- Buat Yts. Alm. Sachi (Salsabilla H.)
Keras sekali hatimu, mana kangenmu?
Sampai tak pernah kau berkunjung kepadaku?Bulan yang pudar nyungsep ke laut matamu yang dalam sesaat sebelum cahayanya pecah membentur ke permukaan. Sebermula kita adalah jumpa.
Sebelum mata kita menjadi mata kata, berkaca kata pada cermin dan bertanyalah ia, "milik siapakah rindu yang paling paripurna?". Cermin menjawab, "dia".
Sungguh..
Keras sekali jiwamu, mana rindumu?
Sampai tak pernah kau bertamu di ranjangku?Pada jingkrung selimut dan bantal-bantal aku menenggelamkan diri. Ingin aku merengek mengakui dosa, namun sekujur tubuhku merinding saat ku temukan butiran-butiran air matamu awet tersimpan pada kaleng-kaleng susu.
Sebelum mata kita menjadi mata jiwa, berkaca jiwa pada cermin dan bertanyalah ia, "milik siapakah kesepian akut yang amat radikal itu?". Cermin menjawab, "aku".
(2019)

KAMU SEDANG MEMBACA
1995
PuisiBerikut merupakan manuskrip berisi sekumpulan puisi saya yang tidak ingin saya beri terbit, karena saya memang tidak mau saja. Isinya sajak-sajak ketika awal mula saya coba-coba menulis puisi. Beberapa ide/penggalan baris atau bait/potongan diksi/ko...