Ketika air laut pasang, cintaku juga pasang. Ketika air laut surut, kenapa cintaku tetap pasang?
~Happy reading~
***
“Bara di mana?” tanya Lio saat melihat Bara tidak ada di sekelilingnya.
“Katanya tadi ada urusan,” sahut Jojo sambil menenggak sebotol minuman sampai sisa setengah.
“Sama pacarnya itu?” tanya Bina. Dirinya sedang membereskan bekas botol minuman, lalu dibuangnya ke tong sampah yang tidak jauh dari tempatnya.
“Ya iyalah masa iya sama hantu sekolah,” sahut Jojo tidak santai.
“Ya mungkin aja lagi ketemuan sama hantu sekolah,” ujar Bina.
Jojo menatap teman-temannya bergantian. Entah kenapa suasananya terasa sangat awkward. Apa perasaannya saja atau apa. Dirinya benar-benar merasakan itu. Apa karena sudah lelah setelah latihan, tapi ini tidak biasanya.
Terlihat Bina sedang bersiap-siap untuk berdiri. Tangannya sibuk menyampirkan tas di pundak kanannya.
“Gue balik dulu udah malem,” pamit Bina. Ia mulai mengelilingi teman-temannya untuk bersalaman ala mereka.
“Gue juga,” ujar Raka mengikuti. Dua lainnya pun ikutan juga.
Suara deru motor mulai meninggalkan area lapangan basket sekolah. Sekarang tinggallah Jojo, Lio dan Gara.
“Jo?” panggil Lio membuat Jojo menoleh ke arahnya sekilas.
“Rasanya gimana gitu gak, sih?” tanya Lio heran sebelum Jojo membuka suara.
“Mungkin capek kali. Udah malem juga. Gue juga lagi males ngomong,” sahut Jojo tidak ada semangat. “Bara juga mana? Gue udah pengen balik, nih. Masa iya ketemuan tiga jam belum kelar-kelar.”
Lio melirik sebentar ke arah Jojo. “Katanya males ngomong,” umpatnya dalam hati. “Keblabasan kali,” sambung Lio ngaco.
“Emangnya elo,” sahut Jojo tidak antusias akan alur pembicaraan.
Gara yang sedang sibuk memainkan handphonenya, menoleh ke arah keduanya sebentar. Namun, saat bersamaan matanya tidak sengaja menangkap seseorang tengah berjalan di depan sana. Bukan seseorang karena ada dua orang yang sedang berjalan secara beriringan.
Matanya tidak salah lihat. Dua orang itu dua sejoli yang berbeda. Kenapa jadi sama dia? Dan juga mereka terlihat sedang memegang jaket untuk menutupi kepala keduanya. Memang tadi sempat gerimis sebentar, tapi sekarang sudah reda.
Sweet mungkin kata orang, tapi tidak untuk dirinya. Apa bagusnya jika kita bermesraan dengan yang milik orang lain?
“Lo liat apa, Ra?” tanya Jojo memecah fokus Gara yang tengah mengamati dua orang tadi. Gara melihat ke arah Jojo sekilas, lalu ke arahnya kembali. Namun, tidak ada. Dua orang tadi sudah tidak terlihat lagi.
“Gak ada,” sahut Gara singkat.
Beberapa saat kemudian, Gara melihat seseorang sedang berjalan menuju arahnya. Sekarang yang tengah ke arahnya adalah Bara.
“Weh akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga,” ujar Jojo heboh. Penyakit males ngomongnya sudah sembuh sekarang.
Bara hanya melihat dengan malas ke arah Jojo. Tanpa berkata-kata, Bara mengambil tasnya. Detik berikutnya, kakinya mulai melangkah meninggalkan ketiganya.
Spontan Jojo dan Lio langsung berdiri. Dengan tergesa-gesa, Jojo dan Lio mengambil tasnya.
“WOY, RA KITA KE SINI BARENG MOBIL LO! KITA DI SINI DITINGGAL TERUS SURUH PULANG JALAN KAKI APA?” teriak Jojo. Kakinya terus berjalan dengan langkah lebar bersama Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Novela JuvenilSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...