"Kak Eli boleh pinjem kak Gita nya?" tanya Chika takut-takut pada Eli.
Sore ini adalah latihan antara tim K3 dan Akademi yang diadakan secara bersamaan. Sudah tentu Chika dan Vivi akan bertemu, untuk menghindari segala kontak dengan Vivi. Chika mengajak Gita untuk kembali menemaninya belajar.
Sudah hampir 2 bulan lamanya hubungan mereka renggang. Selama itulah Chika selalu menghindari setiap hal yang berhubungan dengan Vivi.
Eli menoleh ke arah Chika, lalu tersenyum sangat lebar. Ia mendorong tubuh Gita ke arah Chika. "Ambil aja Chik, gue udah gedek sama dia, dari tadi gangguin gue mulu."
Gita tertawa, "Yakin? Ntar kangen."
"Dih, najis kangen sama elo. Dah sana pergi," usir Eli.
Gita merangkul pundak Chika lalu berjalan menjauhi Eli. Sedari tadi ia memang terus menjadikan Eli sebagai objek kejahilannya. Karena itulah Eli sangat senang saat Gita hendak dibawa pergi Chika. Sebenarnya Eli suka saat Gita dalam mode pendiam, tapi ia bisa dibuat pusing saat tingkah Gita melebihi Muthe.
"Aku harap kamu gak baper sama aku," ucap Gita tiba-tiba. Ia memilih duduk di lantai di samping Chika yang sedang mengeluarkan sebuah buku.
Chika menggeleng, ia tau diri jika Gita sudah memiliki pacar. Lagi pula ia tidak mudah jatuh hati dengan orang lain, ia merasa jika sakit yang diberikan Vivi sudah cukup untuk dirinya tidak mengenal cinta lagi.
"Aku malah seneng waktu kak Gita udah punya pacar, aku jadi gak kepikiran yang aneh-aneh." gumam Chika, ia memindahkan buku ke pangkuannya, membuka halaman yang ia kerjakan semalam.
"Oh ya?" Gita tertawa, "Aku lega kamu gak gampang baper. Karena sudah pasti aku gak tanggung jawab sama rasa baper kamu." sambungnya.
"Cuma aku gak enak sama kak Eli," Chika menoleh ke arah Gita. "Kita sering deket, jadi aku takut orang lain mikir aku ngerebut kak Gita dari kak Eli."
Gita tersenyum, "Tenang aja, Eli orangnya gak gampang percaya sama omongan orang lain. Santai, aku disini kan niatnya nemenin kamu belajar, bukan nyari selingkuhan."
"Iya juga ya," Chika terkekeh, ia menepuk dahinya pelan. Otaknya terlalu memikirkan yang tidak-tidak, sepertinya ia harus liburan beberapa hari untuk mengistirahatkan pikirannya.
Mereka sama-sama larut dalam buku tersebut, Gita tampak sabar mengajari Chika persoalan yang belum Chika pahami. Semua orang terutama member tim K3 sudah tidak asing dengan pemandangan seperti ini. Karena hampir setiap saat mereka melihat Chika dan Gita sedang belajar bersama.
Namun bagi anak Akademi, ini mungkin akan terlihat aneh, karena mereka tau jika Chika baru saja putus dengan Vivi dan mereka mengira Chika sedang dekat dengan Gita. Hal yang sama terjadi pada anak K3, mereka mengira jika Vivi dan Mira memiliki hubungan khusus. Jadi kesalahpahaman bukan hanya terjadi pada Vivi dan Chika, tapi hampir ke semua orang.
Vivi menghela napas panjang, pemandangan Chika dan Gita saat belajar berdua tidak luput dari perhatiannya. Bahkan ia melihat sejak Chika mendekati Gita sampai sekarang Chika duduk bersampingan dengan Gita.
Benaknya terus bertanya-tanya apakah Chika sudah tidak mencintainya lagi dan memilih cinta yang baru. Ia sadar jika waktunya memang sangat sedikit untuk Chika, jadi wajar Chika mencari seseorang yang memiliki waktu senggang lebih banyak dari dirinya.
Lagipula jika dibandingkan dengan dirinya Gita jauh lebih dari dirinya sendiri. Lebih keren, lebih pintar, lebih dulu masuk tim, lebih kalem, pokoknya semuanya lebih deh. Kalau diibaratkan muatan atom, Gita adalah positif dan dirinya adalah negatif.
"Kenapa gak samperin dan jelasin semuanya?" tanya Mira yang duduk di samping Vivi. Ia sudah lelah melihat Vivi seperti orang penyakitan.
"Disaat kayak gini? Disaat dia udah milih orang lain?" bukannya menjawab Vivi malah balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulse
Romance"Aku gak pernah bisa nolak permintaanmu," cerita fanfict Vivi dan Chika. Ada Amel dan Ariel. Ara dan Fiony. Random, mau request siapa boleh Selagi ada bahan, kenapa tidak dieksekusi sekalian?