Bagian 20

1.8K 263 38
                                    

꧁༺༒༻꧂

Kalian pernah mendengar kalimat yang mengatakan jika makhluk bernama wanita adalah penggoda paling ulung? Bahkan ketika mereka tidak melakukan apapun para Adam bisa dengan gampangnya tergoda. Seperti cerita para mafia yang bisa jatuh dengan mudah pada wanita yang awalnya hanya sanderaan mereka.

Kau tidak percaya? Bahkan Taehyung pun tidak. Terbukti bagaimana sekarang libidonya dibuat naik oleh wanita yang paling ia benci. Bahkan tubuhnya pun menolak untuk berhenti.

Jelajahan pria itu perlahan mulai meluas. Telapak tangannya yang besar mengusap sensual sepanjang lengan Jennie yang terbuka. Menghantarkan gelenyar aneh pada tubuh perempuan itu.

Tidak. Ini tidak benar.

Pikirannya merongrong memintanya berhenti, sayang tubuhnya berkata lain. Hormon wanita sialan di tubuhnya justru menginginkan hal lebih. Dan itu kabar buruk untuk Jennie.

"Berhenti .... " bisiknya parau disela cumbuan yang mulai memanas itu.

Seakan tuli, pria itu justru kembali menyumpal mulutnya. