'Cowok gue?'

257 10 1
                                    

"LEPASIN DEXA !!"

Tiba-tiba teriakan seorang cowok mendobrak masuk membuka lebar pintu, sehingga mengagetkan Rega juga Dexa.

"Ixel...." Desis Dexa hampir tak terdengar

"Elo lagi? Ada hubungan apa elo ma ni cewek? Sehingga elo selalu ingin ikut campur?"

Rega melepaskan cengkraman dibahu Dexa, mundur beberapa langkah membuat Dexa bernafas lega. Kemudian mengalihkan pandangannya kearah cowok yang bernama Ixel tersebut.

Ixel, teman sekelasnya yang tak banyak bicara. Ia sudah lama berdiri dibelakang pintu mengamati apa yang terjadi dengan Dexa, cewek yang berusaha ia jaga.

"Kalian sudah sama-sama mengenal?"

Dexa menatap Rega dan Ixel bergantian, setahunya meskipun mereka sekelas namun mereka tak pernah terlibat pembicaraan, bahkan saling menyapa pun tidak. Karena keduanya sama-sama dingin.

"Huh, elo liat luka disini?" 

Rega menunjukkan ujung bibirnya yang sobek

"Itu ulah cowok elo" Desisnya, mengangkat dagunya menunjuk Ixel yang masih berdiri di ambang pintu.

Dexa refleks mengerutkan dahinya 'Cowok gue?' Dexa tak ambil pusing dengan kata-kata itu, ia kembali menatap Ixel meminta penjelasan. Yang ditatap malah mengalihkan pandangannya ke arah Rega, mendekat.

"Itu belum seberapa"

Berjalan santai ke arah Rega

"Akan ada banyak tanda biru diwajah dan tubuh elo, kalo elo berani nyakitin Dexa" Ancamnya

Rega tersenyum miring meremehkan

"Jadi bener dia cewek elo?"

"Bukan urusan elo. Ayo Dex..."

Dengan tenang Ixel menarik lengan Dexa lalu berjalan meninggalkan Rega, Dexa menurut tanpa berontak ia mengikuti langkah kaki Ixel pergi dari ruangan yang membutnya susah bernafas.

Melihat keduanya sudah jauh pergi Rega mengacak rambutnya kasar.

"Shit !!" Umpatnya.

"Ixel? Kenapa ia tiba-tiba ikut campur? Apa benar ia cowoknya?"

Tanyanya pada diri sendiri.

Dibawah tangga Dexa menghentakkan lengannya dari genggaman Ixel, memegangi bahunya yang masih terasa sakit.

"Masih sakit ya?" Tanya Ixel perhatian

"Harusnya tadi gue ngasih pelajaran ma tu anak"

Dexa mengerutkan keningnya.

"Elo mukul Rega? Kapan?"

Bukan jawaban yang Ixel terima, namun Dexa balik bertanya. Ixel terdiam, mengalihkan pandangannya ke arah lapangan.

"Kemaren" Jawabnya singkat, lalu beranjak meninggalkan Dexa.

"Why? Karena gue?" Tanya Dexa lagi, mengejar menyeimbangi langkahnya

"Karena apa lagi?"

Ixel terus berjalan menyusuri lorong meninggalkan gedung olahraga, tanpa memperhatikan raut wajah Dexa yang nampak tak suka.

"Harus berapa kali gue bilang jangan ikut campur urusan gue. Dan lagi, Bagaimana elo bisa tau gue disini? Elo buntutin gue? elo nguping?" Cercanya

"That's not important" Jawab Ixel datar.

Sumpah Dexa gemes tiap liat tampang datarnya tanpa ada reaksi apapun, dingin seperti dirinya.

"Gue hanya menjalankan amanat yang abang elo berikan, That's all..." Lanjutnya, tanpa menoleh pada lawan bicaranya.

First Love Is True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang