"tapi lo keren tadi" ucap rio
"hah ?! Apa?! "
"lo tadi nyanyinya bagus banget, gue yakin lo yang bakalan jadi juaranya, pasti"
"aamiin"
"duduk yuk, disana " rio menunjukan sebauh bangku taman
"yuk" mereka berjalan beriringan, sebelumnya rio membeli hot chocolate dan ice tea
Ia memberikan hot chocolate itu pada dera, dan mereka mulai mengobrol
"ekhm, jadi apa motivasi lo sampai ikutan lomba ini" kata rio
"aku butuh uang" kata dera jujur, ia tidak berniat berbohong sedikit pun
"buat apa ?"
"buat bayar biaya study tour "
"kenapa lo ngak minta ke orang tua lo aja ? " mendengar pertanyaan itu membuat dera terkekeh miris
"aku ngak punya orang tua" setelah mengatakan hal itu dera tertawa namun bisa rio dengar suara tawa itu sarat akan luka
"lo yatim piatu ?"
"mungkin "
"kok mungkin ?"
"aku punya orangtua, masih lengkap. Papah sama mamah masih ada, tapi mereka ngak pernah nganggep aku ada"
"maksudnya ?"
"mereka benci sama aku tanpa alasan yang jelas" matanya menerawang kedepan mengingat setiap perlakuan kasar dan tidak manusiawi dari orangtuanya
"ngak ada orangtua yang benci sama anaknya sendiri" kata rio meyakinkan
"tapi mereka ngak pernah nganggep aku anak " suaranya lirih dan mulai parau
"ngak mungkin"
"aku juga selalu berusaha untuk berfikir mungkin itu cuma perasaan aku aja tapi, takdir maksa aku untuk menerima kenyataan, dan kenyataannya emang kayak gitu, pahit" matanya sudah mulai berkaca kaca
"ngak, ngak mungkin, itu pasti cuma perasaan lo aja, mereka pasti sayang sama lo"
"kalau mamah papah sayang aku, ngak mungkin mamah dorong aku sampai tangan aku robek kena pecahan keramik, ngak mungkin papah bikin aku kebentur dengan sengaja dan akhirnya kritis selama berhari hari di rumah sakit" air matanya mulai mengalir
"ngak mungkin, mana ada orangtua yang sesadis itu sama anaknya" rio menggeleng tidak percaya
"udah aku bilang, aku ngak pernah dianggap anak sama mereka" dera sudah terisak, beberapa orang yang lewat bahkan melihatnya dengan tatapan aneh dan iba
"dan kamu tau ngak ?" suaranya kian parau
"kemarin setelah pulang dari kantor pos, kamar aku berantakan, dan ternyata itu ulahnya papah, setelah dia ngacak ngacak kamar, dia ngeludahin aku, karena dia ngira aku yang bikin rubi nangis waktu itu " dera menunduk, bibirnya mengukir senyum pahit yang sangat menyedihkan
"lo-"
"bahkan aku selalu disalahkan untuk hal yang ngak aku pernah tau, aku selalu dihukum atas hal yang bahkan ngak aku lakuin, aku selalu dituduh, dihina, dicaci, dimaki, dan bahkan disiksa sama orang tua aku sendiri" dera sudah tak kuat lagi menahan isak tangisnya
"der, gue minta maaf kalau gue bikin lo-"
"ngak rio enggak salah , malah seharusnya dera berterimakasih sama kamu" dera memaksakan dirinya tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad girl
Teen FictionNamanya Liana Derani Stevilla. Gadis cantik yang bernasib jelek. Terlalu banyak orang yang menoreh luka dalam kehidupannya membuat ia terkadang berfikir mengapa tuhan sejahat itu padanya dan terkadang sekelebat niat untuk mengakhiri hidupnya juga da...