Teman itu cukup menemani, walaupun tidak tau sedang apa yang ditemani.—Joniza Zattare
***
Happy reading
~
~Pertandingan basket antara SMA Alkesa Satu dan SMA Alkesa Tiga akhirnya berlangsung. Walaupun dilanjutkan saat malam hari, tapi banyak murid dari sekolah masing-masing yang menontonnya.
Bukan alasan utama untuk melihat basket sekolahnya bertanding. Lebih tepatnya menonton idolanya masing-masing. Sekalian cuci mata katanya.
“Bara! Semangat Bara!” teriak cewek yang tak jauh dari tempat Sani berdiri.
Fai yang berada di samping Sani jengah mendengar teriakan alaynya. “Itu siapa sih sok cari perhatian banget,” ujar Fai sambil menyenggol bahu Sani.
“Lo gak cemburu?” sambung Flari.
Sani hanya melihat ke samping sekilas di mana temannya berada. Matanya lalu melihat kembali ke kekasihnya yang tengah mendribble bola dengan lincahnya.
Sani tidak sekalipun terpengaruh dengan cewek yang tengah berteriak keras. Toh sedari tadi kekasihnya sesekali melihatnya dan tersenyum ke arahnya. Bahkan, kekasihnya tidak menggubris teriakan alay cewek di sampingnya sekalipun.
“Lo denger gak sih, San? Heran gue,” gerutu Fai.
“Denger,” sahut Sani singkat.
“Pengen gue lempar sepatu ini ke mulutnya dia,” ujar Fai sambil melihat tajam cewek di samping Sani.
“Ko jadi lo yang sewot sih Fai. Sani yang pacarnya aja santai-santai aja,” ujar Sera.
“Apa lo jangan-jangan mau nikung temen? Ngaku lo Fai. Bener-bener lo yah. Kurang apa coba si Jojo? Ganteng? Lumayanlah ya walaupun masih gantengan Bara,” ujar Flari sambil meringis pelan. “Pinter? Gak usah cari yang pinter kalau gak pinter naklukin hati perempuan. Tajir? Gak usah cari yang tajir lah. Duit lo aja udah banyak cukup lah buat hidup kalian berdua,” tambahnya yang langsung dapat pelototan dari Fai.
“Hehe ampun, Kak,” ujar Flari sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.
“Kalian tuh gak bisa sehari aja gak berantem?” ujar Sani.
“Eh salah Mak bukan kalian, tapi Fai dan Flari. Gue 'kan gak doyan berantem,” sahut Sera.
“Kapan lo doyan berantem? Lo 'kan doyannya makan,” sambung Flari enteng.
“Dasar temen gak waras semua,” gumam Sera.
“Lo yang gak waras!” teriak Fai dan Flari berbarengan.
Sani langsung menatap ke samping. “Kalian tuh yah. Tuh pada liat kita sekarang jadinya,” bisiknya.
“Bagus dong,” sahut Sera polos. “Kita jadi sorotan publik,” tambahnya.
“Bener-bener gak waras emang,” ujar Sani sambil pergi meninggalkan temannya.
“Ko malah pergi semua?” gumam Sera bingung saat melihat kedua temannya ikutan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Fiksi RemajaSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...