.
.
.“Mama denger dari tantemu kamu sedang deket ma temen cewek, bener Ga?” Tanya Maya pada Rega yang asik memilihkan hadiah untuk Cilla
“Eh, deket ma temen cewek? Siapa?”
“Ya mana mama tau, wong yang deket kamu”
“Nggak, Rega gak punya temen cewek yang lagi deket. Kalo yang ngedeketin banyak, hehehe…”
Tawa Rega membuat sang mama mencubit pelan lengannya
“Au..” pekiknya pelan masih dengan nyengir
“Mama seruis..”
“Rega lebih duarius mam..” mengacungkan kedua telunjuknya, bersiap Maya memberikan cubitannya lagi namun Rega berhasil menghindar
“Hahaha… ampun mam”
-------------
“Hai… kok diluar? Gak masuk?”
Suara cewek didepannya berhasil mengagetkan Ixel yang tertunduk sibuk dengan handphone ditangannya
Mendongakkan kepalanya, Spontan Ixel bangun dan memeluknya
“Elo dari mana ja sih?”
“Eh eh, apaan nih? Lepasin ah.. gak enak diliatin orang” Dexa mendorong tubuhnya
Ixel tersadar, lalu melepaskan pelukannya
“Elo dari mana ja? Kenapa gak bisa dihubungin?” ulangnya, sedikit meninggikan nada suaranya
“Hape gue low bad. Emang napa sih? Baru juga ketemu dah marah-marah ja”
“Gue gak marah, gue cuma khawatir…”
“Khawatir kenapa lagi?”
“Elo dari mana?”
Huft, beginilah kalo mereka ngobrol. Tanya apa jawabnya apa, pasti gantian nanya tanpa menjawabnya terlebih dahulu.
“Dari rumah bu Ratih”
“Ketemuan ma Rega?”
Dari nada juga gurat diwajahnya menandakan Ixel tak menyukainya, sangat tak menyukainya.
Mendengar pertanyaanya seketika Dexa mengerutkan keningnya.
“Gue gak ketemuan ma dia, gak sengaja ja ketemu ma dia disana. Kalo tau ia mau kesana, gak usah lah gue kesana pagi tadi”
“Emang kenapa sih?” Tanya Dexa lagi, ia baru sadar sepertinya ada yang tidak beres, ada sesuatu yang tidak ia ketahui.
“Gue cuma khaw…”
“Iya, khawatir karena apa gitu? Gue baik-baik ja.. gak da yang perlu dikhawatirin”
“Gimana gue gak khawatir? Setiap elo didekatnya pasti elo kenapa-napa”
Dexa terdiam, ia sadar apa yang Ixel katakan memang benar.
“Tapi kali ini gue baik-baik aja kok”
“Tapi tidak dengan gue” dengusnya pelan memandang kearah lain.
“Hah? Apa?”
Dexa tak begitu mendengarnya
“Gue laper. Ikut gue kekantin”
Ixel menarik lengan Dexa berjalan menuju kantin di belakang rumah sakit ini
“Tapi…”
“Gak terima penolakan”
Terdiam, akhirnya Dexa menurut mengikuti langkah kakinya
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Is True Love
RomanceApakah benar cinta pertama adalah cinta sejati? Apapun itu yang pertama pasti kan sulit untuk dilupakan, kan selalu terkenang, dan bagaimanapun endingnya kan tetap jadi yang pertama. NO PLAGIARISM !!! Budayakan untuk saling menghargai, Maap kan Aut...