Bagian 27

2.1K 280 107
                                    

꧁༺༒༻꧂

Mungkin salju sudah mencair sejak seminggu yang lalu. Rutinitas membosankan yang sempat dirindukan itu akhirnya kembali. Bunyi berisik dari papan ketik yang ditekan cepat juga suara-suara keluhan pertama dari para karyawan di siang hari ini cukup untuk mengobati rindu dari pekerjaan mereka.

Seru-seruan mereka yang meminta data agar diproses cepat, bunyi ketukan sepatu para karyawan yang membawa bertumpuk dokumen di lorong, juga kegiatan khas kantor lainnya terdengar menyenangkan. Beberapa orang di antara mereka masih memiliki mood yang bagus, mengabaikan banyaknya sticky note warna-warni yang menempel di kubikel dan pinggiran layar komputer mereka. Meregangkan badan dan mengembuskan napas lelah begitu bel jam istirahat akhirnya berdengung bak sirine kebebasan.

Mengais pundi-pundi uang itu memang utama. Tetapi urusan perut tetap menjadi kebutuhan pertama.

Pun Taehyung. Tubuhnya terasa bugar dan energinya seolah diisi kembali sampai penuh begitu kembali menginjakkan kaki ke kantornya lagi. Dokumen-dokumen yang menumpuk di sisi depannya sama sekali tak mengganggunya.

Ia menoleh dari kegiatannya yang sedang memeriksa laporan keuangan di layar komputer saat bunyi ketukan mampir ke ruangannya. Menampilkan sosok Jungkook yang sedang tersenyum lebar di balik pintu sampai gigi-giginya kelihatan.

"Mau makan siang dengan kami?"

"Kemana?" Taehyung meregangkan badannya hingga terdengar bunyi-bunyian kecil.

"Hanya ke kafetaria bawah. Aku rindu kimchi mereka." Taehyung menimbang sebentar sebelum kemudian mengangguk, beranjak mematikan layar komputernya.

"Suasana hatimu sedang baik?"

"Aku? Ya. Sepanjang liburan musim dingin kemarin aku pergi menemui ibuku di Busan. Dan kau tahu? Keponakanku bahkan sudah tumbuh besar! Astaga, rasanya seperti baru kemarin aku mengganti popoknya. Sekarang dia sudah bisa mengataiku bodoh." gerutunya bercampur antusias.

Mereka berjalan memasuki lift yang baru saja berdenting terbuka. Membiarkan sisa perjalanan menuju kafetaria diisi dengan keluh kesah seorang Jeon Jungkook tentang keponakannya yang sudah tidak lucu lagi, katanya.

Begitu mereka tiba di bawah, terlihat Jimin melambaikan tangan dari kejauhan. Memanggil mereka berdua mendekat.

"Kalian lama sekali. Lihat, Baekhyun nyaris melahapku andai kalian terlambat semenit lagi."

Jungkook tertawa, menarik satu kursi untuk dirinya duduk di samping Jimin, mengabaikan tampang kusut Baekhyun di sana.

"Ayolah, teman-teman. Ini bahkan masih awal musim semi, kenapa tampang kalian jelek sekali? Bisa-bisa kalian membujang sampai tua karena tidak ada wanita yang mau berkencan dengan kalian." ejek Jungkook, berniat membuat Baekhyun semakin kesal dan berhasil.

Mengabaikan pria itu yang bersungut-sungut, Jungkook memilih melarikan diri dengan dalih memesan makanan. Membuat Baekhyun nyaris melempar sendok miliknya.

"Kau tidak ikut memesan, Taehyung?" Jimin bertanya saat dilihatnya Jungkook sudah melesat pergi mencari makan siangnya.

Pria yang sedari tadi hanya menyimak itu menggeleng. Mengeluarkan sebuah kotak persegi yang tadi dibawanya.

"Aku membawa milikku sendiri."

Untuk sejenak, Taehyung melihat tampang teman-temannya yang terheran menatap kotak makan siang miliknya. Sedikit membuat dirinya menyunggingkan senyum simpul.

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang