Happy reading
***
Brakk
Semua yang ada di sana, langsung menengok ke arah pintu. Sani pun ikut menggerakkan kepalanya karena tertutupi tubuh cewek tadi.
“Bara?” gumam Sani dengan raut wajah senang. Akhirnya, Bara menolong dirinya. Mungkin Bara sudah memaafkannya.
Terlihat Bara langsung berjalan ke arah Sani. Cewek yang akan berniat menjambaknya tadi, langsung memeluk tubuhnya. Namun, Bara langsung menepisnya kasar. “Lepas!”
Bara lalu melepas tali yang mengikat tangan Sani. Setelah terlepas, Sani langsung berdiri memeluk erat tubuhnya. Cewek yang tidak jauh dari keduanya, menatapnya dengan penuh kebencian.
“Aku takut,” cicit Sani pelan dengan bibir bergetar karena dingin.
Bara melepas tangan Sani membuatnya menatap padanya. “Ngapain pulang sendiri?” tanya Bara tanpa menunggu jawabannya. Detik berikutnya, ia mendekat ke arah cowok yang sedang menatap ke arahnya.
Bugh
Bara langsung memberikan bogeman pada cowok itu tanpa ampun.
“Gue kira lo gak bakal ke sini. Secara lo, 'kan udah gak ada urusan sama dia,” ujar cowok itu yang tidak lain adalah Argo. Tangannya memegang sudut bibirnya dan tangan lainnya menunjuk ke arah Sani yang sedang berdiri dengan lemas.
Sani yang merasa ditunjuk mendadak menatap ke arahnya, lalu ke seseorang yang ada di sampingnya. “Mau lo apa, hah?” gertaknya.
Cewek yang di sampingnya itu tersenyum miring. “Gue mau ... lo gak perlu tau,” sahutnya santai.
“Ngapain, sih lo masih aja ganggu hidup gue? Enggak cukup dulu rebut Kak Alfin?”
“Eits, gue gak rebut yah. Lagian lo belum jadian, 'kan? Jadi, gak usah nuduh gue sebagai perebut,” elak cewek itu yang tidak lain adalah Relis.
“Oh iya gue lupa. Mending lo sama Alfin aja, 'kan sekarang dia udah suka tuh sama lo. Terus Bintang buat gue,” lanjut Relis.
Sani menatap Relis dengan nyalang. Apa dirinya tidak salah dengar? “Gak pernah gue biarin lo rebut Bara dari gue!”
Di lain sisi, Bara terus menatap tajam Argo. Begitu juga dengan Argo.
“Bukannya dia mainan lo?” tanya Argo sambil melirik Sani.
Bara yang mendengarnya langsung tersulut emosinya. Dengan gerakan cepat, Bara langsung membogem Argo lagi.
“BARA AWAS!” teriak Sani saat melihat seseorang membawa sebuah kayu dari belakang.
Dugh
Terlambat sudah. Bara yang kalah waktu akhirnya terkena pukulan seseorang dari belakang. Tubuhnya langsung tersungkur ke bawah.
Sani membelalakkan matanya melihat Bara yang tersungkur. Dirinya langsung mendekat ke arahnya, tapi seseorang menarik dirinya membuatnya mundur. Relis pun tidak menyadari akan kepergian Sani.
“Kak Alfin?” kaget Sani.
“Cepetan ikut,” ajak Alfin.
“Tapi itu Bara dalam bahaya.” Sani melihat Bara yang sedang mencoba melawan ketiga orang di sana.
“Baju kamu basah nanti sakit,” ujar Alfin. Tangannya terus menarik tubuh Sani agar mau mengikutinya.
Sani langsung menepis kasar tangan Alfin. “Bara lebih penting!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Novela JuvenilSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...