Bagian 9

1.4K 233 0
                                    

꧁༺༒༻꧂

Sebuah sedan hitam terparkir apik di pelataran rumah minimalis tersebut. Tampak dua orang berbeda gender itu memasuki rumah tersebut dan disambut oleh pekikan terkejut sang empunya rumah.

"Tae!"

Taehyung tersenyum tipis, memeluk ibunya yang balas memeluknya juga. Saat mata ibunya Taehyung bersiborok dengan Jennie, ia berseru terkejut. "Kim Jennie-ssi?!"

Jennie tersenyum manis, membalas sapaan sang calon ibu mertua. "Selamat sore, Ibu. Senang bertemu lagi dengan Ibu." ucapnya sambil membungkuk sopan.

Dengan kikuk, ibu Taehyung mengangguk dan mempersilakan mereka masuk. Dari meja makan di dapur, Irene memperhatikan itu semua. Tak sadar ia mengeratkan genggamannya pada gelas minumnya. Padahal hari ini ia memutuskan untuk cuti karena tidak enak badan, tetapi rupanya ia justru bertemu dengan orang-orang yang membuatnya sakit hari ini.

Mendadak suasana diantara empat orang itu canggung dan sedingin Antartika. Ibu Taehyung berdeham, mengambil inisiatif untuk bicara berdua dengan putranya.

"Tae, bisakah kita bicara dulu sebentar?" pinta ibu Taehyung, mereka beranjak menuju kamar setelah Taehyung mengangguki ibunya. Menyisakan suasana tegang antara Jennie dan Irene.

Irene melihat senyum yang Jennie tampilkan. Rasanya seperti déjà vu.

Irene pernah melihat senyum itu sebelumnya. Senyum bertahun-tahun lalu saat Jennie melihatnya diusir dari agensi. Ya, senyum itu, senyum licik penuh rasa kemenangan milik Kim Jennie.

"Kita bertemu lagi, Bae Irene. Apa kabarmu?" tanya Jennie dengan senyum.

Mata Irene memicing benci, ada yang bergejolak dalam dadanya. Ingin sekali Irene mencakar wajah licik itu hingga tercabik-cabik tak berbentuk. "Apa lagi yang kau rencanakan?" desisnya penuh penekanan.

Jennie menatap semua amarah Irene dengan tenang. Memang ini yang ia inginkan.

"Tidak ada. Hanya ingin mengunjungi calon ibu mertuaku saja."

"Jangan bermimpi! Taehyung tidak mungkin mencintaimu, kau pasti mengancamnya, kan?!" wanita itu berang. Pipinya memerah, sarat akan amarah.

Jennie menyeringai, membalas tatapan tajam wanita itu. "Maaf mengecewakanmu, tetapi faktanya kami akan menikah awal bulan nanti, tepat 2 minggu dari sekarang. Oh, tenang saja, aku juga mengundangmu."

"Kau! Kau wanita iblis! Kau licik! Dulu kau merebut karierku, sekarang kau merebut kekasihku, apa kau puas sekarang?! HAH?! Kau merebut semua yang ku miliki, Kim Jennie sialan!!"

"Aku tak merebut apapun darimu." jawab Jennie kalem. "Kau bisa menanyakan pada Taehyung sendiri jika tidak percaya."

"Baik. Aku akan bertanya padanya sekarang dan membuktikan jika semua omong kosongmu itu hanya bualan."

"Silakan. Dan, oh! Satu lagi... Setelah ini, aku tidak ingin kau mengusik suamiku lagi." katanya. Irene marah, apalagi ketika melihat wajah sok manis perempuan itu. Cih, bikin muak saja.

Tanpa membuang waktu, wanita itu segera beranjak dari kursinya gusar. Berlari ke luar, mencari sang kekasih.

•••

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang