𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔

AFFAIR - 22

Jeon menggeram kesal, dipukul setir mobil dengan membabi buta, wajahnya memerah dengan gurat amarah yang rasanya tak bisa dibendung lagi. Saat ini ia sedang berkendara menuju kantor, rapat yang harusnya membahas tentang urusan kantor, harus dialih fungsikan dengan tujuan lain. Rapat direksi pemegang saham.

Bagaimana tidak, berita yang baru keluar beberapa waktu lalu sangatlah menggemparkan. Sosok ketua yang masih dijabat William-karena Jeon belum resmi mengambil alih perusahaan-tersandung kasus pemerkosaan pada gadis belia. Bahkan seakan sudah tersandung batu, kini ia tertimpa meteor. Didalam foto itu tak hanya Ayahnya, namun sosok istrinya pun turut menjadi bintang panas hari ini.

Jeon memang sudah tahu semua ini, sosok Liana yang dulu ia bawa kerumah untuk bertemu dengan keluarganya, ternyata membawa petaka. Niat hati ingin mengenalkan sebagai kekasih, Liana malah meneriaki Ayah Jeon dan mengatakan jika Ayahnya adalah lelaki bejat yang memperkosanya. Kala itu kakek dan mama Jeon tak ada dirumah, hanya Jeon, ayahnya serta Liana saja. Hal gila yang membuat Jeon murka, Liana membeberkan jika dirinya memiliki bukti video pemerkosaan itu, yang dengan bejatnya sengaja ayahnya rekam sendiri. Entahlah Jeon sungguh tak paham, namun saat sang Ayah berlutut meminta maaf, dan ditolak mentah-mentah oleh Liana. Saat itulah Ayahnya berucap.

Sang mama menderita depresi berat sedari muda, bahkan dulu mamanya sempat dirawat dirumah sakit jiwa karena mengalami keguguran calon kakak Jeon. Ayahnya mamohon dan bersujud pula dikakinya, meminta agar masalah ini tak disebarkan pada keluarga dan media.

Saat itu adalah saat terburuk, Jeon bahkan merasa kecewa berat, tak hanya pada sang Ayah, Liana yang ia anggap sebagai wanita sempurna kala itu, juga berhasil membuat Jeon kecewa. Mengapa dunia sekeji ini? Mengapa harus kekasihnya yang mengalami tindak pemerkosaan? Bahkan oleh Ayah Jeon sendiri.

Liana memaafkan Ayah Jeon, namun dengan syarat Jeon harus menikahi Liana. Entahlah semua berjalan terlalu tiba-tiba, Jeon yang awalnya menolak keras dan tak mau ikut campur, akhirnya luluh karena mamanya. Ya, karena sang mama yang histeris saat mengetahui fakta itu, tepat saat Jeon membeberkan dan meminta mamanya berpisah dengan sang Ayah, mama Jeon dilarikan kerumah sakit karena mencoba bunuh diri.

Hidupnya tidaklah seindah penilaian orang lain, keluarganya yang selama ini disanjung atas bisnisnya yang terlampau sukses, bahkan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Nyatanya hanya kedok belaka, hanya rangkaian aksesoris cantik yang menutupi buruknya rupa aslinya.

Haruskah Jeon bersyukur? Karena teramat terpukul dan depresi, sang mama mengalami hilang ingatan sebagian. Kenangan dimana suaminya melakukan tindak asusila benar-benar hilang dari ingatannya. Begitulah akhirnya Jeon tetap menjalin hubungan dengan Liana, bahkan ia benar-benar menikahi wanita itu. Wanita yang dulu Jeon anggap bersembunyi dan mencoba menyelamatkan diri dari trauma akibat perbuatan bejat Ayahnya. Namun Jeon baru sadar, itu bukanlah bentuk menyelamatkan diri, sejak awal, Liana memang sudah berniat buruk padanya, pada keluarganya yang memiliki kesalahan.

Hanya kakenya saja yang tak mengetahui berita besar ini, mungkin jika sang kakek tahu, William akan dibunuhnya, atau kemungkinan lain, Kakeknya akan terbaring dirumah sakit akibat serangan jantung. Disini, hanya Jeon yang menjadi umpan dan siap mati perlahan. Sang Ayah mengasingkan diri dan memilih tinggal divilla yang jauh dari perkotaan. Sedang Jeon, terjebak dalam pernikahan palsu yang tidak membahagiakan.

Diusak rambutnya yang sudah berantakan, setiap memikirkan masalah ini, rasanya ia ingin mati saja. Pergi dari dunia penuh kebohongan dan topeng ini. Namun, dirinya kuat semenjak kehadiran Rose. Wanita itu memiliki segala kesempurnaan yang selama ini Jeon idamkan. Hidupnya teramat cacat, dan Rose hadir dengan daya tarik yang membuatnya ingin merasakan apa itu kebahagiaan, apa itu hidup dengan kesempurnaan.