***
Jreng jreng jreng
Senyuman terlukis di wajahku
Disaatku mengingat kamu
Tawamu manjamu membuatku rindu
Tak sabar ingin bertemuSuara lembut menyapa aku
Lembutnya selembut hatimu
Tulusnya setulus cinta padaku
Kusadar beruntungnya akuHidupku tanpamu
Takan pernah terisi sepenuhnya karena kau separuhku
Berbagi suka duka
Saling mengisi dan menyempurnakan karena kau separuhku
“Ganti, Jo ganti,” ujar Bambang.
Jojo hanya menganggukkan kepala mengiyakan lalu mulai bersiap-siap untuk menyanyikan lagu lagi.
“Cinta—”
“Aduh, Jo perasaan dari tadi lagunya tentang cinta terus, deh. Ganti yang lain kek,” potong Bambang membuat Jojo berhenti untuk menyanyikan sebuah lagu tadi.
“Terus mau lagu apa?” sahut Jonat yang duduk di samping Bambang.
“Ganti yang lain lah,” sahut Bambang.
“Yang kayak di wayang-wayang gitu,” usul Bambang.
“Lo kira gue sinden, hah?” geram Jojo. “Itu lagu cocoknya buat yang tua-tua. Gak! Gak mau gue,” sewotnya. Yakali dirinya harus nyanyi gituan.
“Yakan bagus gitu. Ngeri suaranya,” ujar Bambang sambil tertawa. Membayangkan kalau Jojo mau menyanyikannya juga sudah membuatnya tertawa. Apalagi kalau beneran.
“Memandangmu walau selalu tak akan pernah—”
“Dangdut, Bang! Bisa-bisa bergoyang nih gue,” potong Jonat. Kedua jari telunjuknya dimainkan ke kiri dan ke kanan. “Yang lain, Jo.”
“Rock coba,” ujar Bambang.
“Aaa—”
“Gak-gak suara lo jelek. Jatuhnya serak-serak bikin keselek nih gue,” potong Jonat.
“Udah sholawat aja biar adem tuh,” sambung Lio menimpali. Sedari tadi ia geram melihat Bambang dan Jonat yang terus sewot dengan lagu yang dinyanyikan Jojo. Apa susahnya sih tinggal ngedengerin?
“Ah pinter lo, Ol,” sahut Bambang sambil mengacungkan jempolnya.
Jojo menganggukkan kepalanya. Pertanda menyetujuinya lalu pandangannya menatap ke arah samping dimana Sani dan temannya berada. Namun, kalian tau 'kan siapa yang sedang ditatapnya?
Sekarang memang sekolah SMA Alkesa Satu sedang santai. Tidak ada pelajaran apa pun. Bahkan yang ingin pulang dipersilahkan saja, tapi banyak yang masih di sekolah karena hari ini ada kebiasaan dari kelas XI IPA 1.
Setiap hari Sabtu di akhir bulan, seluruh guru SMA Alkesa berkumpul. Bersilaturahmi lebih tepatnya. Menyambung tali persaudaraan dengan sesama guru SMA Alkesa lainnya.
Seperti biasa Jojo dan teman sekelasnya sekarang sedang bernyanyi ria. Jojo yang menjadi vokalisnya dan lainnya hanya menikmati. Kadangkala juga ikutan menimpali, tapi apa kalian tau yang berbeda dengan sekarang?
Jojo mulai memainkan gitarnya. “Jilbab-jilbab putih lambang kesucian—”
Ya, sekarang Jojo memakai gitar untuk menemani suara indahnya. Biasanya hanya suara saja dengan instrumen gebrakan meja atau apa pun itu yang bisa menimbulkan suara. Yang penting ada suaranya. Menutupi suaranya yang terlalu indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Ficção AdolescenteSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...