"Gue kira lo ga suka cowok," ujar Wonho ketika dia bangun di pagi hari dan mendapati Hyungwon tengah memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.
Hyungwon tidak menjawab, dia memunggungi Wonho dan memakai celananya, mengabaikan laki-laki itu.
"Lo ga pernah tertarik walaupun gue berusaha keras buat dapetin perhatian lo," jelas Wonho. "Tapi semenjak Minhyuk bilang kalian pernah ciuman, gue punya sedikit harapan."
Masih tidak ada balasan. Hyungwon sibuk membereskan kekacauan akibat ulah mereka semalam.
"Hyungwon?" panggil Wonho karena tak kunjung menerima respons darinya.
"Hm?"
"Be my boyfㅡ"
Hyungwon buru-buru memotong ucapan Wonho, "Can we just.. stay like this?"
Kali ini, giliran Wonho yang terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa.
"Gue mau hubungan kita tetep seperti ini, ga ada yang berubah," lanjut Hyungwon.
Wonho mengernyit, "I thought you like me?"
"Yes I do. Tapi gue nggak mengharapkan lebih, yang terjadi tadi malam itu kesalahan."
Selama beberapa menit keduanya hanya diam, sampai akhirnya suara Wonho memecah keheningan di antara mereka. "Lo nyesel tidur sama gue?"
Napas Hyungwon tercekat kala mendengar pertanyaan tersebut keluar dari bibir Wonho. Dia tidak menyesal, ia justru ingin menyimpan memori itu di pikirannya dalam waktu yang lama.
Hyungwon memejamkan mata sebentar lantas membalikkan tubuh untuk menatap Wonho, "Iya."
Wonho tidak mengerti kenapa Hyungwon mengatakannya. Dia yakin sekali yang mereka lakukan tadi malam atas dasar persetujuan masing-masing, tanpa unsur keterpaksaan. "Lo yang buka baju gue, dan lo juga yang duluan nyiumㅡ"
"Shut up!" seru Hyungwon, membuat Wonho tersentak. "It's just one night stand."
Menyadari Hyungwon bersiap pergi, Wonho segera bangkit dari tempat tidur dan mengenakan celana pendeknya.
"Gue ga paham apa yang ada di pikiran lo," sahut Wonho, dia menahan intonasi suaranya agar tidak meninggi. "Lo bilang suka sama gue, bahkan setuju untuk melakukannya. Tapi kenapa lo malah kayak gini?"
"Seandainya lo ga pindah ke apartemen gue, seandainya lo ga pernah masuk ke kehidupan gue, pasti semua ini ga akan terjadi."
"So, this is all my fault?"
Hyungwon menundukkan kepala, dia tidak sanggup melihat ekspresi Wonho yang dipenuhi kekecewaan.
"Look at me," pinta Wonho seraya menarik lengan Hyungwon, mencegah supaya dia tidak meninggalkannya.
"Hyungwon, look at me!" ujar Wonho frustasi karena Hyungwon terus-terusan menghindari tatapannya. Tanpa sadar, genggamannya semakin menguat, menyebabkan lawan bicaranya meringis kesakitan.
"Hoseok, please.." lirih Hyungwon, meminta Wonho membebaskannya. Wonho tak peduli, dia tidak akan membiarkan Hyungwon beranjak sebelum menjelaskan apa-apa.
"We are not meant for each other," Hyungwon memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya. "There is no happy ending for us."
"Why?"
"Kita sama-sama cowok, Hoseok!"
"And what's the problem?"
"Gue ga bisa ngebayangin gimana respon orangtua gue kalau mereka tau tentang ini."
"Kita bisa jelasin ke mereka," perlahan, Wonho melepaskan cengkraman dan beralih menautkan jemarinya pada tangan Hyungwon. "Apapun yang terjadi, gue bakalan ada di samping lo."
"Gue berasal dari keluarga yang konservatif. Mereka ga mungkin nerima kita."
Wonho tertegun, dia tahu bahwa dirinya tidak boleh bersikap egois, dia tak bisa memaksa Hyungwon.
"Orangtua gue sempet marah waktu tau tentang Minhyuk. Meskipun gue ngejelasin kalau semua cuma pura-pura, mereka tetep kecewa," tutur Hyungwon.
"Lalu apa yang bakal lo lakukan? Mengakhiri sesuatu yang bahkan belum kita mulai, dan kembali menjadi orang asing?"
"I don't know," jawab Hyungwon. "Ini udah lebih dari cukup."
"Sayangnya, gue nggak baik-baik aja dengan one night stand," Wonho menggantungkan perkataannya sejenak, "Gue mau ada yang kedua kalinya, ketiga kali, keempat, dan seterusnya."
Biasanya Hyungwon akan memukul kepala Wonho jika ia berbicara macam-macam, namun kali ini tidak. Jujur saja, Hyungwon juga menginginkannya.
"You can come to my place if you need me, and I will do the same," Hyungwon meraih tengkuk Wonho untuk mempertemukan bibir mereka dalam ciuman singkat. "But no strings attached."
Kalimat terakhir yang lolos dari mulut Hyungwon mampu membuat Wonho membeku. Kalau begini, apa yang dapat ia lakukan? Bukankah bersama Hyungwon sudah cukup baginya?
"Promise me, no one will know about this," bisik Hyungwon. Dia merasakan deru napas Wonho mengenai permukaan kulitnya, memicu debaran jantungnya yang semakin sulit terkontrol.
"Okay."
Sepersekian detik berikutnya, Wonho membantu Hyungwon menanggalkan kembali seluruh pakaian yang melekat di badannya.
"Stay with me for the rest of the day," ucap Wonho pelan, sesaat setelah ia berhasil melepas baju Hyungwon.
"Sure."
'between daylight and darkness'
officially ended
20200517
19.14
KAMU SEDANG MEMBACA
between daylight and darkness | hyungwonho ✔️
Short Storyhyungwon membutuhkan uang, sehingga dia terpaksa menyewakan kamar tamu apartemennya kepada orang asing.