53. Seoul

3.4K 219 2
                                    

Flashback on

Rio begitu terpukul dengan kabar meninggalnya dera. Ia terus mengurung diri dikamar, bahkan dihari pemakaman dera sekalipun, ia tidak datang. Ia tidak yakin jika hatinya sanggup melihat tubuh kaku dalam peti itu dimasukan kedalam tanah yang gelap dan lembap. Saat tengah merenung ponselnya bergetar, ia melihat nama pamannya, namun ia acuhkan, tak berapa lama ponselnya begetar lagi, masih ia acuhkan sampai akhirnya

Drrrrttt...... Drrrttt...... Drrrtttt....

"hallo ?" rio akhirnya mengangkat telfon itu
"hallo rio, kamu dimana ?"

"dirumah "

"ohhh"

"om ada apa, kok tumben nelfon rio ?"

"kamu tau gadis yang bernama Liana Derani Stevilla ? Yang kemarin masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri ?" seketika tubuh rio menegang

"i-iya om, rio tau, memangnya kenapa ?"

"bisa kamu kerumah sakit sekarang ?"

Rio segera mematikan ponselnya dan langsung bergegas menuju rumah sakit. Ia melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata, setelah sampai, ia langsung mendatangi resepsionis dan menanyakan ruangan pamannya, setelah itu rio segera bergegas dan masuk kedalam ruangan yang penuh dengan aroma obat tersebut

"om " rio langsung duduk dan menatap penuh tanya

"rio, cepat sekali kamu datang" ujar pamanya

"ada apa ?" ujar rio to the point

"kamu tau ? dera adalah pasien om" ujarnya " dia yang dilarikan kerumah sakit ini karena percobaan bunuh diri" ia membenarkan posisi kacamatanya lalu kembali berujar "dia sempat kritis selama satu hari, dan ajaibnya keadaanya justru semakin membaik, bahkan beberapa jam setelah ia kritis"

"terus ?"

"sebenarnya....... " ia menatap rio dengan ragu " gadis itu masih hidup "

"APA ?!" rio berteriak kaget

"ya, gadis itu sadar sehari setelah masa kritisnya. Ia menangis meraung dan marah pada om karena om menyelamatkan hidupnya, dia bilang ingin mati dan tak mau lagi hidup didunia ini"

"tapi....." rio menggantungkan pertanyaannya

"tidak rio, gadis itu tidak mati seperti yang orang orang ketahui. Setelah tangisnya mereda, dia menceritakan kisah hidupnya pada om, jujur saja waktu mendengar semua ceritanya, om ikut menangis padahal om tidak tau apakah itu benar atau hanya sekedar kebohongan"

"dia meminta om untuk membunuhnya, dan tentu saja om tolak mentah mentah, hingga akhirnya kami menemukan titik tengah, dia..... "

"dia kenapa om ?! " kejar rio

"dia meminta om untuk memalsukan kematiannya, mengabarkan kepada keluarganya bahwa ia sudah tiada padahal sebenarnya ia pergi"

"kemana ?!"

"om tidak tau persisnya, ia bilang akan pergi ke tempat yang jauh, om simpulkan mungkin luar negri, om tidak tau, tapi kalau dia benar benar keluar negri, gadis itu pasti akan menggunakan bandara soekarni hatta, karena itu adalah satu satunya bandara internasional yang paling dekat"

Tanpa menunggu lama, rio bergegas keluar dari ruangan pamannya, ia berlari sekuat tenaga, berharap dalam hati, semoga dera belum berangkat, walaupun kemungkinannya sangat kecil, tapi setidaknya dia harus mencoba

Setelah sampai dibandara, rio berlari masuk, ia mencari cari keberadaan gadis itu, ia hampir menyerah saat 2 jam pencariannya tak membuahkan hasil. Pikirannya mengatakan bahwa gadis pujaannya itu sudah pergi dari sini, namun matanya menangkap sosok gadis berambut panjang yang tengah menatap kosong ke arah luar

Rio menggeleng, itu pasti bukan dera. Namun postur tubuh gadis itu sangat mirip dengan dera, rio menguatkan hatinya, ia menarik nafas dan.....

"kamu mau kemana dera?! " gadis itupun berbalik, dan rio menahan nafasnya, dera, gadis itu belum pergi, dan dia.....

Masih hidup

Flashcback off

Disisi lain......

Tepat pukul 8 malam ia sudah sampai di kota seoul korea selatan, entah lah, hatinya mengatakan bahwa lebih baik dia tinggal disini. Banyak orang bilang bahwa seoul adalah kota magic, keajaiban akan terjadi dikota ini pada penduduknya. Dera tak berharap banyak, karena ia tau itu hanya mitos belaka, namun tak bisa dipungkiri bahwa hati kecilnya mengharapkan keajaiban itu. Keajaiban yang mungkin bisa merubah hidupnya atau paling tidak, takdirnya

"kamu tidak membawa koper ?" dera sedikit terkejut saat teman satu kursinya menegur

"tidak" jawab dera sambil tersenyum tipis

"benarkah, bagaimana bisa kamu bepergian sejauh ini tanpa membawa apapun ?!" ujar gadis itu kaget

"iya " dera hanya tersenyum tipis

"sebentar" perempuan itu membuka kopernya dan mengeluarkan sebuah mantel tebal

"ini, pakailah, ini milik ku. Kota seoul saat ini suhunya -2 derajat, jaket kamu tidak cukup tebal untuk menghalau angin musim dingin apa lagi pada malam hari seperti ini"

"kamsahamnida (terimakasih)" dera membungkukan badannya

"ah sudahlah tidak apa apa, oh iya memangnya kamu mau kemana ?"

"aku mau kerumah sakit " ujar dera pelan

"mwo (apa) ?" perempuan itu menatap dera heran "apa kah kamu sakit ?"

"ah tidak , hanya luka jahitku terbuka saat di bandara soekarno hattta waktu tadi " ujar dera

"mau aku antar ?"

"ah tidak perlu, aku bisa kesana seorang diri, sangat tidak enak terus menerus merepotkan orang yang bahkan baru aku kenal dan sudah merelakan mantelnya untuk ku " ujar dera lembut

"ah tidak perlu sungkan seperti itu" ujar perempuan itu tersipu

"baiklah kalau begitu, aku duluan yah, jaga diri baik baik, najung-e boja (sampai jumpa)" perempuan itu melangkah pergi dan dera memberinya seulas senyum manis

Setelah perempaun itu pergi, dera merasakan angin malam mulai menusuk tulangnya, ternyata perempuan itu benar, Seoul benar benar dingin malam ini, beruntung ia bertemu dengan perempuan itu, kalau tidak ia mungkin akan mati kedinginan bahkan sebelum sampai dirumah sakit untuk menjahit lukanya

Dera mendatangi sebuah rumah sakit dan mendaftar, setrlah emnunggu beberapa lama akhirnya gilirannya sudah tiba. Setelah selesai menjahit lukanya, dera pergi dari rumah sakit itu dan menyusuri jalan setapak menuju satu gedung mewah, ia berjalan kearah resepsionis dan menunjukan sebuah surat, setelah itu resepsionis memberikan sebuah kunci kamar, dera memasuki lift dan menekan tombol 60, ia memandang kuncinya dengan tatapan kosong, dari 60 lantai dibanguna megah ini, mengapa ia harus mendapatkan lantai teratas ? Menyebalkan.

Ia sebenarnya sudah membeli salah satu kamar di lantai 17 dan sudah deal. Namun entah bagaimana managernya mengubah kamarnya menjadi lantai paling atas. Ia sempat protes, namun setelah tau jika kamar dilantai 60 lebih luas dan ia mendapatkan potongan harga 30% juga rooftop yang akan menjadi miliknya, maka dera mencoba untuk menyetujuinya

Dan saat ini dera tengah berada didalam sebuah apartemen besar dan mewah dengan pemandangan kota seoul yang indah. ternyata benar, seoul adalah kota yang tidak pernah pernah tidur, bahkan disaat menjelang tengah malam seperti inipun jalanan masih padat.

Sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang