Jeonel menarik nafasnya dengan wajah menyengir kesakitan, matanya mengerjap saat menangkap silauan yang menyorot matanya. Ditekannya dada kanan yang terbalut perban dengan kancing baju yang sedikit terbuka. Ah, ia ingat sekarang, ternyata ia masih hidup, ia masih diizinkan bernafas dengan badan ini lagi.
"Kau sudah sadar?! Ya Tuhan Jeon, kukira kau akan mati!"
Hoseok berteriak histeris, mengguncang badan Jeon yang malah menambah rasa kesakitan disekujur badannya. Tak hanya badannya yang terasa perih dan sakit, saat ini hatinya pun merasakan kesakitan yang membuat matanya memanas. Disekanya sudut matanya, ia memang tak benar-benar menangis, namun rasanya ingin meraung kalau saja tak ada sosok Hoseok disini.
Wanita yang ia cintai bahkan menikamnya, apakah itu tak cukup untuk membuatnya sakit hati?
Apa nyatanya Rose memang ingin membunuhnya?
Pikiran itu dengan sialannya bersemayam didalam pikiran Jeon, menimbulkan rasa kecewa yang teramat menyakitkan. Tapi ini bukanlah salah Rose, ini salahnya, ini adalah ganjaran dari sikapnya selama ini yang terus menyakiti Rose. Anggap saja Tuhan sedang membalas perbuatannya, tak langsung mematikannya, namun membiarkan Jeon tersakiti sedikit demi sedikit.
"Dimana Rose?"
Hoseok membeku, menatap tajam Jeon lalu melayangkan pukulan kencang pada lengan lelaki itu.
"Apa kau dipelet oleh wanita itu?! Bahkan saat kau sadar dirinya lah yang kau tanyakan?" Melihat Jeon memejamkan mata dengan tangan mengusap dada kanannya yang terluka, Hoseok menghentikan omelannya.
Menarik nafas panjang, Hoseok mendudukkan diri dedekat tempat Jeon berbaring.
"Dia pergi, lepas tangan atas kesalahannya yang hendak membunuhmu. Apa kau akan menuntutnya?"
"Kau gila?!" geram Jeon seraya membelalakkan matanya. "Walau dia mencoba menikamku ribuan kali hingga mati, itu bukan salah Rose, itu adalah hukuman untuk dosaku"
Bolehkah Hoseok melepaskan rahangnya sejenak? Rasanya ia ingin mengangga hingga rahangnya terpisah dari kepalanya. Apakah ia tak salah dengar? Lelaki bernama Jeonel yang sudah ia kenal belasan tahun, nyatanya bisa buta cinta juga? Hell... ini adalah hal langka yang sangat jarang terjadi, dimana sikap sombongnya selama ini?
"Aku yakin dia mengguna-gunamu. Bahkan selama 3 hari kau tak sadarkan diri pun, namanya yang terus kau igaukan"
Ah, ternyata sudah 3 hari ia tak sadarkan diri? Hanya karena tusukan tak berarti ini? Ditarik paksa selang yang menusuk pergelangan tangan kanannya. Segera saja Jeon mendudukkan diri dan melucuti baju pasien yang coraknya teramat norak ini.
"Besok lagi bawa aku kerumah sakit lain. Aku tak suka motif pakaian disini, tak keren" cibir Jeon seraya merebut paksa jas Hoseok yang tersampir dikursi, dan dikenaannya.
"Hello!!! Dan besok lagi jangan sampai kau tertusuk pisau buah! Samurai dong biar keren!"
Jeon tergelak seraya berjalan keluar dari ruang rawatnya. Ya benar, saat ini ia benar-benar tidak keren. Bahkan pisau yang menusuknya hanyalah pisau buah? Tapi, kenapa lukanya terasa menyakitkan.
"Hey bodoh! Kau belum boleh pulang! Lukamu bahkan masih belum sembuh. Kau tau? Kurasa kau sedang menuai karmamu, operasimu gagal, dan luka tusuknya sedikit bermasalah, itulah kenapa kau dirawat sampai seminggu disini. Hoy!!!! Jeonel!!"
"Kampret!!! Hishh!" geram Hoseok kesal. Pasalnya Jeon sama sekali tak menoleh, ia hanya mengangkat tangan kirinya dengan jari tengah yang tegak berdiri.
Jeonel terus saja berjalan tanpa menghirakan teriakan Hoseok, apa yang ia katakan bahkan sama sekali tak menarik. Saat ini Jeon akan melakukan hal lain yang sudah terlewatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔
Romance⚠️ Konten Dewasa * Pernikahan Rose gagal, bukan karena orang ketiga ataupun perubahan rasa, namun Tuhan lah yang tiba-tiba memberikannya cobaan. Calon suaminya meninggal sebelum mereka terikat janji suci, membuat Rose terpukul dan jatuh hingga dasar...