Gak satu orang pun yang terbebas dari masalah. Kamu hanya perlu nemilih, antara mengalah atau melawan arah.—Bintang Baratha***
Happy reading
~
~Satu jam sebelumnya
“Lis, gimana?” tanya seseorang di seberang sana.
“Aman, Go. Lo tenang aja, sekarang kita gak bakal gagal,” ujarnya.
“Gue serahin sama lo. Buat Bara gue ikhlasin kalo dia menang,” ujarnya sambil tertawa puas.
“Satu usaha hasil banyak.”
“Bagus. Gue suka kerja lo.”
“Sip. Gue matiin dulu. Gue mau ngasih minuman ini buat Alfa tersayang,” ujarnya sambil menekan kata terakhir.
Tut tut
“Perfect,” gumamnya sambil melihat segelas minuman di hadapannya.
**
“Wulan!” panggil Bara sambil menarik pergelangan tangan Sani.
“Aku harus pergi sekarang,” ujar Sani mencoba melepaskan tangannya.
“Aku anterin,” ujar Bara lalu mengambil motornya yang terparkir di halaman sekolah.
“Ayo naik,” ajak Bara yang sudah memakai jaketnya.
Sani langsung menaikinya saat Bara sudah ke hadapannya lagi.
“Rumah sakit mana?”
“Rumah sakit Selalu Bahagia,” ujar Sani.
“Oke.”
Bara langsung menancap gasnya menuju rumah sakit seperti yang dikatakan Sani.
Sesampainya di rumah sakit, Sani langsung turun dari motornya dengan tergesa-gesa.
“Lan,” ujar Bara sambil menahan lengannya. “Tenangin diri kamu dulu,” ujarnya lagi. Tangannya mengelus lembut pundaknya.
Bara saja belum tau apa yang terjadi. Siapa sebenarnya yang sedang dirawat sampai-sampai kekasihnya ini begitu menghawatirkannya. Dirinya tidak sempat untuk menanyakan karena tadi Sani langsung lari sehabis mendengar apa yang Fai katakan.
“Dasar bitch! Perempuan itu lagi-lagi berulah,” maki Sani yang terdengar jelas di telinga Bara.
Bara tersentak saat mendengar Sani berkata kasar. “Wulan jaga ucapanmu,” ujarnya sambil menarik tubuhnya. Tangannya mengelus pucuk kepalanya lembut.
Terdengar deru motor dari belakang membuat Sani melepaskan pelukannya.
“Gimana, San?” tanya Fai yang baru saja turun dari motor Jojo. Sedangkan yang lainnya memakai mobil Fai untuk ke rumah sakit itu.
“Gue juga baru sampai belum liat,” sahut Sani.
“Yaudah langsung ke dalem aja,” sambung Jojo.
“Yuk,” ujar Bara sambil menarik tangan Sani.
“Eh apaan ini pegang-pegang, hah?” ujar Fai tajam saat Jojo memegang pergelangan tangannya.
“Nyusul mereka berdua lah,” sahut Jojo sambil melihat Bara dan Sani yang sudah berjalan terlebih dulu.
“Gak usah pegang-pegang kenapa? Bisa iritasi nih kulit,” ujar Fai sambil melepas pegangannya lalu langsung berlari mengejar Sani yang sudah berada di depan.
Jojo hanya mengendikkan bahunya mendengar perkataannya. Kemudian, mengikuti Fai dari belakangnya.
“Lo gak masuk ke dalem?” tanya Lio pada Sera yang hanya melihat kepergian Fai tanpa niat menyusulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Ficção AdolescenteSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...