Bagian 26

1.8K 268 15
                                    

꧁༺༒༻꧂


Pernahkah kalian berpikir jika terkadang rencana yang sudah kalian susun dengan matang bisa tidak berjalan dengan semestinya?
Tak peduli seberapa rapi kalian merancangnya, gangguan dari luar kadang kala bisa meruntuhkan rencana itu dalam sekejap seperti barisan domino yang dirobohkan.

Bagi Taehyung, itu faktor yang tidak bisa dihindari. Untuk itu dirinya selalu mengedepankan akal dan logika dalam bertindak. Tidak pernah membiarkan hatinya mengambil alih. Karena bila hal itu terjadi, orang jenius sekalipun bisa menjadi bodoh.

Tetapi hal itu sepertinya tidak berlaku hari ini. Pasalnya, Taehyung mendapati degupan jantungnya menjadi tidak terkontrol kala melihat Jennie tertawa di depannya. Pipi wanita itu sampai merona, menertawai kebodohannya yang baru saja berguling akibat terjatuh saat bermain ski.

"Sudah kubilang, kau tidak akan bisa mengalahkanku." Perempuan itu mencibir. Lantas ia mengulurkan tangan untuk membantu pria itu berdiri.

"Saljunya terlalu licin. Lagipula harusnya aku yang menang kalau tadi tidak terjatuh." elaknya sambil menepuki tubuhnya dari salju yang menempel. "Pecundang malang, berhenti membela diri." perempuan itu mencibir.

"Ah, tapi pecundang ini berhasil membuat seorang Kim Jennie yang berhati batu memerah karena dicium saat malam pergantian tahun." pria itu tersenyum sebelum didetik selanjutnya sebuah bola salju melayang ke arahnya, "hei!"

"Sekali lagi bicara, akan kutendang selangkanganmu." perempuan itu kemudian berjalan dengan kesal mendahuinya. Taehyung tertawa, senang melihat wajah Jennie yang terlipat.

"Hei, tunggu!" pria itu sedikit berlari mengejar, tumpukan salju yang tebal dan alat ski yang terpasang di kakinya sedikit menghambat jalannya. "Kau mau bertaruh?"

"Tidak."

"Kau takut? Ternyata kau bisa bersikap seperti pecundang juga."

Jennie menghela napas lelah. Dengan malas ia memutar kedua bola matanya seraya berucap, "bertaruh untuk kekalahanmu?"

"Bertaruh untuk kemenanganku." sebelah alis Jennie terangkat naik. Pria itu pasti bercanda. Sudah tiga kali mereka berseluncur, dan selama itu pula yang bisa pria itu lakukan hanya terjatuh dan berguling di atas tumpukan salju. Menang apanya?

"Terserah." Perempuan itu menyerah, memilih memperbaiki posisi sepatu dan papan skinya untuk bersiap meluncur kembali.

"Bagus. Aku hanya akan memberikan pertaruhan klasik yang sering dilakukan orang-orang," pria itu kini juga sudah bersiap di samping Jennie. "Bagaimana jika yang kalah harus mengabulkan tiga keinginan orang yang menang?"

"Kekanakan."

"Cukup jawab ya atau tidak." Wanita itu mendengus, terserah. "Ya."

"Baiklah, mari kita mulai." katanya bersiap-siap. "Tiga, dua, satu!"

Mereka pun bersama-sama menarik tongkat ski mereka, meluncur dari atas bukit salju dengan cepat.

•••

Pria itu menatap sinis Jennie. Memegangi lututnya yang sakit, Taehyung mencoba sekali lagi berdiri dengan berpegang pada dinding. Menahan malu pada anak-anak kecil yang sedari tadi menatap aneh dirinya. Sial sekali! Ini benar-benar menyebalkan!

"Kau tidak akan bisa bergerak kalau kakimu gemetaran seperti itu." Jennie tiba-tiba melintas di belakangnya, tersenyum meremehkan.

"Aku bisa!" dengan kesal dirinya mencoba melepaskan pegangan dan berdiri dengan kaku di atas sepatunya. Begitu menggerakkan satu kakinya untuk meluncur, tubuhnya kembali kehilangan orientasi dan jatuh ke atas es.

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang