Part 17 || ❄Rangga❄

192 7 0
                                    

Jangan lupa play mulmed juga ya guys, biar feel-nya lebih kerasa:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa play mulmed juga ya guys, biar feel-nya lebih kerasa:)

❄❄❄

Maafin kakak.

Semua terasa menyesakkan. Tidak dianggap. Tidak dihargai. Tidak disayangi. Seakan makhluk tak kasat mata. Ada namun tak terlihat. Apalagi itu dilakukan oleh kedua orang tuamu sendiri. Bagaimana rasanya?

Bella sudah muak dengan ini semua. Apakah di dunia ini tidak ada yang menginginkan dirinya lagi. Sampai Rangga pun yang dikira tulus dengan dirinya, ternyata juga membuat sakit hatinya.

Bella sadar, ia memang bukan siapa-siapa bagi Rangga. Namun, seiring berjalannya waktu rasa itu perlahan-lahan mulai tumbuh. Rasa nyaman, damai, dan seakan merasa dilindungi. Bagaimana ekspresi Rangga saat tahu Bella terluka, Rangga yang tetap sungguh-sungguh mengajari Bella meskipun ia terkadang tidak serius, senyumnya yang begitu menenangkan, dan perlakuan-perlakuan manis lainnya yang membuat Bella senang.

Bella memang sudah memiliki Alycia sebagai sahabat yang baik. Memiliki bik Marni yang menyayanginya setulus hati. Tapi Rangga? Tentu saja berbeda dengan mereka.

Apakah Rangga hanya menganggap Bella sebagai teman?

Sosok Rangga bagi Bella, dia adalah orang yang dingin, cuek, tapi perhatian. Bella tak melihat Rangga bersikap seperti kepada dirinya untuk orang lain. Kecuali, ya kecuali dengan Keisya.

Bella akui ia tidak rela Rangga lebih mementingkan Keisya. Cemburu? Bolehkah ia cemburu? Memangnya Bella siapa?

Getir. Pahit sekali hidup ini. Semesta jahat sekali padanya.

Aaaaarrrggghhh

Mengacak rambutnya frustasi. Tanpa sadar Bella menjatuhkan figura yang sejak tadi digenggamnya.

Kaca itu pecah. Bella kebingungan. Cepat-cepat ia mengumpulkan potongan kaca itu.

Saat mengumpulkan beberapa potongan, tanpa sengaja tangannya tergores serpihan kaca.

Bella meringis kesakitan. Tiba-tiba sosok adiknya datang lagi. Namun wajah dan tubuhnya berlumuran darah. Baju putihnya juga berlumuran darah.

"Kamu mau kakak ngerasain sakitmu juga?" Tanya Bella pada sosok adiknya tersebut.

Sosok itu hanya diam. Melihat dengan tatapan kosong. Lalu sosok itu perlahan mendekat.

Diam ditempat Bella menyaksikan adiknya yang berjalan ke arahnya. Bella menyambut uluran tangan adiknya. Naas, tidak bisa digenggam. Kemudian sosok itu hilang.

"Dek, kamu pergi kemana? Jangan pergi lagi kakak tidak punya teman disini."

Bella menangis menjadi-jadi.

Teringat sosok adiknya yang datang dengan tubuh dan baju yang berlumuran darah, Bella jadi ingin merasakan yang dirasakan adiknya.

Darah bercucuran dari tangannya yang tergores tadi. Bella membawa salah satu potongan kaca yang cukup tajam. Ia berjalan menuju kamar mandi. Ia duduk di atas kloset yang ditutup tak lupa ia menyalakan shower.

RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang