12. kembali

4.2K 284 5
                                    

"welcome home, dera" alexa menyambut hangat kedatangan dera kembali kerumah mereka

"makasih, m-mah " ucapnya masih terbata

"iya, mulai sekarang kamu panggil saya mamah" kata alexa lembut dan dera hanya tersenyum, ia melihat kearah papahnya tapi pria itu hanya diam dengan tatapan dinginnya, reno masih saja diam dengan pandangan menusuk

Dera hanya diam diperhatikan dengan tatapan seperti itu, akhirnya ia mengedarkan pandangan nya kesegala arah mencari sesuatu yang dapat mengalihkan perhatiannya

Iris matanya menatap seorang gadis kecil yang berdiri memeluk sebuah boneka yang ia yakin, bahwa boneka itu adalah bonekanya dulu, boneka kesayangnya, yang ia dapatkan dari mamahnya

Dera berdeham pelan mengalihkan perasaan tidak ikhlas di dalam hatinya melihat boneka kesayangannya itu dipeluk oleh anak lain yang tak lain adalah adik tirinya sendiri

Dera menarik nafas mencoba menerima kenyataan, kenyataan bahwa dirinya akan kembali tersiksa. Kenyataan bahwa dirinya telah ditinggal sendirian

"hai, nama kamu siapa? " dera berjongkok dihadapan anak itu

"rubi" jawab anak itu malu malu, membuat dera gemas, ia mengulurkan tangannya hendak mengacak surai sang adik namun sebuah tangan menepis tanganya dengan kasar

Dera mengaduh pelan, ia mendongkak dan melihat ayahnya yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam dan menyiratkan ketidaksukaan, dera mengangguk paham ia menarik kembali tangannya

"jangan.pernah.sentuh.anak.saya" ucap reno penuh penekanan, hati dera terasa seperti tertusuk mendengar pernyataan sang papah
Dera berusaha agar air matanya tidak keluar, ia menunduk lalu menarik nafasnya mencoba mengalihkan rasa sesak didalam dadanya

"mas kamu ngak boleh gitu, inget apa kata ibu" alexa berbisik pada sang suami dan dera bisa mendengar itu dengan jelas, ia tersenyum pahit, dirinya disini hanya untuk dimanfaatkan dan dia harus menerima segalanya

Selamat tinggal kehidupan manis. bisiknya dalam hati, karena ia tahu hari ini adalah awal kehidupan kelamnya kembali terulang

"dera, ayo kekamar kamu" alexa menyentuh bahu dera membuatnya mendongkak dan mengulas senyum tipis

Alexa dan dera berjalan kelantai dua rumah, ia berjalan menuju keujung lorong, dera mengernyit tidak paham saat ia melewati kamarnya dulu, jika kamarnya bukan disitu lantas ia akan menempati kamar yang mana
"nah ini kamar baru kamu dera, maaf yah, mamah udah bilang ke papah kamu supaya kamu nempatin kamar tamu aja tapi papah kamu malah marah dan ngak ngizinin kamar tamu itu kamu tempati" jelas alexa

Dera lagi lagi tersenyum pahit, ia menatap nanar pintu didepannya, dulu itu adalah gudang, tempat yang paling dera hindari dirumah ini, selain karna gudang itu seram tapi juga berdebu

"makasih" ujar dera singkat lalu membuka kenop pintu, ia menyalakan saklar lampu, lalu menatap ruangan itu, hanya ada satu single bed dan nakas disampingnya, di sudut ruangan ada sebuah lemari dan disampingnya terdapat meja belajar

"uhuk uhuk" dera terbatuk, ia mengibaskan tanganya mencoba menghalau debu

Dibersihkan sekalipun ini adalah bekas gudang, debu tebal tidak akan mudah hilang begitu saja. Dera menatap jendela diujung kamar ia memandang keluar dengan pandangan nanar, ia ingin menangis mendapat perlakuan seperti ini

Papahnya begitu tega menempatkan ia di bekas gudang yang masih dipenuhi debu padahal sang papah tau bahwa ia punya riwayat asma, apakah papahnya memang berniat membunuhnya secara perlahan?

