AFFAIR - 11

7.3K 471 84
                                    




"Semalam tuan tak pulang?"

"Tidak nyonya, saya menunggu hingga larut, namun tuan jeonel tidak pulang"

Liana meremas gelas berisi jus jeruknya, sarapan rutinitasnya tiap pagi. Paginya kali ini berbeda, biasanya ia tak masalah sarapan seorang diri jika jeonel kebetulan pergi keluar kota, tapi.... lelaki itu bahkan tak berpamitan untuk pergi bekerja atau kegiatan lain -yang liana tak pernah pahami-, lalu kemana lelaki pelit senyuman itu pergi?

"Hubungi hoseok" perintah liana, lalu berjalan menuju spot olahraganya, dekat kolam renang.

Walau moodnya pagi ini sangat buruk, namun liana masih harus menjaga tubuhnya, aset berharganya. Beberapa gerakan yoga mulai ia lakukan seorang diri, matanya terpejam dengan badan yang mulai menyesuaikan. Tak lebih dari 2 menit berlangsung, namun ia segera membuka mata, melirik kedalam rumah yang kini sang asisten rumah tangganya berjalan perlahan dengan gagang telpon ditangannya.

"Silakan nyonya"

"Dimana jeonel?!" Sergah liana begitu gagang telepon menempel dipipinya, tangannya mengayun meminta sang asisten untuk pergi, yang dilaksanakan olehnya tanpa bersuara.

"Maaf nyonya lia, bukankah anda istrinya? Mengapa menanyakan pada saya yang hanya sekretaris saja?"

Liana mendegus kesal, memejamkan matanya dengan batin yang merutuk. Beruntung lelaki korea disebrang sana adalah sekretaris favorit suaminya, kalau tidak.. akan liana pastikan lelaki itu kini menjadi gembel dipinggir jalan.

"Berhenti memanggilku lia dan segera cari keberadaan jeonel! Waktumu 30 menit!"

"Satu jam"

Mendengus kesal liana merutuk dalam hati, sekretaris sialan ini entah mengapa tak pernah menurut dengan perkataannya, apa ia lupa jika liana adalah istri dari boss-nya? Tapi setiap perintah yang ia perintahkan selalu saja dibantah, kalau bukan karena keadaan mendesak, tak akan pernah liana menghubungi hoseok.

"45 menit"

"Satu jam atau tidak sama sekali, pekerjaan saya teramat banyak, tidak hanya untuk mencari keberadaan boss saja. Jadi mohon pahami"

"Terserah! Kalau sampai kau tak menemukan keberadaan jeonel, akan kupastikan kau hidup melarat!"

"Sialan!" Pekik liana setelah mematikan sambungan telepon.

Gagang telepon tanpa kabel itu sudah terlempar, melambung jauh entah kemana, yang pasti, saat ini hati liana sedang teramat kesal. Dimana keberadaan suaminya? Apakah rasa curiganya selama ini memang terbukti adanya? Mungkin semua tak akan menjadi masalah jika saja liana tak menemukan tanktop hitam-yang menurutnya norak-didalam laci meja kerja suaminya. Mungkin ia tak akan pernah menaruh curiga pada suami super dinginnya itu, tapi..

Tanpa sadar ingatan tentang seberapa dingin hubungan mereka saat diranjang, membuat liana menggigit bibirnya khawatir. Selama ini jeon tak pernah seperti ini, suaminya tak pernah jengah untuk menyentuhnya, karena apa?

"Tentu karena tubuh sempurnaku" ucapnya dengan bangga.

Setelah memikirkan segala prasangkanya, liana meraih ponselnya yang tergeletak disamping matras yoga-nya, menempelkan ponsel itu pada telinganya dengan terus menggigiti kuku jarinya.

"Lakukan pekerjaanmu sekarang, ingat.. kau hanya memiliki waktu satu bulan"



#### AFFAIR ####




Menggeliat dengan ringisan, rose menekan keningnya yang terasa pening, rasa mual dan penuh pada kandung kemihnya memaksanya untuk terbangun walau matanya masih terasa berat. Tak mempedulikan pening dikepalanya, rose segera mengedarkan pandangannya mencari pintu kamar mandi, dan saat mendapatkannya, segera saja rose melesak kedalam ruangan itu.

𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang