali mesin mobilnya dan melaju meninggalkan parkiran.
"Mau bertaruh ga," ujar Changkyun kepada Jooheon ketika mereka berhenti akibat terjebak macet. Wajar, jam segini merupakan waktu di mana orang-orang pulang bekerja.
"Apa?"
"I bet Hyungwon will definitely fall for Wonho."
_____
"Baru pulang?" tanya Wonho menyadari kedatangan Hyungwon. Dia melirik penanda waktu yang terpajang di tembok ruang tengah, jam 9 malam.
"Iya."
Selepas makan bersama Jooheon dan Changkyun, Hyungwon sempat mampir ke kafe langganannya, namun ia rasa tidak perlu menjelaskan hal itu ke Wonho.
"Tadi ada kiriman, gue taruh di atas meja."
Mata Hyungwon langsung berbinar, "Oke, makasih."
Beberapa hari yang lalu dia membeli earphone karena miliknya rusak, ia tidak menyangka barang tersebut sampai lebih cepat dari perkiraan.
Ketika dia melangkah menuju meja yang dimaksud Wonho, dia hampir terlonjak kaget lantaran melihat makhluk kecil berbulu putih menghampiri kakinya.
"Apa-apaan?" seru Hyungwon, dia buru-buru menjaga jarak dari binatang itu. "Kenapa ada anak kucing?"
"Gue yang ngajak dia ke sini. Lo ga keberatan kan?"
Hyungwon menarik napas panjang. "Bawa keluar," perintahnya tegas.
"Kenapa? Tapi dia kasihan.." lirih Wonho sambil menggendong kucing putih yang entah ia dapatkan dari mana.
"Keluarin. Sekarang," ucap Hyungwon penuh penekanan.
"Kalau lo ga suka deket-deket kucing, gue bisa pindahin dia ke kamar. Boleh ya?" pinta Wonho.
Bagaimanapun juga, Hyungwon tetaplah Hyungwon, yang keras kepala dan sulit digoyahkan. "Gue hitung sampai tiga, suruh dia pergi atau gue keluarin barang-barang lo dari sini."
Wonho memasang ekspresi memohon, "Hyungwon, please?"
"My house, my authority," ujar Hyungwon seraya menunjuk pintu keluar. "Gue serius. Kalau masih ngeliat ada binatang di tempat ini, maka gue ga sungkan ngusir lo."
Wonho tidak bisa melawan Hyungwon, tentu saja. Dengan lesu, dia berjalan keluar bersama seekor kucing di dekapannya.
"Galak banget," gerutu Wonho setelah ia berada di luar apartemen Hyungwon. Dia memasuki lift untuk turun ke lantai bawah dan melepaskan kucing yang baru ia temukan tadi sore. Harapan memelihara binatang tersebut sirna sudah.
"Maaf ya, semoga kamu nemuin majikan yang lebih baik," kata Wonho sembari mengelus kucing putih yang berukuran setelapak tangannya itu.
Sementara Hyungwon di kamarnya sibuk mengumpat dalam hati. Dia tidak suka binatang, menurutnya mereka menggelikan dan merepotkan. Suasana hatinya yang baik, tiba-tiba berubah suram hanya karena seekor kucing.
Dia bersumpah akan memukul kepala Wonho jika ia menemukan kotoran binatang di tempat tinggalnya. Membayangkannya saja mampu membuat kepala Hyungwon pusing.
Tak lama berselang, Wonho kembali ke apartemen. Wajahnya menampakkan kekecewaan yang tidak dapat ia sembunyikan. "Udah gue keluarin."
Hyungwon membuka pintu untuk memastikan bahwa Wonho berkata jujur. "Good," ucapnya sebelum masuk ke kamar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
between daylight and darkness | hyungwonho ✔️
Short Storyhyungwon membutuhkan uang, sehingga dia terpaksa menyewakan kamar tamu apartemennya kepada orang asing.