Dera menggeleng ia menepis semua perkiraannya namun tak bisa ia sangkal bahwa sebagian dirinya meyakini hal itu

"aku harus kuat, ini baru hari pertama,  aku harus bisa " dera memukul dadanya mencoba menghilangkan rasa sesak

"kakak  ?" seseorang memanggilnya

"rubi  ?"

"kakak, kak dera kan  ? Kakak baru aku  ?" kata rubi, kemudian rubi mendekati dera dan duduk disampingnya

rubi mulai mengoceh tidak jelas kesana kemari, namun dera tetap mendengarkannya dengan seksama seolah itu adalah dongeng terindah

"kak, tahun depan rubi masuk ke sd loh" kata rubi bangga

"oh ya? "

"iya, rubi udah ngomong sama papah kalau rubi pengen satu sekolah sama kakak, terus papah ngizinin rubi sekolah ditempat kaka sekolah" katanya bangga dan dera hanya tersenyum penuh arti, sepertinya papah benar benar menyayangi rubi hingga apapun keinginan putri kecilnya  itu selalu ia turuti dan usahakan

"rubi makan yuk" suara alexa menginterupsi percakapan mereka

"kak ayo makan" rubi menarik tangan dera dan dera mengikutinya hingga meja makan, rubi duduk disamping sang papah, dera melihat dengan perasaan iri, dulu itu adalah tempatnya, akhirnya dera duduk disamping alexa

"mau ngapain kamu duduk disitu ?" tanya reno dingin

"a-aku mau ma-makan pah" ucapnya gugup

"memangnya Siapa yang mengizinkan kamu duduk disana, hah?!"

"te-terus aku du-duduk dimana pah"

"mulai sekarang kamu makan di dapur sendirian " kata reno tegas

Matanya mulai berkaca kaca, namun ia menggeleng ia tidak mau terluka lebih dalam dengan mendengar semua omongan sang papah akhirnya ia mengiyakan perintah reno

Dera bangkit dengan sepiring nasi dan lauk pauk yang sudah ia bawa

PRANG!!!!!!

reno membanting piring yang ia bawa, membuat dera terlonjak kaget

"MAS ! " Alexa menegur

"jangan harap kamu boleh menikmati hasil masakan istri saya, syukur syukur saya masih mau menampung kamu, jangan berharap kamu bisa makan tanpa usaha " bentak reno membuat dera kini bukan lagi berkaca kaca namun sudah menangis terisak

"ta-tapi papah yang bawa aku lagi kesini, bukan aku ya-yang mau, kalau pa-pah ngak suka dan ngak mau aku di-disini kenapa papah ambil aku Dari keluarga daddy" dera mulai berteriak menangisi ketidak adilan papahnya

"DIAM  !!!, KALAU BUKAN KARENA NENEK TUA ITU SAYA JUGA TIDAK MAU MEMUNGUT ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG SIPERTI KAMU" reno balas berteriak tepat didepan wajah dera membuat dera beringsut mundur karena ketakutan

Dera merasakan usapan dibahunya

"mas udah dong" alexa menegur kembali

Ia kemudian menuntun dera menuju dapur, alexa mendudukan dera di sebuah pantry

"kamu yang sabar yah " ucap alexa dan dera diam , disaat seperti ini ia jadi rindu keluarga mahesa, keluarga yang selalu memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan tentunya jauh lebih baik dibandingkan keluarganya sendiri

Alexa kemudian meninggalkan dera seorang diri di dapur. Dera sudah kehilangan nafsu makannya, ia menunduk menatap ujung sepatu kets yang ia kenakan. Sepatu branded yang dibelikan charlote, dera tersenyum sendiri saat mengingat bagaimana proses sepatu ini bisa sampai dibeli oleh charlote

Wanita cantik itu selalu membelikannya barang barang branded bahkan kebanyakan dari barang barang yang dera pakai tidak dijual dipasaran karena didesain khusus untuknya, charlote memperlakukan dan menjaganya seperti putri kandungnya sendiri,  sangat berbanding terbalik dengan keluarganya

Sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang