AFFAIR - 16

4.7K 389 85
                                    





Rose melangkah pelan mendekat kearah Jeon yang menyender dimobil mewahnya. Dengan box berisi barang-barang dari mantan ruang kerjanya, Rose tersenyum kaku saat lelaki itu tersenyum dan merentangkan kedua lengannya. Bahkan Rose diam saja saat Jeon meraih box dan memindahkannya keatas kap mobil lalu memeluknya. Satu yang Rose sukai dari sifat hangat Jeon, lelaki itu selalu memberikan pelukan setiap mereka bertemu. Mungkin itu hal sederhana, namun bagi Rose, pelukan adalah hal besar yang menenangkan hatinya.

"Ada apa huh? Kau terlihat murung?"

"Kita akan kerumahmu kan?"

Raut wajah Jeon tampak berubah, namun tak lama, karena setelahnya ia tersenyum cerah dan melayangkan kecupan singkat dibibir Rose.

"Aku tak boleh kesana? Kenapa? Apa yang kau sembunyikan?" berondong Rose dengan pertanyaan bertubi-tubi.

Pasalnya tadi Jeon memutus sambungan sepihak, dengan alasan ada client yang datang. Tentu saja hal itu lah yang membuat Rose murung, lebih tepatnya ia termakan oleh Jeffrey yang selalu memanas-manasi. Memang sialan lelaki itu.

Memang sial, berkat lelaki itu bekerja sama dengan rumah sakit Doni, Rose jadi sering bertemu dengannya di rumah sakit. Sebenarnya ia heran, apa lelaki itu tidak bekerja? Mengapa selalu berkeliaran di rumah sakit? Rasanya bayaran dari tak akan sebesar itu untuk menghidupi hidup dan penampilan mewahnya.

"Kau sudah tak sabar ingin segera sampai kerumah? Kita akan kerumahku sayang, ayo... akan kutunjukkan kamarku padamu"

Rose menurut saja saat Jeon membaliknya dan memeluknya dari belakang, ia dibimbing untuk masuk kedalam mobil. Matanya masih mengikuti Jeon yang meraih box dan memutar untuk masuk dari pintu kemudi.

"Bagaimana kalau nanti kau tinggal disana? Selepas study-mu selesai?"

Rose hanya tersenyum saja, dan saat Jeon meraih tangannya untuk dikaitkan dengan jemari lelaki itu, Rose kembali tersenyum dengan lebarnya. Jeon adalah definisi lelaki perhatian yang sangat amat jarang ditemukan pada lelaki. Berkat sifatnya yang begitu hangat dan menunjukkan jika ia begitu menginginkan Rose, rasanya lelaki itu tak akan pernah meninggalkannya. Bagaimana mungkin lelaki seperti Jeon akan pergi? Jika dirinya saja amat sensitif dan seakan tak mau ditinggalkan?

Rasanya Rose sedikit merasa bersalah pada Jeon, bagaimana ia bisa menaruh rasa curiga pada lelaki itu? Semua karena Jeffrey!

Tepat setelah Rose menyebut nama Jeffrey didalam hatinya, ponselnya berdenting tanpa pesan masuk.

"Sorry, aku harus memeriksanya" izin Rose.

Setelah mendapat persetujuan dari Jeon, dibukalah pesan yang jelas-jelas dari Jeffrey. Nama 'Lelaki berotak satu perak' tertera dibarisan pesan yang kini ia buka.

'Bagaimana kalau malam ini menginap diunitku? Akan kuceritakan dongeng menarik tentang pacar resmimu'

'Jangan abaikan pesanku atau aku akan datang tanpa diundang!'

'Aku tidak bercanda sayang... aku tahu dimana rumah Jeonel'

Sial, lagi-lagi Jeffrey tahu agenda Rose? Sebenarnya dari mana sih lelaki itu mengetahui semuanya?!

"Siapa? Kau tampak kesal"

"Spam!" dengus Rose seraya kembali memasukkan ponselnya kedalam tas.

Ia melapas safebelt dan tersenyum lebar, meraih lengan Jeon untuk dipeluk, dan menyenderkan diri pada lengan berotot lelaki itu. Mereka bahkan sedang menuju ke kediaman utama Jeon, untuk apa Rose curiga? Ini pasti hanya akal-akalan Jeffrey saja.

𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang