25. sebuah kebenaran

4K 268 4
                                    

Dera semakin panik kala benda yang ia cari tidak ia temukan, wajahnya sudah pucat pasi kala mengingat seberapa berharganya benda itu

"nona anda mencari apa   ?" tanya felly heran

"a-aku" dera tidak tau harus menjawab apa, ia butuh bantuan, tapi ia tidak ingin memintanya, ia takut jika seseorang mengetahui tiara dengan harga fantastis itu,  besar kemungkinan tiara itu akan lenyap ditangan para orang orang tak bertanggung jawab.

Dera mengumpat kesal dalam hatinya,  kenapa tadi ia tidak memeriksa bawah bantalnya dan kenapa juga dia lupa bahwa dia meletakan tiara itu disana. Dera menatap felly yang tengah melihat arlojinya lalu felly balas menatap dera dengan senyum penuh arti

"waktunya makan nona " felly menunjukan arlojinya dan dera hanya mengangguk, felly kembali mendudukan dera di kursi roda dan membawanya menuju meja makan disana sudah ada zura, dera menggeleng tidak habis pikir melihat meja sepanjang 3 meter dengan makanan yang penuh sesak memenuhinya, setelah menempatkan dera disamping zura, felly segera mundur dan berdiri dibelakang nonanya

"kenapa makanannya banyak sekali, apa ada orang lain yang mau makan disini ?" tanya dera, zura tersenyum manis melihat cucunya sudah seperti sediakala

" nenek ngak tau makanan kesukaan kamu apa, jadi nenek suruh semua chef dirumah ini untuk masak semua masakan yang ada" kata zura menjelaskan

"kenapa  ngak tanya dulu ke dera  ? Kan jadinya ngak usah masak sebanyak ini, kan sayang kalau ngak habis nek" ujar dera tidak nyaman, mendengar perkataan itu membuat zura lagi lagi tersyum, ternyata cucunya selama ini tumbuh menjadi anak yang baik dan sederhana walaupun dibesarkan di tengah orang orang yang sering menyakitinya

"ngak mubazir kok,  nanti kalau ada sisanya, itu untuk para pelayan disini " jelas zura

"tetep ngak bakalan abis nek,  inikan banyak banget" dera kembali berucap

"pelayan disini ada 33 orang ditambah 20 bodyguard plus desna dan felly sebagai asisten pribadi,  jadi semua makanan ini pasti cukup atau bahkan mungkin kurang"

"a-apa  ? Sebanyak itu   ?" yang dera tanyakan bukanlah jumlah makanannya melainkan jumlah pelayan dan bodyguardnya, untuk pelayan mungkin dera masih merasa wajar,  karena mansion sebesar ini tidak mungkin bisa dihandle hanya oleh beberapa pelayan, tapi  ? Bodyguard  ? 20  ? Untuk apa   ? Toh jika dilihat lihat zura adalah orang yang jarang keluar rumah, lantas untuk apa bodyguard  sebanyak itu  ?

Entah lah dera sedang terlalu pusing memikirkannya, ia mulai makan bersama zura dengan diselingi sedikit perbincangan ringan

"jadi ? Gimana kehidupan kamu selama tinggal bersama reno ?" tanya zura 

"uhuk uhuk" dera tersedak mendengar pertanyaan itu, felly yang berada dibelakangnya segera menuangkan air kedalam gelas dan memberikannya kepada Dera,  setelah meminum air itu dera segera menarik nafas dengan rakus,  ia benar benar sesak saat tersedak tadi

"dera kamu gapapa  ?" tanya zura,  dan dera hanya menggeleng

"maaf nenek ngak bermaksud membuat kamu kaget " ucap zura penuh sesal. Dera menggeleng  pelan

"gapapa,  ngak masalah" dera memberi kode kepada felly untuk membawanya dan felly mengangguk ia segera berlalu meninggalkan zura yang tengah mengepalkan tangannya, sepertinya dera mengalami trauma,ia benar benar akan menghukum reno atas apa yang telah ia lakukan pada cucu kesayangannya

Zura segera bangkit dan menyusul dera menuju taman belakang, ia melihat dera yang tengah meinta felly untuk membiarkannya sendirian terlebih dahulu dan felly mengangguk lalu pergi, saat berpapasan dengan zura ia berbisik

"nona sedang banyak pikiran,  saya harap nyonya tidak membuatnya menjadi lebih rumit lagi " ucap felly serius dan zura hanya mengangguk

Ia mendekati  dera dan menyentuh bahunya membuat dera terlonjak kaget

"ne-nenek  ? Nenek lagi apa disini  ?" tanya dera

"ada yang mau kamu tanyakan pada nenek hm   ?" ujar zura serius namun penuh kelembutan

Mata bening dera bergerak gelisah, terlalu banyak pertanyaan dalam fikirannya hingga ia bahkan kesulitan utuk mengelurkan salah satunya, dera memegang kepalanya,  ia merasa sangat pusing, zura yang melihat dera memegangi kepalanya dengan wajah pucat membuatnya khawatir

"dera kamu kenapa  ? Apa yang sakit-"

"ada satu pertanyaan" potong dera membuat zura terdiam seketika

"tapi bisakah nenek jawab dengan jujur" ujar dera serius dan zura segera mengangguk

"kenapa papah tidak pernah menyukai keberadaan dera dalam hidupnya  ?"  dera merasa bodoh karena seharusnya pertanyaan itu ia lontarkan pada reno bukan malah pada zura

"karna kamu bukan anaknya " ujar zura lembut

"APA  ?!" dera memekik kaget saat mendengar jawaban

"sebenarnya papah kamu bukan reno dera " ujar zura membuat dera semakin kaget, ia merasa jantungnya berhenti berdetak. Zura menghela nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, lalu kembali menatap dera dengan penuh keyakinan

"nenek rasa sudah saatnya kamu mengetahui segalanya dera" ujar zura

"mengetahui apa  ?! Tau Tentang apa  ?! Apa yang dera ngak tau  ?! APA ?!" dera merasa nafasnya sesak, ia terus memborbardir zura dengan bergam pertanyaan ia tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan antara marah, sedih,  kecewa,  semua bercampur menjadi satu

"kamu sebenarnya bukanlah anak reno dan gina,  kamu adalah anak Vero dan Liana"

"terus sekarang mereka dimana  ?! Kenapa mereka malah ninggalin dera  ?! Kenapa dera malah harus tinggal sama-"

"dera...." zura memegang bahu dera mencoba menenangkan "nenek akan bercerita asal kamu tidak memotong,  oke ?" dan dera segera mengangguk

"dahulu,  papah kamu vero,  adalah seorang yang sangat sukses,  ia mempunyai 51 perusahaan dalam berbagai bidang,  dari properti sampai penerbanganpun ia miliki, dibalik kesuksesannya menjadi pengusaha tentu saja selalu saja ada yang iri terhadap apa yang ia miliki" zura menatap kedepan dengan pandangan menerawang " suatu hari ada seseorang yang merencanakan sesuatu yang jahat untuk membunuh keluarga kalian,  dan orang itu adalah reno dan gina" dera membelalakan matanya tidak percaya mulutnya sudah terbuka hendak menyela namun zura meletakan jarinya pada bibir dera dan menggeleng

"mereka  hendak melakukan perjalanan menuju Amerika dangan pesawat pribadi,  namun kamu sakit hingga kamu tidak bisa ikut dan tetap dirumah bersama nenek.  Tepat pukul 7 malam seseorang menelfon nenek,  ia bilang bahwa pesawat pribadi Mereka jatuh ditengah lautan, mereka melakukan pencarian selama 1 bulan penuh namun yang ditemukan hanyalah jasad dua pilot dan vero sedangkan liana kembaranmu tidak dapat ditemukan jasadnya,  saat itu nenek benar benar terpukul, nenek segera menyuruh 17 detektif untuk melakukan penyelidikan karena nenek sudah curiga bahwa kecelakaan itu memang telah direncanakan,  3 hari kemudian, 17 detektif itu membawa reno dan gina pada nenek" zura menghela nafas emosinya kembali  tersulut saat mengingat kejadian itu

"reno dan gina mengaku bahwa memang mereka yang merencanakan pembunuhan itu, nenek marah sangat marah saat itu,  namun kemudian kamu menangis dan babysister membawa kamu keluar kamar membuat reno dan gina terbelalak melihat kamu masih hidup dan tidak terlibat kecelakaan itu" tangan zura sudah terkepal kuat mengingat kejadian itu " dan mereka memohon sambil bersujud untuk jangan melaporkan mereka ke pihak berwenang,  dan merekapun membuat sebuah penawaran,  mereka akan merawat kamu dan nenek tidak perlu melaporkan Mereka,  saat itu nenek menolak mentah mentah usulan mereka, namun melihat kamu yang masih polos dan tak tau apapun,  membuat nenek tidak kuasa jika harus melihat kamu terluka saat kemudian kamu tau kebenaranya,  akhirnya nenek menyetujuinya,  dan nenek memberikan salah satu perusahaan papah kamu pada reno untuk dia kelola karena nenek mau semua kebutuhan kamu tercukupi"

Sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang