Bagian 1

5.8K 413 43
                                    

꧁༺༒༻꧂

"Jennie-ssi, apakah kabar Anda berkencan dengan rekan satu agensi Anda benar?"

"Apa Anda menjalin hubungan diam-diam dengan penyanyi baru itu, Jennie-ssi?"

"Tolong berikan klarifikasi Anda."

"Jennie-ssi ...."

"Jennie-ssi ...."

Perempuan dengan kacamata hitam itu mengernyit tak suka saat jalannya ditutupi oleh gerombolan wartawan di depan gedung agensinya. Para bodyguard berbaju hitam dengan sigap menghalau manusia pemburu berita itu hingga akhirnya ia berhasil masuk kedalam van miliknya.

Van itu kemudian melaju perlahan meninggalkan pelataran gedung. Perempuan itu memijat pelipisnya saat ia melihat wartawan masih berlari mengejarnya sampai beberapa meter sebelum kemudian berhenti dan menyerah.

Jennie menyandarkan tubuhnya lelah. Sudah cukup hari ini ia dimarahi oleh direkturnya, kepalanya mau pecah rasanya.

"Kau baik-baik saja?"

Seruan dari kursi depan membangunkannya dari mata yang terpejam. Melirik kecil supirnya yang juga menatapnya dari kaca spion. "Ya. Tolong bawa mobil ini berkeliling selama satu jam sebelum kita kembali ke rumah."

Ia mengangguk, tak banyak bertanya. Sementara Jennie kembali memejamkan matanya. Rasanya ia butuh tidur sebentar.

●●●

"Penyanyi sekaligus model terkenal, Kim Jennie, dikabarkan tengah menjalin hubungan asmara dengan rekan satu agensinya. Menurut foto-foto yang beredar, diduga pria itu adalah Kim Jongin yang merupakan artis baru di SG Entertainment. Mereka tertangkap kamera sasaeng saat sedang bertemu di tama—"

Klik!

Jennie mematikan TV yang sedang menayangkan berita tentangnya selama tiga hari ini. Tteokbokki di tangan tak lagi membuatnya tergugah.

"Berita sialan."

Dengan kesal ia meraih mantel tebal, topi, dan masker lalu segera keluar dari sana. Diam di rumah dan hanya menonton berita memuakkan sepanjang hari sama saja membuatnya gila.

Ia segera menginjak gas dan memacu mobilnya meninggalkan rumah. Mungkin sedikit udara segar bisa membuat otaknya kembali berfungsi normal. Persetan dengan penguntit yang mungkin masih mengikutinya atau omelan panjang manajernya jika ia ketahuan. Itu bisa diurus nanti.

Sekian waktu kemudian mobilnya berhenti di depan sebuah kafe di pinggiran Kota Seoul. Meski kecil, tapi kafe itu tampak asri dan lumayan ramai pengunjung. Jennie merapikan pakaiannya sebentar lalu turun dari mobil. Matanya awas menatap sekitar, takut kalau-kalau ada kamera paparazzi di sana.

Krincing.

Lonceng pintu berbunyi ketika Jennie membukanya. Aroma harum kue menggoda hidungnya begitu dirinya masuk ke sana. Dirinya kemudian memilih duduk di meja yang paling sudut agar tidak terlalu mencolok.

"Silakan."

Seorang pelayan menghampirinya sambil memberikan buku menu. Alasan kenapa Jennie memilih kafe ini adalah selain jauh dari kota, kafe ini sangat menarik perhatiannya. Semua menu di sini terbuat dari stroberi yang merupakan buah kesukaannya.

Jennie mengatakan pesanannya kepada pelayan. Setelah mencatat pesanannya, pelayan itu lalu kembali menuju dapur. Masa bodo dengan berat badan, yang ia butuhkan saat ini adalah merileksasikan pikiran.

"Kau sudah dengar tentang skandal Jennie?"

"Ya, beritanya heboh dimana-mana. Aku sampai muak melihat media sosial dan berita karena semua isinya tentang dirinya." dengus seseorang di depannya.

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang