"RUBI ! " dera memekik kaget saat mendapati rubi tengah menangis dibalik pohon besar, lututnya tampak berdarah dan gaunnya pun kotor, ditambah telapak tangan yang penuh tanah serta rambut yang berantakan
"kamu kenapa ?" tanya dera lembut, namun tak bisa dipungkiri jika dia panik
"ta-tadi aku jatuh hiks" rubi terisak membuat dera merasa bersalah karena lalai menjaganya
"yaudah sini" dera menrentangkan tangannya dan rubi masuk kedalam pelukannya lalu kemudian dera menggendongnya menuju tempat yang lebih terang, ia meletakan rubi dibangku taman yang kebetulan tepat disebelah sebuah lampu taman
Dera mulai mengelus rambut rubi mencoba merapihkannya sebisa mungkin, dilanjut dengan menepuk gaunnya untuk mengilangkan beberapa noda tanah, barulah ia beralih kelutut rubi yang berdarah, dera membersihkannya dengan hati hati menggunakan ujung bajunya, kemudian ia meniup lukannya
"udah malem, mamah papah pasti khawatir, pulang yah " ucap dera dengan nada memohon
"iya kak, maafin rubi yah bikin kakak khawatir"
Dera mengangguk kemudian ia menarik rubi kedalam gendongannya, ia mengeratkan pandangannya saat berjalan, rasa takut mulai menjalari pikirannya, karena suasana yang sepi apa lagi ditambah jalanan dengan pencahayaan yang remang remang membuat suasana kian mencekam
"kakak... "
"hm ?"
"rubi takut" suaranya melirih
Dera mengusap lembut lengan adiknya, mencoba menenangkan walaupun dalam hati ia ingin berlari ketakutan, namun ia tidak mungkin melakukan itu, selain karena ia takut jatuh karena sedang menggendong rubi, ia juga tidak mau dipandang sebagai kakak yang penakut dan lalai
"ada kakak disini, kamu ngak usah takut " kata dera mencoba menyamarkan suaranya yang bergetar
Dera menghela nafas lega saat ia sudah ada di depan rumah, dera mulai masuk, ia membuka pintu dengan satu tangan, membuatnya cukup kerepotan
Tiba tiba saja saat pintu sudah terbuka seseorang merebut rubi dalam gendongannya membuat dera hampir berteriak, tapi melihat yang merebut rubi adalah alexa membuatnya kembali mengatupkan mulutnya, yang patut ia takutkan kali ini bukan lagi jalan sepi dan remang namun papahnya yang sedang menatapnya tajam
"kamu bawa kemana anak saya sampai jam segini hah ?!" ucapnya dingin ia memandang gaun rubi yang kotor, rambutnya yang berantakan, dan jangan lupakan luka dilututnya
"ma-maaf pah, ta-tadi dera ngajak rubi main ke taman-"
"sampai malam ?" potong reno sengit
"pah-"
"Lihat ?! Kamu lihat dengan mata dan kepala kamu sendiri" reno mencengkeram rahang dera dan menariknta hingga ia menatap kearah rubi yang tengah berkaca kaca
"dia terluka" ucap reno datar
"pah, aku cuma mau ajak rubi main"
"jangan pernah ajak anak saya main lagi, saya tidak mau rubi terluka seperti saat ini, kalau kamu yang terluka atau mati sekalipun saya tidak peduli tapi saya tidak mau melihat rubi lecet walau hanya seinci"
Dera membelalakan matanya tidak percaya dengan kalimat tajam yang dilontarkan papahnya itu
"ke-kenapa ?" suaranya mulai bergetar
"apa ?!" sahut reno sengit
"kenapa papah ngak memeperlakukan aku seperti halnya rubi, Kenapa papah benci aku, padahal aku ngak pernah berbuat apapun sama papah, kenapa papah ngak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad girl
Teen FictionNamanya Liana Derani Stevilla. Gadis cantik yang bernasib jelek. Terlalu banyak orang yang menoreh luka dalam kehidupannya membuat ia terkadang berfikir mengapa tuhan sejahat itu padanya dan terkadang sekelebat niat untuk mengakhiri hidupnya juga da...