꧁༺༒༻꧂
Taehyung duduk dengan bosan sambil bertumpu dagu di sofa beludru itu. Sudah 30 menit lebih ia begitu. Mendengarkan dengan bosan rentetan kalimat yang sedang menjelaskan tentang dekorasi pesta.Kim Jennie memutar mata dan mendengus sebal. Taehyung benar-benar tidak bisa diajak bicara. Rasanya sia-sia saja setengah jam ini ia habiskan untuk membicarakan konsep dan hal-hal lain menyangkut pesta pernikahan mereka pada Taehyung, pria itu benar-benar tak memedulikannya.
"Bisakah kau sedikit saja mendengarku?" decak Jennie sebal, membuat Taehyung mendengus dan membuang muka.
"Bukannya ini pestamu? Jadi buat saja sesuai seleramu."
"Karena ini pestaku makanya aku ingin pesta ini berjalan lancar tanpa gangguan!" akhirnya emosi Jennie lepas. "Aku tidak mau kekeras kepalaanmu itu merusak semuanya."
Jennie bersungut-sungut. Selalu saja begini. Mereka berdua tidak pernah berbicara tanpa konfrontasi sekalipun, ujung-ujungnya pasti berakhir dengan adu mulut seperti ini.
Taehyung tidak tahu, Jennie hanya tidak ingin ada kesalahan kecil merusak pestanya. Sebutlah Jennie perfeksionis, karena memang begitulah sifatnya. Ia hanya tidak mau sikap tidak peduli Taehyung sekarang membawa kekacauan untuk pestanya nanti.
Ditengah situasi tegang itu, mendadak pintu ruang kerja rumah Jennie terbuka. Menampilkan sesosok pria tampan dengan balutan kemeja hitam dan celana denim warna senada.
"Kalian bersemangat sekali, bahkan suaranya sampai terdengar keluar. Apa aku mengganggu?" tanya pria itu tersenyum.
"Suho!!" Pekik Jennie.
Jennie mendadak berlari menerjang pria itu, mereka berpelukan. Taehyung memperhatikan semua interaksi itu, melihat bagaimana Jennie tersenyum hangat. Senyum yang tak pernah Taehyung lihat.
"Kau merindukanku?" tanya pria bernama Suho itu setelah pelukan mereka terlepas.
"Tidak. Kau terlalu percaya diri."
Masih dengan memerhatikan interaksi mereka berdua, Taehyung bertanya-tanya. Dirinya jelas tahu siapa itu Suho. Dia merupakan seorang entrepreneur kondang salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan. Wajahnya sering menghiasi televisi, majalah, dan koran-koran yang sering Taehyung baca. Namun, yang Taehyung tidak sangka, Jennie dan Suho ternyata memiliki hubungan sedekat ini.
"Apa dia tunanganmu itu?" Suho mengalihkan atensinya pada Taehyung yang tengah duduk dengan muka datar. Jennie hanya mengangguk, memberi jawaban singkat, "Ya."
"Senang melihatmu, aku Kim Suho." pria itu mengulurkan tangan dengan senyum menawan. Dengan ragu Taehyung menjabatnya, ada yang aneh dengan senyum itu.
"Oh ya, Jennie..." pria itu kembali menoleh pada Jennie, "Aku kemari karena dokumen yang kuminta padamu tempo hari. Bisa tolong kau ambilkan?"
Jennie mengangguk seraya menjawab, "Baiklah, tunggu sebentar."
Sesaat setelah Jennie pergi dan menyisakan mereka berdua saja, entah mengapa rasanya aura Suho berubah. Memang pria itu masih tersenyum, tetapi bukan senyum ramah seperti tadi.
"Aku kaget saat Jennie bilang akan menikah." dirinya mengambil tempat di seberang Taehyung. "Aku penasaran, makanya aku kemari untuk melihat siapa pria yang akan menjadi calon suaminya."
Suho duduk bersedekap sambil menyilang kaki, meneliti Taehyung dari atas ke bawah. Taehyung tak menyahut, hanya diam dan menyimak.
"Sebelumnya aku menyelidiki latar belakangmu, maaf. Dan aku lumayan terkejut saat mengetahuinya." aku Suho setelah hening satu menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇ
Fanfiction[M] Orang-orang pasti akan melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Sama seperti Jennie, perempuan superior yang rela melakukan apa saja agar dendamnya terbalaskan. Bahkan jika itu membuatnya harus memaksa anak petani sekalipun untuk menikah deng...