Rose masih ingat betul bagaimana sang mama membuka kedua lengannya lebar-lebar, tersenyum dengan mata berbinar saat Rose mengatakan jika dirinya sedang mengandung. Bayi yang bahkan awalnya ia tutup-tutupi, seakan tak pantas ia banggakan. Namun, mama memeluknya dengan erat, mengucap ribuan kata syukur dan menyambut bayinya dengan tangan terbuka. Rose bahkan masih ingat, bagaimana mama berjanji akan sekuat tenaga berusaha sembuh dan mengungkapkan betapa ia tak sabar menanti bayi Rose.
Hatinya terketuk, bayinya bukanlah kutukan yang harus disembunyikan. Selama ini ia bersembunyi hanya karena tak ada dukungan disekitarnya. Rose adalah seorang pelari, ia begitu lemah dan selalu lari dari apapun masalah hidupnya. Pecundang!
Namun saat mama mendukungnya dengan penuh, Rose merasa percaya diri untuk membanggakan bayi yang saat ini dikandungnya. Ia merasa memiliki dorongan hidup yang kuat karena dukungan kecil. Kurang lebih 4 bulan lagi bayi itu akan dapat ia dekap secara langsung, entah mengapa Rose sangat tidak sabar menantikannya.
Namun ini bukanlah saat yang tepat untuk berbahagia seorang diri. Saat ini Rose sedang memenuhi keinginan sang mama untuk menemui Liana. Setelah memakan banyak waktu hanya untuk mencari keberadaan wanita itu, disinilah Rose mendudukkan diri, disebuah taman yang ramai lalu lalang.
"Mulailah kehidupan barumu, terlahirlah kembali menjadi Roseanne yang sudah menanggalkan rasa bersalahnya. Temui wanita itu, akui dan meminta maaflah. Meminta maaf bukan berarti kau kalah kan sayang? Kau berhati lapang untuk keberanianmu itu"
Berkali-kali Rose menoleh, menunggu kehadiran Liana yang dinantikannya. Ia harus segera menemui Liana, berbagi kesedihan dan kekesalan. Meluruskan segala kesalahan dimasa lalu, dan mencoba memulai kehidupan baru. Itu jika Liana mau memaafkannya, namun jika Liana tak memaafkannya, Rose sudah mempersiapkan hatinya untuk menerima.
Sekuat apapun ia mengelak dan berdalih jika dirinya tidak salah, orang lain tak akan pernah peduli kan? Semua orang pasti akan tetap menganggapnya sebagai wanita perebut suami orang, selingkuhan kotor, yang dengan cerobohnya mengandung bayi dari lelaki sialan itu. Rose tak peduli, ia hanya akan meminta maaf dan mulai hidup sesuai dengan keinginannya. Ia hidup untuk dirinya sendiri dan bayinya kelak, untuk apa mempedulikan cemoohan orang lain?
"Kau mencariku nona perebut suami orang?"
Dengan jantung berdebar-debar, Rose menoleh dengan pantat yang otomatis terangkat. Ditatapnya tampilan Liana yang saat ini terbalut pakaian pasien. Mata Rose terus menjalari penampilan Liana, saat wanita itu mendekat dan duduk dengan angkuh dikursi taman.
Mata Rose terhenti pada leher Liana yang tertutup perban, beralih turun pada pergelangan tangan wanita itu yang tak beda jauh. Terdapat perban yang menutupinya, membuat Rose menatapnya sendu.
"Apa yang kau tatap? Kekalahanku?"
"Li—"
"Diam kau sialan!!!"
Rose mengeratkan katupan mulutnya, meremas kaos yang dikenakannya dengan wajah terkejut. Pasalnya suara teriakan Liana begitu menyeramkan, bahkan wanita itu membelalakkan matanya dan berdiri dari duduknya. Mata Liana tarjatuh pada perut Rose, membuat Rose mundur beberapa langkah dan satu tangan menutupi perutnya dengan siaga.
"Apa maumu? Apa maumu datang kemari hah?! Menghina aku yang sudah kalah dengan wanita penggoda sepertimu?! Brengsek! Pal*cur sialan!!!"
Rose terus mundur dengan perlahan, sekuat hati ia mencoba tetap tenang, padahal didalam dirinya ia begitu khawatir. Terlebih pada emosi Liana yang tak terkendalikan, bahkan wanita itu sempat mencoba melakukan bunuh diri. Terbukti dari ucapan dokter kenalannya, dan perban yang melilit leher serta pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔
Romance⚠️ Konten Dewasa * Pernikahan Rose gagal, bukan karena orang ketiga ataupun perubahan rasa, namun Tuhan lah yang tiba-tiba memberikannya cobaan. Calon suaminya meninggal sebelum mereka terikat janji suci, membuat Rose terpukul dan jatuh hingga dasar...