#Part 22

4.1K 363 0
                                    

Jennie menguap dan langsung bangkit merentangkan tubuhnya, ia merasakan hangatnya cahaya matahari pagi yang masuk lewat tirai jendela meskipun remang- remang. Disampingnya tertidur pula seorang pria yang membelakangi tubuhnya, " biasanya dia bangun awal? Kenapa malah aku yang bangun awal sekarang?" Jennie turun dari kasur dan berjalan keluar.

Taehyung nampak terusik tidurnya ketika cahaya matahari itu masuk kedalam kamar melalu cela- cela tirai dan langsung mengarah ke bola matanya yang sedang tidur, ia menggeliat dan memalingkan tubuhnya dari cahaya itu. ' Bentar, jennie kim kemana? ' gumamnya ketika melihat kawasan tidur Jennie kosong dan tak ada satu orang pun yang tidur disitu, ia pun langsung bangkit menoleh ke kanan kiri sambil mengucek matanya yang masih sipit

' jangan bilang ia keluar.' tebaknya yang langsung negatif. Ia pun turun dari kasur dan dilanjuti dengan langkah yang sempoyongan, ruangan yang pertama ia periksa ada kamar mandi. Didepan pintu kamar mandi, ia mengetuk dan memanggil- manggil nama Jennie secara berulang- ulang, namun tak ada jawaban juga dari dalam. Ia pun beralih ke ruangan pakaian, hal sama pun dilakukan dan tetap hasilnya NIHIL

Dengan rasa malas ia berjalan keluar kamar dan langsung menuju ruang tamu, namun hal yang sama terjadi, ia masih belum melihat batang hidung Jennie. " apakah dia sedang main petak umpet?" Taehyung berjalan menuju bar dan hasilnya tetap SAMA. Ruangan terakhir adalah dapur, dan disini ia menemukan batang hidung Jennie. Ia melihat gadis itu tengah memanggang roti beberapa potong, dan dimeja makan bundar itu sudah tersedia macam- macam selai. Taehyung menghela nafas lega, Jennie menoleh dan langsung tersenyum lirih, " kau sudah bangun? Niatnya aku ingin membuatkan mu sarapan." sapa Jennie

" hm, aku akan pergi mandi lalu sarapan dan berangkat kerja." balas Taehyung yang langsung menghilang dari ambang pintu. Jennie melanjutkan kegiatannya sedangkan Taehyung kini masuk kekamar mandi dan tak lama suara shower langsung terdengar sangat jelas.

Beberapa menit pun berlalu, Taehyung kini muncul kembali dihadapan Jennie. Dia sudah berpakaian, ya, sedikit rapi dan berantakan, dia hanya memakai kemeja putih dengan celana hitam panjang sedangkan dasi, dasi berwarna hitam itu terkait dikera kemeja tapi masih belum terikat kan. Jennie membawa beberapa potong roti yang sudah berwarna kecoklatan ke atas meja, ia menoleh sedikit penampilan Taehyung. " bisakah, kau. Hm, merapikan dasi dan jas yang ingin kau pakai itu." Jennie melihat Taehyung dengan sangat heran, Taehyung tak menjawab ia duduk diam dikursi makan dan sedang mengambil roti untuk ia beri selai.

" aku akan merapikannya ketika mau berangkat kerja," jawaban Taehyung nampak terdengar lama dari ucapan Jennie. Jennie hanya mengangguk pelan mengerti, ia duduk dihadapan Taehyung dan kini sedang ingin menyantap sarapannya.

Ditengah- tengah Taehyung sedang mengoleskan selai nanas diatas rotinya, ia menoleh Jennie sekilas. " kau akan dirumah saja hari ini, udara diluar sangat dingin. Jadi janganlah keluar, atau kau akan membeku seperti es." Taehyung menegaskan ke Jennie tentang cuaca hari ini.

" baiklah, baiklah. Aku tidak akan pergi keluar, tapi pukul berapa kau akan pulang nanti?" pertanyaan Jennie langsung terjawab cepat tidak seperti biasanya. "Sekitar pukul tujuh malam, mungkin." jawaban itu nampak tidak bisa di handal kan, karena ada kata mungkin yang terlontarkan.

Acara sarapan sudah usai, kini mereka berdua terlihat dipintu masuk dan saling bertatapan. Taehyung mengaitkan dasinya dengan rapi sedangkan Jennie, ia hanya menatapinya dengan serius. Setelah urusan dasinya sudah selesai, Taehyung langsung mengambil sepatu hitamnya dilemari khusus sepatu sebelah pintu. Ia pun langsung memakainya lalu beralih kearah ke jas hitam, dia tak memakai jas itu malah jas hitam itu ia taruh ditangan kanannya. " aku pergi dulu, ingat. Jangan keluar." ucap Taehyung terdengar dingin dan ketus, dia membiarkan jas hitamnya menempel ditangan kanan sedangkan tangan kirinya digunakan untuk membuka pintu

" ya, baiklah. Aku akan tetap dirumah." balas Jennie menatap Taehyung yang sudah berada diluar kamar. Salah satu tangannya menempel diganggang pintu dalam untuk menutup kembali pintu itu jika Taehyung sudah benar- benar berjalan pergi. Taehyung menatap wajah Jennie beberapa detik lalu melanjutkan langkahnya menuju garasi mobil bawah, " semoga harimu menyenangkan, pria es." ledek Jennie ketika Taehyung sudah menjauhinya, ia terkekeh geli mendengar lelucon yang ia buat sendiri.

" baiklah, apa yang harus aku lakukan sekarang." Jennie menutup pintu dan menggosok kedua tangannya, pelan. Ia pun berjalan menuju dapur dan membuat sesuatu disana

~♥♥♥~

Dretttt, Dretttt

Jennie melepas sarung tangan koki dari kedua tangannya, dengan cepat ia langsung mengambil handphonenya yang sedang bergetar disaku celananya. Layar handphone itu menyala dan menunjukkan nama seseorang yang ingin melakukan panggilan suara dengannya. " hallo, nona lee?" sapa Jennie dengan sopan. Ya, yang memanggilnya adalah nona Lee

" hallo Jennie kim. Jangan kau memanggilku dengan sebutan nona lagi panggil saja eomma, oke?" balas nona Lee dari handphone Jennie

" o- oke." Jennie nampak belum akrab dengan orang tuanya Taehyung. " oh iya. apakah Kim Taehyung ada bersamamu?"  tanya nona Lee langsung mengutarakan tujuannya

" hm, tidak. E -- eomma." Jawab Jennie gugup. " dia sudah berangkat ke kantor." sambungnya menempelkan layar handphone ditelinga dan dihimpit oleh pundaknya

" cuaca diluar sangat dingin, aku takut dia terkena flu atau sebagainya. Apa dia meminum air hangat pagi ini?" nada bicara nona Lee nampak khawatir.

" tidak, aku sudah menyediakannya teh dan susu hangat. Tapi dia tidak meminumnya dan malah ia meminum soda kaleng yang berada didalam kulkas."

Nona Lee mendecak pelan. " dasar anak itu, oh Jennie kim. Apa kau bisa mengantarkan minuman hangat ke kantornya."

Jennie membuka oven dan mengeluarkan beberapa cupcake cokelat yang sudah matang, itu adalah buatan asli tangannya. " hm, tentu. Aku akan mengantarkannya," balas Jennie tulus

" aku sangat berterima kasih kepadamu, Jennie kim." kini nada perempuan itu nampak terdengar lega. " ahh, tidak apa- apa. Ini adalah tanggung jawabku."

" baiklah, kalo begitu. Aku akan mematikan panggilan ini. Sampai jumpa Jennie kim."

Tuttttt
Panggilan itu sudah berakhir, Jennie mengantongi handphone nya disaku celana. Ia merapikan seluruh alat dapur yang berantakan diatas meja percobaan. Setelah semua sudah rapi dan kembali ketempat nya masing- masing, kini dirinya tengah membuat minuman hangat dan menyiapkan botol minum diatas meja.

My Cold FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang