🌈🌈🌈
Bella Aquinsha Claretha, dia terbangun dari tidurnya tepat pada pukul tujuh. Dia sama sekali tidak merasa bahwa yang dilakukannya itu buruk, malah ia masih sempat-sempatnya menonton televisi di channel kesayangannya. Setelah itu, ia baru beranjak bangun dan mandi, setelah selesai bersiap-siap ia kemudian pergi ke sekolah tanpa sarapan pagi pastinya sudah menjadi rutinitas baginya.
Ia menginjak kaki di gerbang depan sekolahnya, dia melihat gerbang itu sudah terkunci rapat-rapat serta tidak ada guru BK yang biasanya berjaga.
Namun dia merasa ini tidak buruk, masih ada kesempatan bagi orang yang mau berusaha, kesempatannya adalah gerbang belakang bahkan ia tidak pernah merasa menyesal atas apa yang di lakukannya selagi itu atas kemauannya sendiri.Lalu Bella mulai melangkahkan kakinya menyusuri pembatas sekolah, ia sudah sampai di depan gerbang belakang sekolah. Dengan perlahan-lahan ia membuka gerbang tersebut, ia hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk masuk dan tentunya berhasil tanpa ada yang tahu.
Namun ia merasa bahwa yang ia katakan salah, karena sepertinya ada lelaki tinggi yang baru saja dia lewati. Laki-laki itu sedang berdiri entah apa yang sedang ia lakukan Bella tidak mengerti.
"Ngapain lo?" tanya laki-laki itu, nadanya sangat mengintimidasi menandakan ingin mendapatkan jawaban serius pula.
Namun, Bella merasa ia harus bersikap biasa saja toh bukan hal yang terlalu buruk juga selagi dilakukan atas kemauan sendiri.
Dengan rasa penuh percaya diri ia membalikan badan menuju laki-laki tersebut. Dia berjalan sampai dirinya berdiri berjarak satu meter dari laki-laki tersebut. Sedangkan laki-laki itu manatapnya tajam tanpa ekspresi.Jauh dari ekpestasinya, laki-laki itu ternyata cukup tinggi, matanya yang tajam seperti elang, hidung mancung, bibir tipis, rahangnya mengeras, dia juga memakai pakaian seragam sekolah tanpa celah sedikitpun. Dimata Bella, kata perfect sangat menggambarkan laki-laki yang ada didepannya ini, namun cepat-cepat ia menggelengkan kepala.
"Ngapain lo juga di sini hah?" tanya Bella.
Tak habis pikir dengan cewek yang berada di hadapannya ini ia sudah ketauan terlambat, masuk gerbang belakang, dan tidak memakai pakaian seperti pada peraturan. Dia tidak memasukan pakaiannya, sepatu tidak warna hitam, rambut di kuncir tak beraturan ia pasti mendapatkan hukuman bertubi tubi setelah dirinya melaporkan pada guru BK.
"Setelah upacara selesai, keliling lapangan sepuluh putaran!" perintahnya dengan nada yang datar.
"Siapa si lo? Berani beraninya lo ngehukum gue, gue laporin lo ke guru BK tau rasa lo!" ucap Bella dengan lantang, kali ini dia merasa sangat-sangat emosi ia memang suka melanggar hukuman tapi ia tidak suka di hukum.
"Lo gak tau siapa gue? Cari tau siapa gue. Jangan lupa hukuman lo!" perintah Rangga seraya meninggalkan Bella yang merasa ingin menghabisinya saat ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga
Teen FictionRangga Aditya Mahendra. Cowok yang terkenal dengan sifat dingin, datar, angkuh, dan juga pintar seantero sekolah. Walaupun seperti itu Rangga termasuk ke dalam orang yang tak lupa dengan tanggung jawabnya, terbukti dengan ia yang menjabat sebagai ke...