#part 4

6.5K 524 0
                                    

Stasiun, pukul 08:00 pagi.

Jennie sedang berjalan —berniat untuk memasuki area dalam stasiun— tapi ketika ia menaiki beberapa anak tangga. Jennie melihat seorang wanita yang tidak asing lagi dimata. Wanita itu memiliki rambut berwarna putih terurai dengan gaya rambut yang khas yaitu poninya. Dia tengah berdiri tidak jauh dari Jennie. Ditangan kirinya terlihat dia sedang memegang koper yang agak besar sedangkan ditangan kanannya memegang sebuah ponsel. Tidak salah lagi. Itu pasti Lalisa.

Jennie termenung sebentar, menatap tubuh Lisa yang memiliki banyak perubahan. Tidak seperti dirinya, yang masih seperti dulu —tidak memiliki perubahan apapun. Jika dilihat-lihat, Lisa yang dulu jauh berbeda dengan Lisa yang sekarang. "Lisa!" panggil Jennie tersadar seraya berlari kecil menghampiri gadis itu.

Lisa menoleh. Dia tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapih di sana. Tangan kirinya melepas pegangan koper lalu dengan antusias melambai ke arah Jennie. "Jennie!" teriaknya kegirangan.

Semakin dekat. Dan akhirnya Jennie dapat memeluk tubuh gadis itu dengan erat. Ia sudah lama tidak berjumpa dengan sahabatnya yang satu ini. Mungkin berkisar 5 tahun.

"I miss you." Jennie masih memeluk Lisa sambil memejamkan matanya. Begitupun dengan Lisa yang membalas pelukan dari Jennie.

"Tumben banget." Jawab Lisa dengan nada bercanda.

Jennie yang mendengar balasan dari gadis itu langsung melepaskan pelukannya lalu memberikan satu jitakan ringan tepat dikening Lisa yang tertutup oleh poni.

"Aww!" Ringis Lisa sambil memegang bagian keningnya yang tadi dijitak oleh Jennie.

"Memangnya kamu gak kangen gitu, sama aku." Jennie menautkan kedua alisnya.

"Hm... Gimana, ya. Biasa aja."

Wajah Jennie berubah menjadi sangat datar.

"Tapi bohong." Lisa langsung memeluk Jennie untuk menghilangkan wajah datar gadis itu.

Jennie tersenyum senang. Perlahan membalas pelukan Lisa sebelum melepaskannya lagi.

"Udah udah! Jangan banyak drama. Langsung ke rumah aku aja, yuk!" Jennie mengambil alih koper Lisa dari pemiliknya.

"Eh! Emang gak apa-apa? Barangkali aja Seok-Jin Oppa terganggu." Lisa mau tak mau mengikuti langkah Jennie dari belakang.

"Ya gak apa-apa. Malahan aku yang terganggu dengan dia."

"Ya sudah. Seterah kau saja. Tapi nanti anterin aku ke apartemen, ya." Lisa berhasil menyusul Jennie lalu berjalan di samping gadis itu.

"Nee. Tenang saja. Aku siap jadi supir untukmu, Nona Lalisa."

Lisa tersenyum geli mendengar ucapan Jennie tadi. Akhirnya mereka sudah sampai di area parkiran. Jennie langsung membuka pintu mobilnya lalu mereka berdua masuk bersamaan, sedangkan koper yang dibawa Lisa sudah Jennie taruh dibagasi belakang.

Jennie menyalakan mesin mobil dan tidak lama kemudian, mobil itu melaju meninggalkan parkiran stasiun.

~♥M c F♥~

Mobil itu berhenti pas dihalaman rumah yang mewah. Mereka berdua turun dan Lisa langsung memandang rumah bercat putih itu dengan kagum. "Woah, daebak! Ini beneran rumah kamu, Jennie?" tanyanya penuh dengan kekaguman sampai matanya tidak bisa beralih dengan cepat.

"Bukan. Tapi ini rumah kedua orang tuaku." Jawab Jennie bergurau saat menghampiri Lisa yang sudah berada di depan pintu masuk.

"Sama saja! Berarti ini rumahmu." Lisa berpaling, menatap malas Jennie yang tengah tersenyum geli.

"Tapi rumahmu jauh lebih besar, bukan?" sekilas Jennie mengingat rumah Lisa yang berada di Seoul. Lebih besar dari rumahnya. Namun pemiliknya malah menggeleng tidak setuju.

"Tidak. Kurasa rumahku lebih kecil."

"Sudahlah. Ayo masuk!" Jennie memegang pergelangan tangan gadis itu lalu mengajaknya untuk berjalan masuk. Lisa hanya pasrah saat tangannya ditarik-tarik oleh Jennie.

Tapi, tiba-tiba Jennie terkejut ketika melihat seseorang yang sedang duduk di sofa panjang bersama kakaknya Seok-Jin. Jennie sangat mengenal pria itu. Pria yang sebelumnya sudah dicap sebagai calon suaminya. Taehyung.

Taehyung memakai switer hitam dengan celana panjang berwarna putih yang seukuran pas dengan kakinya. Taehyung terlihat berbeda saat ini. Mungkin karena pakaian yang sedang dia pakai. Pandangan Seok-Jin dan Taehyung kini hanya tertuju ke satu titik, yaitu Jennie dan Lisa. Jennie masih membeku dipintu masuk sambil menatap lekat ke wajah Taehyung, sementara Lisa hanya kebingungan dengan perubahan sikap Jennie.

"Jennie?" panggil Seok-Jin membuat pandangan Jennie membuyar.

"Ah, iya Oppa?" jawabnya menoleh Seok-Jin yang tengah duduk di samping Taehyung.

"Taehyung ingin menemuimu." Ucap Seok-Jin dengan ringannya.

Wajah Jennie menjadi kaget. Kenapa? Bukankah mereka baru saja bertemu kemarin?

"Oh, ternyata Lisa juga ada di sini." Seok-Jin beralih melihat Lisa dengan senyumnya.

"Nee. Aku baru saja dijemput oleh Jennie di stasiun." Lisa membalas senyuman Seok-Jin dengan senyumannya lagi.

"Hm... Oppa!" Jennie memanggil Seok-Jin.

"Nee? Ada apa?" Seok-Jin membalas, tatapannya tertuju kembali pada Jennie.

"Oppa layani Taehyung dulu, ya. Aku dan Lisa ingin masuk ke kamar." Jennie segera menggenggam pergelangan Lisa kembali setelah sebelumnya sempat terlepas. Lalu dengan cepat Jennie membawa Lisa menuju kamarnya. Meninggalkan Seok-Jin yang memasang wajah bingung.

"Ada apa dengannya?" Gumam Seok-Jin memerhatikan langkah Jennie dan Lisa.

Sementara Taehyung hanya diam. Menatap kepergian Jennie dengan wajah dinginnya.

~bersambung~


Selesai revisi: 6 Juni 2021

My Cold FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang