4. Hajar Aswad

2.3K 172 10
                                    

Malam ini jadwal latihan perform Akademi setelah show 1 tim J. Beberapa anak Akademi sudah datang, tim J juga sudah bersiap menuju tempat latihan.

Vivi masuk ke ruangan bersama dengan Mira, mereka bertemu di depan dan memutuskan untuk membeli boba terlebih dahulu.

"Kalo lo masih gak enak, mending ijin dulu." ucap Mira sambil membuka pintu. Vivi menggeleng, "Gue udah sehat kok."

"Abis dijenguk pacarnya langsung sembuh," Cibir Mira. Vivi tertawa kecil lalu mengacak rambut Mira, "Ngomong aja cemburu."

"Mana ada?" Mira terdiam melihat Vivi tiba-tiba berhenti dan melihat ke samping.

Vivi berjalan pelan ke depan sambil memainkan sedotan bobanya. Ia tak sengaja melihat Ariel mencium sekilas pipi Amel. Ia membalik badannya menatap Amel dan Ariel.

"Itu pipi apa hajar aswad? Kok dicium terus." sindirnya sambil tertawa kecil. Ariel yang merasa tersindir langsung menoleh, walaupun ia tidak tahu apa itu hajar aswad, tapi ia tahu kalau sedang diejek.

Semua member yang berada di ruangan itu juga menoleh ke arah Vivi lalu tertawa kecil.

"Maksud lo apa?" Ariel berjalan mendekati Vivi yang masih tersenyum mengejek ke arahnya. Amel menepuk dahinya, pusing dengan sikap Ariel yang mudah terbawa emosi. Begitu juga dengan Mira yang memilih untuk mundur, dan tidak ikut-ikutan.

Vivi menangkupkan tangannya ke depan dada. "Aduh, maaf kak, sengaja." senyum tengil tercetak di wajahnya.

"Lo baru Akademi aja udah belagu." ketus Ariel.

Mendengar nama Akademi disebut-sebut, Dey yang sedang memainkan ponsel langsung berdiri dan mendekati Vivi dan Ariel.

"Wah, sorry nih ye kak, Badrun emang salah, tapi jangan bawa-bawa nama Akademi dong." Dey berdiri di tengah-tengah antara Ariel dengan Vivi. Merasa dibela, Vivi melemparkan senyuman yang lebih tengil kepada Ariel.

"Atas nama Akademi, dibawah center ceu Fiony dan lord Nunu, juga merasa kalo Badrun biang masalah, tapi kalo nyangkut nama Akademi, seluruh aliansi pasukan lord Nunu akan turun tangan."

Semua orang tidak menyadari kehadiran Kinal, ia berdiri di depan pintu, bersandar, melipat tangannya di depan dada, ia ingin tau bagaimana akhir dari perdebatan ini.

"Gue ga ada urusannya ya sama elo, tapi kalo lo mau bawa pasukan Nunu, gue jabanin dah, gue bawa pasukan anak tim J."

Dey menoleh ke belakang, "Wah, main-main nih gaes."

"Sikat, Dey." Vivi menepuk pundak Dey, ia bersemangat jika ada Dey disana.

Dey melipat lengannya ke atas, bersiap-siap untuk membalaskan kesombongan Ariel.

"Jalan-jalan ke Pasar Gede.
Pulangnya mampir ke lubang buaya."

"Cakep."

Dey mendekati Ariel,
"Lu boleh bangga jadi anak tim je
Tapi Akademi lebih sering fullhousenya."

"Uwooo."

"Mantap."

"Asik nih."

"Bales Riel."

"Jangan mau kalah."

"Babat abis Riel."

"Akademdem never die."

"Martabat tim J ada di tangan lo, Riel."

Ariel terdiam sejenak, kemudian menyibakkan rambutnya ke belakang, ia melempar senyum tengil ke arah Dey. Boleh juga nih anak, batin Ariel.

PulseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang