#part 12

4.6K 417 3
                                    

Jennie menatap Ibunya yang tengah berjalan keluar dari butik bersama ketiga orang paruh baya yang lain.

"Jadi, cuma ada aku dan Taehyung saja di sini?" Bisik Jennie dalam hatinya. Teringat dengan Taehyung, diam-diam Jennie melirik ke arah Taehyung lewat sudut matanya.

Taehyung masih duduk dikursi butik, tangannya dilipat di depan dada, dan kaki kanannya sedang menompang kaki kiri. Ia sedang santai sambil menyenderkan tubuhnya dikursi butik. Astaga!

Jennie mendecak pelan, "bagaimana dia bisa sesantai itu?"

Taehyung akhirnya membalas tatapan Jennie dan benar saja. Taehyung memang tetap santai dan kini tengah menatapnya dengan mata tajam itu.

"Wae?" Sentak Taehyung dengan suara yang tidak jauh berbeda dari mimik wajahnya.

Jennie menghela napas berat, kemudian berjalan mendahului Taehyung. "Aniya, tidak ada!" rengutnya cuek sambil terus berjalan.

Taehyung bangkit dari kursinya, memilih untuk menyusul langkah Jennie dari belakang.

"Apa Nona sudah selesai mengobrolnya?" tanya salah satu pelayan wanita dengan sikap sopan dan ramahnya.

"Sudah. Apa aku boleh langsung mencoba beberapa gaun?" Tanya Jennie langsung ke intinya.

Taehyung berdiri tidak jauh di belakang Jennie. Kedua tangannya bersedekap di depan dada, memasang ekpresi wajah seperti biasa.

"Tentu saja boleh, silakan ikuti saya!" Pelayan itu berjalan, memberi isyarat agar Jennie mengikutinya. Hingga mereka berdua sudah sampai di salah satu ruangan dengan pintu yang sudah dibukakan.

Ruangan itu berisi deretan gaun pengantin dan beberapa aksesorisnya. Lemari kaca menjadi tempat penyimpanan gaun itu hingga Jennie dapat melihat betapa indahnya gaun yang disediakan di butik ini. Mulutnya sedikit terperangah, matanya tidak bisa berkedip menatap kilauan yang dipantulkan dari banyaknya aksesoris itu.

"Jjang!" Celetuk Jennie berbinar-binar.

Taehyung berjalan menuju arah lain, ia menunggu Jennie di sebuah ruangan yang terdapat beberapa bangku dengan panggung kecil yang ditutupi oleh sebuah kain besar.

"Apa aku bisa mencoba gaun ini?" Jennie mengambil sebuah gaun putih dari dalam lemari. Gaun itu sangat menarik perhatiannya sejak tadi.

"Tentu saja bisa, silakan!" Balas pelayan itu dengan senyuman ramah. Ia memperbolehkan Jennie untuk mengambil gaun itu.

Jennie hanya menggangguk lalu berlari kecil menuju ruang ganti.

"Apa bisa saya bantu?" Tawar pelayan itu sebelum Jennie memasuki ruang ganti.

"Tidak usah, aku bisa melakukannya sendiri." Tolak Jennie dengan halus, akhirnya ia masuk ke ruang ganti lalu mengganti pakaiannya dengan cepat.

Taehyung menunggu bosan di ruangan yang sedang didudukinya. ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa yang ia duduki, tangan kanannya menompang wajahnya yang dimiringkan ke sebelah itu. ia menatap bosan kain berwarna oren keemasan itu, berharap kalo kain itu segera terbuka dan menunjukkan sosok Jennie.

"Mengapa dia lama sekali?" gumam Taehyung melihat jam tangan di tangan kirinya. Ia kembali menarik nafas berat.

Drett.

Kain berwarna oren itu terbuka dan menunjukkan seorang wanita yang mengenakan gaun putih. Gaun itu terlihat sangat elegan dan anggun. Jennie hanya bisa menunduk untuk menutupi wajahnya yang sudah dihiasi oleh sapuan make up tipis.

"Bagaimana Tuan, apa Tuan menyukai gaunnya?" tanya seorang pelayan yang tiba-tiba datang, lalu berdiri di samping Taehyung.

Taehyung hanya menatap Jennie seperti biasa. Ia tak menunjukkan ekpresi apapun. Jennie sedikit mendongakkan kepalanya, dia ingin mengetahui pendapat Taehyung lewat raut wajah pria itu.

"Apa dia sedang melamun?" gumam Jennie bingung, ia takut kalo Taehyung tidak menyukai pilihannya.

"P-Park Jung-joo?" Taehyung teringat seseorang saat manik matanya menatap lekat wajah Jennie. Matanya melebar tidak percaya bahwa yang sedang ia lihat saat ini bukanlah Jennie, namun wanita lain, wanita yang pastinya tidak pantas untuk ia ingat.

Jennie tersentak. Ia masih dapat mendengar ucapan Taehyung tadi. "Siapa Park Jung-joo?" Jennie memasang wajah heran dengan nada yang sedikit ditekankan.

Taehyung tersadar kembali, ia langsung berdiri dan berjalan membelakangi Jennie. Berniat untuk keluar dari ruangan itu agar ia tidak terlalu larut mengenang wanita bernama Park Jung-joo itu.

"Eh? Tuan mau ke mana, bagaimana dengan gaunnya?" tanya pelayan tadi, sejenak memberhentikan langkah Taehyung.

"Ya, aku suka dengan gaunnya!" balas Taehyung kembali melanjutkan jalannya setelah menoleh sekilas ke arah Jennie berdiri. Ia membuka pintu ruangan lalu berjalan keluar.

"Dia kenapa?" bisik Jennie, menatap pintu yang baru saja tertutup sendiri setelah tubuh Taehyung sudah melewatinya.

"Baiklah Nona, apa bisa saya bantu membukakan gaunnya?" pelayan itu menoleh Jennie dan dibalas dengan anggukan kecil dari gadis itu.

~♥♥♥~

Jennie berjalan menghampiri Taehyung, pria itu sudah menunggunya di dalam mobil. Jennie menaruh paper bag yang berisi gaunnya dikursi belakang. Setelahnya, ia masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Taehyung.

Sesekali Jennie menoleh ke wajah pria itu, dan wajah yang ia dapati adalah wajah dingin. Bahkan wajah Taehyung nampak sangat dingin dari sebelumnya.

"Kau kenapa?" tanya Jennie masih menatap lekat Taehyung dengan bingung.

Taehyung menjatuhkan kepalanya di setir mobil. Membuat keningnya mengenai permukaan setir itu dengan wajah yang menatap ke bawah. Ia masih enggan untuk menyalakan mesin mobilnya walau Jennie sudah selesai.

Pria itu menghela napas panjang sebelum kembali bangkit memasang wajah seperti biasa.

"Aku tidak apa-apa." Taehyung mulai menyalakan mesin mobilnya dan dalam hitungan detik mobil itu sudah melaju meninggalkan area parkir butik.

"Ada apa denganya?" Jennie tahu apa yang dikatakan Taehyung bukanlah yang sebenarnya. Tapi ia memilih untuk diam saat ini, daripada harus menjadi pelampiasan kekesalan pria itu.

Taehyung melirik balik Jennie. Gadis itu masih setia memandangnya dengan heran.

"Ada apa?" Taehyung bertanya balik, membuat Jennie terkesiap kaget.

"Tidak ada." Jennie membuang wajahnya ke jendela mobil. Suasana diantara mereka kembali canggung, suasana yang sangat Jennie tidak sukai.


~bersambung~

Selesai revisi: 28 Juli 2021

My Cold FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang