"gu-gue benci sama dera" ujar vio di dengan air mata mengalir
"emangnya dia pernah salah apa ke lo , hah ?! " ujar vano dengan suara tercekat
"DIA ITU PUNYA SEGALANYA VAN ! DIA KAYA, CANTIK, DAN DIA DAPETIN LO DI NGAN GAMPANG SEDANGKAN GUE YANG UDAH BERJUANG BERTAHUN TAHUN BAHKAN NGAK PERNAH LO LIRIK SEDIKITPUN !"teriak vio dengan histeris
"BUKAN BERARTI LO BISA NGELECEHIN DIA KAYA GINI, JALANG ! "
"LO NGAK BERHAK MANGGIL GUE JALANG !!!" ujar vio emosi " karna semua ini bukan sepenuhnya sala gue !"
"terus salah siapa ?! DERA BAHKAN NGAK PERNAH BIKIN SALAH APAPUN KE ELO !"
"lo ngak bisa nyalahij gue sepenuhnya van !" vio melangkah sambil mendongkak lalu menunjuk ke wajah vano " karna kalau bukan karna lo, gue juga ngak bakalan bikin dera malu kaya gini, LO ITU ALASAN DARI SEMUA HAL YANG GUE LAKUIN !!!"
vano menjambak rambutnya frustasi, ia berjalan memutar, air matanya sudah tak mampu ia bendung, vio yang melihat seorang vano yang tegas dan dingin menangis pilu semakin mengiris hatinya dan membuat rasa bersalah kian besar dalam hatinya
"gu-gue minta maaf van " vio jatuh terduduk dihadapan vano yang tenga menjambak rambutnya
"gue jijik sama lo !" ujar vano tajam lalu pergi sambil sesekali mengusap wajahnya dengan kasar meninggalkan vio yang maish terduduk sambil menangis terisak
Vano melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia harus segera meminta maaf kepada dera sebelum segalanya terlambat. Sedangkan disisi lain, vivi sudah sampai di mansion super besar itu, ia berlari terponggoh ponggoh, tidak ada waktu untuk mengagumi istana mewah tempat dera berada, tujuan utamanya adalah mengeluarkan dera dari jerat kefrustasiannya saat ini
Saat masuk ke mansion itu ia melihat seorang wanita muda dan tua tengah berperlukan sambil menangis, ia segera menghampiri mereka dan bertanya
"permisi, saya sahabatnya dera, bisa bertemu dengan dera ?" ucapnya sopan dan segera mendaparkan gelengan dari wanita muda yang tak lain adalah felly
"dera sudah mengurung dirinya dikamar sedari kemarin, dan pintu kamarnya tidak bisa dibuka" ujar felly
"bisa saya tau yang mana pintu kamarnya ?"
Felly menunjuk ke arah sebuah pintu dan vivi segera menaiki tangga mendekati beberapa orang yang tengah berusaha membuka pintu itu
"saya temannya, bisa beri saya waktu untuk berbicara dengan dera ?" ujar vivi pada seorang bodyguard dan akhirnya para orang orang itu pergi meninggalkan vivi sendiri
Tok..... Tok...... Tok......
Vivi mengetuk pintu dengan lembut
"der, ini gue vivi, kita ngomong yuk, gue bener bener nyesel kemaren udah ninggalin lo sendirian " ujar vivi
Sedangkan didalam dera tengah menangis meraung, menatap dirinya yang kacau dan penuh darah, dera kembali teringat dengan vidio itu, ia benar benar marah, kecewa dan sedih
"kalau emang tuhan ngak mau jemput dera, biar dera aja yang dateng ke sana " ujarnya sambil mengambil mengambil sebuah pecahan kaca
Ia menggores nadinya hingga kulit nadinya robek dan mengeluarkan banyak darah, saat itulah ia mendengar suara ketukan pintu dan suara vivi, dera tersenyum tipis dan mendekati pintu, ia besandar di pintu
"dera gue minta maaf" ujar vivi parau, setitik air mata mengalir dipipi dera
"gapapa vi, ngak usah dipikirin" ujar dera parau
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad girl
Teen FictionNamanya Liana Derani Stevilla. Gadis cantik yang bernasib jelek. Terlalu banyak orang yang menoreh luka dalam kehidupannya membuat ia terkadang berfikir mengapa tuhan sejahat itu padanya dan terkadang sekelebat niat untuk mengakhiri hidupnya juga da...