"Bisa gak kalo bukan dia yang ngejagain?"
"Maksud elo?" Dexa menghentikan aktifitasnya
Bisa gak kalo gue ja yang ngejagain elo?_ Sialnya kata itu hanya terucap dalam hati
"Gue gak suka ja" dan kata inilah yang ia pilih
"Hah? Apa hubungannya ma elo? Gue yang dijagain.."
"Tapi gue yang selalu kena sial"
"Yaaah... karena elo deket-deket ma gue kali"
"Hah? Trus menurut elo gue harus gimana?"
Dexa menatapnya sekilas, "Yaa.. elo jauh-jauh dari gue" jawabnya tegas
"Gak bisa"
"Why?"
Dexa mengamatinya, menunggu jawaban darinya
Bel istirahat baru saja berbunyi, Pak Anas lekas menutup pelajarannya hari ini.
"Mith, Dexa mana?" Tanya seorang cowok pada Mitha yang sedang membereskan bukunya
"Eh Dexa? Oiyah, tadi sih ijinnya mau ketoilet tapi kok sampe sekarang gak balik ya?"
"Toilet? Thanks" cowok tersebut buru-buru pergi
"Napa tu si Ixel?" Tanya Lea
"Biasalah cariin Dexa, siapa lagi" Jawab Mitha lirih, takut Vara mendengarnya
Terburu-buru pergi ke toilet, namun nihil Dexa tak ada disana, ia cari ke kantin tak ada. Berhenti sejenak, menerka-nerka dimana Dexa biasanya berada, teringat suatu tempat ia lekas berlari menuju perpustakaan namun ketika ia melewati UKS langkahnya seketika terhenti seperti melihat bayangan yang ia kenal.
"Why?"
"Karena.."
"Karena apa?" tiba-tiba Ixel muncul diantara mereka "Ayo, pergi dari sini" Ixel menarik lengan Dexa, menatap Rega penuh kebencian
"Eh, tapi..." Dexa menatap Rega berharap ia mendapatkan jawaban yang ia tanyakan
"Elo tau kan ni cowok berbahaya, jangan lagi deket-deket ma dia"
Rega bangkit, "Yah, ternyata emang bener apa kata elo.." Rega menatap Dexa, dengan sebelah tangan terselip disaku celananya "Tapi gue gak bisa"
"Ew..Why?" Dexa mengulang pertanyaannya, ia benar-benar tak mengerti
"Karena mungkin..." Rega melirik Ixel sekilas
"Karena mungkin gue mulai suka ma elo" Rega dengan lancangnya mengusap lembut puncak kepala Dexa yang masih tertegun duduk dihadapannya
Berlalu begitu saja, Ixel mendengus mendengarnya tanpa ia bisa berbuat apa-apa
"Shit" Umpatnya "Jangan pernah dengarkan omong kosongnya"
"Hah? Lelucon apa lagi yang ia buat?" gumam Dexa pelan, ia tak mau lagi ambil pusing perkataannya
"Jauh-jauh dan jangan pernah deket-deket ma tu brengsek, atau terpaksa gue harus laporin ini ma abang elo"
Dexa menghentikan langkahnya, sepanjang perjalanan menuju kelas Ixel tak berhenti ngomel-ngomel dan Dexa hanya diam mengacuhkannya.
"Elo ngancem gue?" meliriknya sekilas, lalu kembali berjalan dengan santai
"Laporin aja. Paling ujung-ujungnya gue harus nurut untuk dipindahin sekolah. Eem.. keluar kota atau enggak keluar negri"
Dexa tau, Ixel tak akan pernah setuju dengan keputusan kakaknya untuk memindahkan sekolahnya, karena jika ia pindah Ixel tak dapat lagi melihatnya dan jauh darinya. Meskipun ia bukan siapa-siapa Dexa juga Lexy namun kakaknya lebih percaya dengan cowok satu ini ketimbang adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Is True Love
RomanceApakah benar cinta pertama adalah cinta sejati? Apapun itu yang pertama pasti kan sulit untuk dilupakan, kan selalu terkenang, dan bagaimanapun endingnya kan tetap jadi yang pertama. NO PLAGIARISM !!! Budayakan untuk saling menghargai, Maap kan Aut...