Part 5 || ❄Rangga❄

289 18 0
                                    

Happy Reading...

🌈🌈🌈

"Ahk kok gue ga bisa tidur ya?"

Helaan napas panjang milik Rangga yang kelihatan sangat lelah, namun matanya tidak mau untuk di ajak kompromi.

Tiba-tiba Rangga terbayang oleh sosok Bella si permen lolipop judes.

"Kalo diamati lebih detail dia cantik juga, tapi kok kelakuannya kayak preman kampungan ya, udah itu judes plus galak lagi ish untung aja cantik." Batin Rangga sambil senyum senyum.

"Ya Allah gue kok mikirin itu cewek aneh sih, amit-amit dah."

"Papa bisa ga sih sedikit aja melihat Vito jangan pake sebelah mata? Papa ga tau apa-apa tentang Vito, Papa selalu aja bela anak kesayangan Papa si Rangga itu. Pa? Anak papa bukan cuma Rangga doang ya? Apa Vito ga anak Papa? Segitu pilih kasihnya Papa," bentak Vito pada kepala keluarga Mahendra tersebut. Ya Bagas tersentak kaget dengan ucapan Vito tersebut, apa benar dia pilih kasih?

Ya, Rangga dengar semua itu. Saat ia ingin memejamkan matanya tiba-tiba saja ada bunyi keributan di ruang tamu. Dan pikirannya benar pasti itu papa dan abangnya Vito yang sedang beradu argumen.

"Sialan kok kayaknya hari ini gue capek banget ya, dan itu ga puas apa Bang Vito tiap hari kena marah taunya buat ulah aja." Ya itulah Rangga walaupun tiap hari mereka selalu ingin perang dengan Vito namun dia tidak pernah memanggil Vito dengan embel-embel nama.

Merasa resah dan jengah Rangga pun memutuskan untuk pergi keluar mencari udara sejuk di malam hari. Iya mengambil kunci motor dan berlalu begitu saja dari hadapan Vito dan Papanya Bagas.

"Mau kemana kamu Rangga? Ini sudah malam?" panggil Bagas pada Rangga.

"Mau nyari udara segar, dirumah jengah pa." Ya ucapan dingin ini ditunjukkan oleh Rangga kepada Bagas.

Rangga melajukan motornya ketaman yang tidak jauh dari rumahnya.

Sesampainya ditaman ia pun mencari tempat duduk yang aman sembari memainkan ponselnya.

"Hiks... Hiks... Hiks... Semua bukan salah aku, aku ga salah Hiks...Hiks... Hiks," Tangis seorang cewek yang kemungkinan dapat didengar oleh Rangga, ya suara itu berasal dari taman kolam ini. Karena rasa penasarannya, Rangga pun mencari asal suara tersebut.

❄❄❄

Malam yang kelam bagi seorang Bella, ya hampir setiap malam ia selalu meratapi apa yang terjadi pada keluarganya. Ia memutar kembali memori ingatannya yang dulu, dan menangis hanya itu yang bisa ia lakukan. Inilah sosok Bella yang di pikiran semua orang dia hanya seorang bad girl yang tak pernah dididik oleh orang tuanya, tapi dibalik itu semua Bella sangat rapuh.

Menarik napas perlahan kemudian Bella beranjak dari king size kesayangannya. Tah malam ini Bella entah ingin kemana.

Tiba tiba Bella tersadar.
"Ya ampun kok gue bisa ada disini sih, kapan nyampenya ya? Bego Bella bego," rutuk Bella pada dirinya sendiri.

Kembali Bella kembali menangis, entahlah dia hari ini rasanya sangat ingin menumpahknnya.

"Hiks... Hiks... Hiks semua bukan salah aku, aku nggak salah hiks... Hikss... Hiks." Isakan seorang Bella.

"Ngapain malam-malam di luar gini?" ucap seorang cowok, dan samar samar Bella seperti mengenali suara tersebut. Dengan gesit Bella langsung menyeka air matanya dan menatap siapa pria yang barusan mengajaknya bicara, Bella dan Rangga pun tiba-tiba saling tatap hampir beberapa detik.

"Lo ngapain malam-malam di luar?" tanya Rangga membuka suara setelah hening beberapa saat.

"Lo ngapain malam-malam di luar?" tanya Bella mengikuti apa yang di ucapkan Rangga barusan.

"Gue nanya bego, ya lo jawablah ini malah nanya balik. Aneh lo," kesal Rangga.

"Gue nanya bego, ya lo jawablah ini malah nanya balik. Aneh lo," ikut Bella lagi.

Hening kembali hening dua insan tersebut kembali ke pikirannya masing masing sambil duduk di tepi danau di taman ini.

"Lo ga balek?" kembali Rangga lagi yang membuka suara.

"Lo nanya ke gue?" tanya Bella yang sembari melihat Rangga.

"Nggak, gue nanya si permen lolipop strawbery bukan lo, jadi jangan geer," kesal Rangga.

"Hahahaha..." Tawa Bella pecah. "Eh permen lolipop strawberry? Itu kan permen kesukaan gue ogeb," rutuk Bella sambil menjitak kepala Rangga.

"Eh tu suara bisa di kecilin ga?" kesal Rangga. "Main jitak jitakkan segala lagi, ga punya sopan santun banget sih lo jadi adek kelas,"

"Hello... Adek kelas? Ga salah dengar gue?" ucap Bella dengan suara serak tapi masih bersifat judes.

"Lo kan adek kelas gue dodol,"

"Eh lo lupa ya? Ini di luar sekolah, dan biar lo tau kita lagi bukan di sekolah jadi apa untungnya gue sopan sama lo? Ga guna banget tau ga sih," kesal Bella.

"Lo sekolah ngapain aja sih?"

"Ya belajar lah, iya kali gue kesekolah main main. Eh tunggu gue kesekolah juga sambil main lah iya kali jualan bakso kan ga elit," jawab Bella seadanya dan tanpa beban.

"Kalo lo sekolah lo pasti diajarin sopan santun dong, percuma lo sekolah kalo ga punya sopan santun. Mending sekalian aja lo kagak usah sekolah, oh gue lupa lo kan nakal ya? Pantesan aja ga punya sopan santun," jawab Rangga tanpa rasa salah sedikitpun.

Bagaimana dengan Bella? Dia tertusuk, lagi-lagi dia diremehkan tidak cukup keluarganya saja yang berbuat semena mena padanya. Namun bukan Bella namanya kalau tidak bisa melawan seorang Rangga.

"Eh lo kalo ngomong jangan asal ceplos ya. Ini hidup gue, lo ga berhak ngehina gue. Mau gue nakal, mau gue dibilang ga bener, mau gue bodoh, mau gue ga punya etika sama sopan santun itu bukan urusan lo. Ga usah urusin hidup orang, kayak hidup lo yang udah bener aja!" bentak Bella pada Rangga.

Untuk ke sepersekian detik mereka terdiam. Rangga sadar dengan apa yang dia katakan pada Bella barusan tapi rasa gengsinya sangatlah besar, sehingga tak berniat minta maaf.

"Pulang yok, udah larut banget udah mau jam 12," ajak Rangga pada Bella.
Dengan cepat Bella berdiri dan pergi meninggalkan Rangga sendirian, tanpa menggubris ajakan Rangga barusan. Melihatnya saja pun Bella tak mau, rasa kesalnya sangatlah besar pada Rangga.

Rangga pun langsung berdiri dia melihat Bella yang telah berlalu begitu saja.

"Ahk sialan kok bisa sih gue ngomong gitu barusan. Rangga kok lo oon banget sih," rutuk Rangga pada dirinya sendiri.

Tanpa pikir panjang lagi Rangga langsung bergegas untuk pulang.

🌈🌈🌈

To Be Continued...

Writing By DwiBerutu

Jangan lupa vote dan komentarnya ya
Dan juga krisarnya...

Salam dari Literasi Pelangi Squad🌈

RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang