11

915 153 24
                                    

fyi, kedepannya book ini akan mengandung dirty words

_____




















Karena mobil Hyungwon tidak mungkin selesai diperbaiki dalam waktu singkat, maka dia terpaksa berangkat kerja menggunakan transportasi umum.

Hyungwon tengah berjalan menuju halte ketika mobil Wonho berhenti tepat di sampingnya.

"Kenapa jalan kaki? Mobil lo mana?" tanya si pengemudi setelah menurunkan jendela hingga wajahnya bisa terlihat dengan jelas.

"Lagi di bengkel."

"Sini naik, gue anterin."

Hyungwon mengerutkan dahinya, "Anterin ke mana?"

"Ke kantor lah??"

"Gue naik bus aja. Mending lo balik ke apartemen," tolak Hyungwon kala melihat sisa keringat yang belum kering pada pakaian Wonho, "Lo ga mandi dulu abis workout?"

"Ga enak mandi di sana, lagian gue lupa bawa baju ganti," ujar Wonho seraya membuka kunci pintu passenger seat, "Buruan masuk."

"Dibilangin ga usah."

"Lo tuh keras kepala banget sih," keluh Wonho, kemudian ia keluar untuk menarik Hyungwon ke dalam kendaraannya.

"Iya iya ini gue naik. Jangan deket-deket, lo bau."

Bukannya tersinggung, Wonho malah merentangkan tangan, berpura-pura hendak memeluk Hyungwon.

"Diem gak? Kalau lo maju selangkah, gue ga jadi ikut," sungut Hyungwon.

Wonho terkekeh, dia kembali ke kursi kemudi dan menunggu Hyungwon duduk di sampingnya.

"Lo arahin ya, gue ga tau di mana kantor lo," ucap Wonho sebelum menyalakan mesin mobil.

Hyungwon mengetikkan alamat gedung tempatnya bekerja pada aplikasi maps, lalu menyerahkan ponselnya kepada Wonho. "Gue males ngomong."

"Padahal gue suka denger suara lo," ujar Wonho pelan, namun masih dapat didengar oleh Hyungwon yang berusaha mengabaikannya.

Selama perjalanan, keduanya hanya diam. Hyungwon lebih memilih untuk memperhatikan jalananㅡyang sebenarnya sudah ia hafal di luar kepala, sementara Wonho tidak mau mengganggu lelaki itu yang katanya sedang malas bicara.

Sesekali Hyungwon menoleh ke arah Wonho. Sekarang dia mengerti kenapa banyak yang tergila-gila pada dirinya saat mengemudi.

Baru kali ini Hyungwon menumpang mobil seseorangㅡselain Jooheon, dan dia menganggap kadar ketampanan Wonho semakin meningkat. Lain kali dia harus merekam sosoknya yang tengah mengendarai mobil, mungkin dia juga tampak keren, seperti yang dikatakan oleh orang-orang.

"Lo pikir gue ga nyadar, dari tadi lo merhatiin gue?" celetuk Wonho tanpa mengalihkan atensinya.

"Emangnya gue ga tau kalau lo juga berkali-kali ngelirik ke sini?" sahut Hyungwon.

"I think you're hot," kata Wonho, mengeluarkan apa yang ada di pikirannya, "in that suit."

Hyungwon mengedikkan bahu ke atas, "I always look good though, no matter what I wear."

"True.." Wonho terdiam sejenak, "If you look that good in clothes, you must look even better without them."

Kalimat yang lolos dari bibir Wonho mampu membuat Hyungwon membulatkan mata, dia tidak menyangka akan menerima dirty pick-up line sepagi ini. "Shut up you horny little shit."

Wonho tertawa mendengar umpatan yang dilontarkan Hyungwon kepadanya.

"Gue ga mau bicara sama lo pagi-pagi, ternyata otak lo kotornya ga kenal waktu," rutuk Hyungwon.

"Berarti kalau malem-malem gapapa dong?"

"Ga gitu maksudnya," Hyungwon menarik napas panjang, "Turunin gue di lampu merah, gue capek ngomong sama lo."

"Bercanda. Abis ini gue diem deh, beneran."

Sesampainya di depan kantor, Hyungwon buru-buru ingin keluar, tapi ditahan oleh Wonho. "Pulangnya mau dijemput ga?"

"Gue bareng Jooheon," Hyungwon mengibaskan tangan, mengisyaratkan agar Wonho segera pergi dari hadapannya. "Udah sana lo jalan."

between daylight and darkness | hyungwonho ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang