"Nyesek nih," sindir Beby kepada Mira yang berdiri bersandar sambil melipat kedua tangan ke depan dada, sama-sama menyaksikan drama dadakan Vivi dan Chika.
"Siapa sih yang gak nyesek liat orang yang disuka malah suka sama orang lain? Kak Beby juga nyesekkan waktu kak Shania sama kak Saktia?" Mira tersenyum miring ke arah Beby.
Suasana remang-remang membuat mereka tidak nampak walau sebenarnya ada. Semua member tim K3 dan beberapa anak Akademi merapat ke belakang ruang. Persis seperti sedang menonton bioskop, bedanya kalo ini tayangan secara langsung.
Beberapa member ada yang baper ada juga yang mencibir tingkah alay mereka berdua. Ada juga yang terpaksa datang malam ini karena ide dadakan dari Badrun.
"Lo yang rencanain atau lo diundang?" Mira tertawa kecil dengan pertanyaan Beby yang terdengar aneh di telinganya. "Ini ideku."
"Oh, udah baikan? Beberapa hari lalu masih diem-dieman."
Mira memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, pandangannya lurus ke depan memperhatikan saat Vivi bernyanyi untuk Chika.
"Kak,"
Beby menoleh, menaikkan satu alisnya, "Hm."
Mira tertawa kecil, mengibaskan tangannya ke atas lalu menggeleng lemah. "Gapapa, aku balik dulu. Oh ya, maaf udah bikin K3 dateng semua."
"Kenapa?" pertanyaan Beby barusan membuatnya menghentikan kakinya yang baru berjalan 3 langkah. "Alesan klasik kalo lo bilang lo bahagia asal dia juga bahagia."
"Kak Beby bener," ia membalikkan tubuhnya menjadi menghadap Beby, satu air mata meluncur bebas menuruni pipinya dan ia membiarkannya. "Tapi satu hal yang aku tau, aku ga pernah liat dia sebahagia ini waktu sama aku. Toh emang aku yang salah, dateng pas dia udah punya pacar, aku bakal cap diriku berengsek kalo aku ngerebut dia."
"Mir," Beby tertegun dengan ucapan Mira barusan. Ya, orang akan menjadi dewasa seiring dengan banyaknya luka yang diderita. Mira menggeleng lemah lalu berbalik, "Aku juga gak akan pacaran sama mantan temenku sendiri, kak, secinta apapun aku sama mantannya."
Lalu Mira melangkahkan kakinya, pergi dari hadapan Beby yang mengatubkan mulut. Ia mengusap kasar pipinya yang terdapat bekas air mata.
Ia tidak boleh menangis.
Ia tidak boleh menangis.
Ia tidak boleh menangis.
Ia tidak boleh
Ia tidak
Ia
Ia boleh menangis.Tubuh Mira tersungkur di tanah, untunglah ia sudah keluar dari tempat latihan, sehingga tidak ada yang akan melihatnya seperti ini. Ia mendongakkan kepalanya seiring dengan derasnya air mata. Ternyata ini lebih sakit daripada tidak masuk tim.
Seharusnya ia lega, Vivi sudah tau perasaannya, mereka masih berteman sama seperti dulu. Tapi dadanya terasa sesak, tenggorokannya tercekat, ia ingin marah, tapi dengan siapa?
***
"Samlekom." seseorang mendorong pintu lalu masuk ke dalam ruangan.
"Wah, ini nih orangnya, Raja bucin. Eh Sya, ambilin karpet merah biar kayak acara-acara awards gitu." ucap Desy yang pertama kali menyadari kedatangan Vivi.
"Ci Desy bisa aja." Vivi tersipu malu, ia membawa satu minuman boba dan berjalan mendekati Chika yang hendak berganti pakaian.
"Orangnya malu nih, gak inget aja semalam gimana." Tasya, Eli, Indy dan Gita langsung mengambil beberapa barang yang bisa mereka gunakan sebagai mic dadakan. Dengan aba-aba asal dari Tasya, mereka menyanyikan lagu yang kemarin Vivi nyanyikan untuk Chika.
"Sejujurnya katakan bila kau mau
Bersamaku yang banyak salahnya
Maafkan akuTak kubiarkan
Mendung menutupi senyum manismu
Akan ku perbaiki segalanya
Kan ku buat kau jatuh cinta lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulse
Romance"Aku gak pernah bisa nolak permintaanmu," cerita fanfict Vivi dan Chika. Ada Amel dan Ariel. Ara dan Fiony. Random, mau request siapa boleh Selagi ada bahan, kenapa tidak dieksekusi sekalian?