Sudah hampir lima belas menit Wonho berkeliling apartemen untuk mencari ponselnya. Dia mengecek tas, laci meja, kolong tempat tidur, bahkan kamar mandi, namun tak kunjung menemukannya.
Akhirnya dia menyerah dan berjalan menghampiri Hyungwon, "Pinjem hp dong."
"Buat apa?"
"Gue lupa naroh hp di mana," keluh Wonho. "Jangan-jangan ketinggalan di tempat kerja."
Hyungwon membuka passcode ponselnya sebelum menyerahkan ke Wonho, "Ya udah nih telepon."
Wonho mengetik deretan angka yang telah ia hafal di luar kepala, kemudian mengernyit ketika nama kontaknya muncul, "Lo namain gue penyewa?"
"Iya, kenapa emang?"
"Lo kan udah tau nama gue.." lirih Wonho.
"Apaan sih, contact name aja dipermasalahin," gerutu Hyungwon lantas merebut kembali ponselnya. "Gue aja yang nelepon sini."
Tak lama berselang, nada dering Wonho berbunyi. Lelaki itu beringsut mendekati sumber suara, dan mendapati ponselnya yang tergeletak di atas kulkas.
"Ketemu?" tanya Hyungwon. Tanpa menunggu jawaban dari Wonho, ia pun mematikan panggilan.
"Udah. Di atas kulkas ternyata."
Tadi Wonho memang sempat pergi ke dapur untuk memasak ramen. Alih-alih menaruh ponsel di atas mini bar, dia malah menyimpannya di atas lemari pendingin.
"Mau tau ga, gue nge-save nomor lo apa?" celetuk Wonho seraya melangkah menuju ruang tengah.
"Ga peduli," jawab Hyungwon tak acuh.
Wonho menunjukkan layar ponselnya kepada Hyungwon, "Liat dulu."
Walaupun sebenarnya tidak ingin, Hyungwon pun menurut, supaya Wonho berhenti mengganggu.
"It's just Hyungwon, nothing special," ujarnya malas.
"Tapi seenggaknya gue ga nulis pemilik apartemen, induk semang, atau semacamnya."
"Sumpah lo tuh aneh banget, masalah kayak begini aja dipikirin," rutuk Hyungwon.
"Lo masih nganggep gue sebagai orang asing, jadi wajar kan kalau gue kepikiran?"
_____
Sekarang hari Minggu, dan seperti biasa, Hyungwon menghabiskan waktunya untuk tidur. Namun ia terpaksa bangun lantaran ponselnya yang berdering tak henti-henti.
Dia meraih benda tersebut dari nakas dan menekan tombol hijau untuk menerima telepon.
"Hyungwon, gue pengen minta tolong dong," ucap seseorang di seberang sana. Meski setengah sadar, Hyungwon mengetahui bahwa itu adalah suara Wonho.
"Apa?"
"Tas gue ketinggalan.. Seandainya gue balik lagi buat ngambil, takut ga keburu. Bisa tolong bawain ke sini ga? Ntar alamatnya gue kirim lewat chat."
"Ah males banget."
"Gue ga tau mau minta tolong siapa selain lo."
"Gue ngantuk, gimana kalau nanti ketiduran di jalan pas nyetir?"
"Biasanya lo juga ke kantor jam segini," cibir Wonho. "Cuci muka buruan."
Hyungwon mengerang kesal lalu mengacak rambutnya, "Ya udah iya."
"Tas gue warna hitam, kayaknya di atas sofa deh, gue lupa. Pokoknya cari aja."
"Lo kenapa pelupa banget sih," ujar Hyungwon sebelum mengakhiri panggilan secara sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
between daylight and darkness | hyungwonho ✔️
Historia Cortahyungwon membutuhkan uang, sehingga dia terpaksa menyewakan kamar tamu apartemennya kepada orang asing.