~Happy reading~
.
.
.>>
"Ini kita mau jadi ngga?" tanya Flari saat mobil sudah melaju meninggalkan rumah Bara.
"Lo ngga papa, San? Kalo capek atau gimana ngga papa ngomong aja, kita cancel besok yekan?" tanya Fai dengan melirik temannya agar mengiyakan ucapannya.
"Iya bener tuh," tambah Sera.
Sani yang mendengarnya, melihat jam yang melingkari di pergelangan tangannya. "Masih ada waktu dua jam. Yuk kita jadi aja timbang di rumah males," jawabnya yang diacungi jempol oleh lainnya.
Saat di tengah perjalanan, mereka berhenti sebentar mampir ke kamar mandi umum. Mengganti seragamnya menjadi setelan baju bebas yang sengaja mereka bawa.
Setelah sampai tujuan, keempatnya langsung turun dari mobil Fai lalu masuk untuk membeli tiket.
"Eh, ini kita mau nonton yang apa? Romantis? Horor?" tanya Fai dengan menaikkan satu alisnya.
"Jangan horor," jawab Sera dengan cepat.
"Horor aja," jawab Flari yang diacungi oleh Fai. Setelah Fai datang dengan membawa tiket yang dibeli, mereka langsung masuk.
Sera yang dengan terpaksa, akhirnya mengekorinya dengan kaki dihentak-hentakkan.
Saat sudah di ruangan, mereka memilih tempat duduk di baris kedua.
Sebelum mendaratkan pantatnya, Sani melihat sekilas wajah seseorang. "Al-alfin? Kenapa sekarang gue jadi sering ketemu dia, sih?" gumamnya.
"San, lo mau berdiri?" tanya Sera membuat Sani berhenti melihatnya dan langsung duduk di samping Sera.
Sebelum filmnya dimulai, Sani merasa ada seseorang duduk di sampingnya. Kemudian, matanya melirik sedikit. "Alfin ngapain lo?" tanyanya setelah melihat sempurna ke samping.
"Nonton lah masa ngikutin kamu," jawabnya dengan terkekeh.
"Siapa yang ngira lo ngikutin gue? Aneh," tukasnya lalu matanya menatap ke depan karena film akan segera dimulai.
"Siapa?" tanya Fai yang kelihatan wajahnya karena tertutup tubuh Sera.
"Orang ngga penting," jawabnya membuat Fai hanya menganggukkan kepalanya.
Fai yang merasa ada yang ganjal, menolehkan kembali ke samping. "Bukannya dia yang di UKS tadi?" tanyanya, tapi diabaikan oleh Sani karena sedang fokus melihat depan. Karena diabaikan, Fai ikut melihat depan karena film sudah mulai.
"Ih apasih!" elak Fai sambil melepaskan tangan Sera yang terus memegang tangannya untuk menutupi wajahnya. "Liat dong haha!" perintahnya dengan memegang kepala Sera. Kemudian, dihadapkan ke layar dengan tawa terbahak-bahak.
"Ih jangan gitu dong," ucapnya dengan terus melepas tangan Fai yang memegang kepalanya.
"Aaa!" teriak Fai saat ada seseorang di belakang menepuk pundaknya lalu wajahnya menoleh ke belakang. "JOJO APASIH NEPUK NEPUK!" teriaknya membuat yang duduk di sekitar melihatnya tajam dan menutup telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Подростковая литератураSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...