Part 26 || ❄Rangga❄

221 5 0
                                    

🌈🌈🌈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌈🌈🌈

"Jauhin Rangga!" ucap Keisya. Di koridor. Ketika Bella melewati Keisya yang entah sedang apa. Menunggu Bella keluar kelas mungkin.

Bella tersenyum dibuatnya. Ngajak ribut emang ini kakak kelas.

"Lo siapa?" tanya Bella. Melipat tanganya di dada.

"BACOT, jauhin Rangga!" murka Keisya.

"Oh gue tahu, lo cuman masa lalunya. Dan... sekarang datang minta balikan?" Bella tersenyum meremehkan, "Cantik banget alurnya."

"Lo harus tahu diri, lo cuman orang baru di kehidupan dia, jangan belagu. Lihat penampilan lo semua aja Rangga jijik."

Bella memcodongkan tubuhnya. "Dan lo harus tahu, lo cuma Mantan, lo tahu kata mantan?? BEKAS, SAMPAH." Lalu tertawa kecil.

"KURANG NGAJAR?!" murka Keisya. Nafas mengebu gebu. Sangat tempramen banget.

Tak perlu waktu untuk mengumpulan SDA di sekolahnya. Dalam hitungan detik koridor kelas 10 Sudah sangat ramai. Seperti semut yang mengerubuti gula. Membentuk bulatan manusia.

PLAK

Keiysa menampar pipi kiri Bella, sontak Bella terkejut, Bella meraba pipinya. Sudah dua kali pipi ini jadi tamparan.

"Mau ngomong apa lagi?" tanya Bella. Dia mulai emosi.

"PEMBUNUH!"

"Pembunuh?" tanya Bella kecil.

"Semua orang di sekolah ini harus tahu. Lihat lihat dia sekarang!" teriak Keisya. Seraya menunjuk satu persatu orang orang.

Dirga? Yang tahu cuman dirga.

"Lo bunuh adek lo sendiri, dia gak berdosa, LO SADAR? Jahat banget, pantes aja kelakuannya kaya gitu," ucapan Keisya makin jadi.

Air mata Bella mulai jatuh. Bibir Bella begetar, isakan tangis Bella mulai terdengar. Walaupun kecil. Bella merunduk.

"Harusnya lo di jeruji besi. Gak di sini, lo harus ngerasain dingin lantai penjara. Biar mulut gak kurang ngajar," tunjuk Keisya pada muka Bella. Keisya buat Bella makin tersudut.

"LIHAT - LIHAT! Lo semua harus jauhin dia... Dia orang jahat pembunuh. Gue gak mau Rangga dekat dekat sama orang jahat kaya lo."

Bella hanya menunduk, air mata di pipinya mengalir dengan deras. Ya Allah... Gak cukup Bella menderita di rumah?

"Gak nyangka di sekolah kita ada pembunuh."

"Jahat banget."

"Pantesan aja kelakuannya."
Sahutan dari beberapa orang.

Bella mendengar itu... Bella tidak tuli, Bella dengar.

Bella beranjak pergi berlari. Sampai kakinya terasa sangat lelah ia memutuskan untuk berhenti.

RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang