2. Kebenaran

2.8K 193 4
                                    

Baru saja tim K3 menyelesaikan show 1 mereka, beberapa member ada yang langsung mengganti pakaian, ada juga yang berfoto-foto untuk 'thanks for today'. Chika duduk di atas kursi sambil memainkan ponselnya. Tasya duduk di sebelah Chika, ia bingung melihat ada dua tas di pangkuan Chika.

"Langsung pulang?" Chika menoleh sebentar lalu kembali fokus ke ponselnya, ternyata ia sedang memesan mobil online.

Chika menggelengkan kepalanya, "Mau ke rumahnya kak Vivi, balikin barang-barangnya." Chika menunjuk satu tas di pangkuannya.

Tasya membulatkan matanya, "Kalian beneran selesai?"

Chika yang hendak menjawab ucapan Tasya kembali mengatubkan bibirnya saat mendengar denting ponselnya, ada sebuah pesan jika mobil pesanannya sudah sampai di depan fx.

"Mobilnya udah sampe, gue pergi dulu." ucap Chika sambil berdiri, pandangannya tidak lepas dari ponselnya.

"Tap-" Tasya hendak bertanya, tapi Chika buru-buru meninggalkannya.

"Semuanya, Chika pulang dulu, ya." ucap Chika lalu berlari keluar. Ia memilih untuk menggunakan eskalator karena berlama-lama menunggu lift.

Ia menyimpan ponselnya, memeluk erat dua tas ke pelukannya. Tak perlu waktu lama akhirnya ia sudah masuk di dalam mobil. Ia meletakkan tas di samping kursi, mengambil botol minum dari tasnya dan meneguknya dengan cepat.

Hari ini hanya tim K3 dan tim J yang show, sedangkan akademi besoknya. Karena itulah, ia harus mengembalikan barang-barang Vivi secepatnya. Lagipula semalam ponsel Vivi terus berdering, ratusan chat dan puluhan panggilan masuk ke ponsel Vivi. Ia tidak berani membuka ponsel itu, karena ia belum mendapat ijin dari Vivi.

Ia mengambil uang dan memberikan kepada pak sopir setelah tiba di depan rumah Vivi. Ia membuka pintu mobil, keluar dari mobil, ini kali pertamanya datang tanpa memberi tahu Vivi terlebih dahulu. Toh, gimana ia bisa ngasih tau kalo ponselnya ia bawa.

Ia menelan ludahnya, menghela napas panjang, lalu mulai berjalan menuju pintu rumah Vivi. Ia mengangkat tangannya dan menekan bel di samping pintu.

Huft, tenang, cuma balikin doang abis itu pulang. Batin Chika.

Kakinya mundur satu langkah saat mendengar bunyi pintu terbuka. Mamahnya Vivi keluar dari pintu lalu tersenyum melihat siapa yang datang sore-sore.

"Eh, nak Chika."

"Sore, tan." Chika salim kepada mamahnya Vivi.

"Tumben gak kasih tau kalo mau kesini."

"Em, tadi sekalian aja abis pulang theater."

Mamahnya Vivi menggeser tubuhnya ke samping, berniat mempersilahkan Chika untuk masuk. Sudah beberapa kali Chika bermain ke rumah Vivi atau menginap disana, jadi wajar jika mamahnya Vivi sangat mengenal dirinya.

Chika menggelengkan kepala, "Kak Vivi ada tan? Mau ngembaliin sesuatu."

"Ada, dikamar, lagi sakit." Chika membulatkan matanya, "Sakit?"

Mamahnya Vivi mengangguk, "Kamu mau nengok?" Chika mengangguk dengan penuh keraguan.

"Tapi sebelum bantuin tante bikin sup ya."

"Iya tan."

Chika merasa bersalah, seandainya saja ia tidak memperbolehkan Vivi untuk mengantarnya pulang, Vivi pasti tidak sakit. Ia menghela napas panjang, dua tas yang ia peluk sedari tadi, ia letakkan di atas meja dan berjalan menyusul mamahnya Vivi yang sudah berada di dapur.

"Tadi tante bikin bubur, tapi dimuntahin. Katanya kalo makan yang lembek-lembek rasanya mual." ucap mamahnya Vivi sambil mengaduk pelan sup ayam di dalam panci.

PulseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang