5. Keluarga baru

5.9K 373 0
                                    

Mereka berdua kini sudah ada di dalam mobil, dan Charlote langsung menghapus riasan tipisnya yang luntur akibat menangis, sungguh ia benar-benar sakit hati mendengar penuturan hakim itu, ternyata benar firasatnya kalau ada yang tidak beres.

"Balas" Ujar Charlote lirih sambil menatap suaminya dengan lekat.

"Off course" Ujarnya.

Tak lama ia menelfon salah seorang manager disalah satu cabang perusahaannya yang juga merupakan tangan kanannya.

"Hallo Martin ?" Panggill Mahesa saat telfonnya sudah tersambung dengan orang kepercayaannya yang bernama martin itu.

"ya tuan ? Ada apa ?"

"Putus semua kerjasama kita dengan perusahaan Sanjaya Center " Ujarnya dingin.

"a-apa ? Tapi itu akan merugikan perusahaan kita tuan, Mahesa group sudah bekerjasama dengan Sanjaya center cukup lama"

"kita tidak akan mengalami kerugian apapun secara finansil, Martin"

"iya, kerugian ya-yang saya ma-maksud adalah dalam artian pandangan para kolega bisnis nanti, mereka mungkin akan menyangka dan menilai kita adalah perusahaan yang tidak bisa diajak kerjasama "

"itu hal yang mudah martin, serahkan pada saya, lakukan apa yang saya perintahkan, tidak ada bantahan" ucapnya final

"ba-baik tuan"

"oh ya dan satu lagi. Serahkan kembali semua investasi Sanjaya center kepada pemiliknya dan jangan berikan sepersenpun bunga dari deposit yang sudah mereka tanam dan simpan di Mahesa group"

"tu-tuan"

"apa lagi ?"

"hal itu bisa mengguncang Sanjaya Center dari sisi finansial "

"memang itu tujuannya" Ujar Mahesa seraya menyeringai tajam lalu memutus sepihak telfon digenggamannya.

"Kita mau kerumah sakit? " Tanya Charlote lagi.

"Enggak, kita pulang dulu kerumah kamu kayaknya kecapekan"

Charlote menggeleng kuat, ia memang lelah tapi membayangkan wajah polos itu segala lelahnya seolah menguap entah kemana. Dia menyayangi dera bahkan saat pertama kali menatap binar bahagiannya dalam pelukan Charlote.

"Tapi kamu harus istirahat, lagi pula udah ada yang jagain Dera disana" Ujar Mahesa memberi pengertian.

"Aku bersumpah kalau aku yang bakalan pertama dia lihat waktu dia siuman" Ucapnya dengan nada serius dan penuh tekad. Mahesa hanya mengehela nafas pendek dan menganggguk.

"Yaudah kalau gitu kita pulang sebentar. Kamu mandi sama ganti baju, liat tuh kamu berantakan banget" Kata Mahesa sambil mengusap puncak kepala istrinya, Sedangkan yang diusap hanya mengangguk ragu, berharap dalam hati, tekadnya bisa terpenuhi.

Saat mereka sudah sampai sebelum masuk gerbang ia menatap sebentar rumah sampingny, rumah sahabatnya dulu, tapi itu dulu.

"Pak tamim, bapak liat tetangga kita keluar rumah?" Tanya Mahesa pada satpamnya.

"oh, rumah yang bapak datengin kamarin malem? "

"Iya"

"Iya pak, saya liat tadi sekitar jam 10 an dia keluar terus jam 1 tadi ia balik lagi tapi sama cewek" Mahesa mengeratkan pegangannya pada setir.

"Makasih pak" Ujarnya singkat lalu kembali melaju memasuki bagasi. Setelah itu mahesa keluar disusul Charlote di belakangnya.

"Kira-kira siapa? " Mahesa bergumam,

Sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang