~Happy Reading~
.
.
.>>
Sesampainya di sekolah, mereka berdua langsung jadi sorotan oleh siswa-siswi yang sudah mulai baris. Jam menunjukkan pukul tujuh menunjukkan kalau apel pagi akan segera dimulai.
"Yuk turun," perintah Bara karena yang sedang anteng duduk di belakangnya, tidak kunjung turun.
"Eh, sudah sampai ngga kerasa," cengirnya sambil turun, tapi entah kenapa yang sedang diinjak berasa licin dan akhirnya terpeleset.
"Makanya ati-ati," ucap Bara sambil menahan kedua bahunya.
**
"Sayang ...!" teriak seorang cewe yang sedang berlari mengejar Bara.
Bara yang merasa dipanggil, menolehkan kepalanya ke belakang.
"Apa sih, Gin," geram Bara sambil melepaskan tangan Agin yang bergelayut manja.
"Ko dilepas, sih?" gerutu Agin sambil memajukan bibir bawahnya.
"Kalo ada yang tau gimana?" tanyanya dengan nada rendah.
"Sampai kapan, sih kamu mau deketin tuh cewe? Aku berasa kayak apa deh. Ngga ada bedanya kamu pindah sekolah. Tetep aja nggak bisa deket," ucapnya lagi dengan wajah cemberut.
"Kamu, 'kan tau alasannya apa."
"Hm iyadeh, tapi jangan lama-lama yah," ucapnya dengan menunjukkan jari kelingkingnya di depan wajah Bara.
"Iya-iya udah sana ke kelas," ucapnya dengan menautkan jari kelingkingnya.
"Bye sayang."
"Hm."
Bara melihat kepergian Agin dengan wajah datarnya.
"Hey bro sendirian aja. Ngga berduaan tuh sama gebetan," ucap Jojo yang tiba-tiba datang kek jailangkung.
"Males."
"Berasa ngomong sama tembok," gurau Jojo.
"Eh, kapten basket kita 'kan udah pindah sekolah kemaren, terus kita gimana 'kan seminggu mau ada lomba dengan sekolah sebelah?" tanya Lio saat ingat akan ada perlombaan basket seminggu yang akan datang.
"Tanya sebelah gue sono," ucap Jojo dengan ekor matanya mengarah ke Bara.
"Gimana lo?" tanya Gara yang berada disamping Bara.
"Boleh."
"Emang situ bisa?" tanya Jojo.
"Engga," ucapnya dengan cengiran menghiasi muka esnya.
"Yang bener sat," ucap Jojo dengan menoyor kepala Bara.
"Bener ko sat," ucap Bara dengan senyum tipisnya sambil menyenderkan tangannya di pundak Jojo.
"Ko gue merasa ada bau-bau homo, yah," ucap Lio, tapi matanya jelalatan kesana kemari.
Jojo melepaskan tangan Bara dari pundaknya. "Nih orangnya geb," ucap Jojo sambil tangannya memutar kepala Lio untuk dihadapkan ke Bara. Setelah Lio berhadapan dengan Bara hanya bisa tersenyum. "Hhe canda hom," ucap Lio dengan takut karena ditatap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Saja
Fiksi RemajaSebuah benci yang kemudian menyatukan dua hati Segenggam rasa yang kian menambah tiap hembusan nafasnya Hingga ... Sesuatu membuat keduanya untuk sejenak merelakan perasaan antara sesama Akankah semesta memihak kembali untuk keduanya? Ikutilah kisah...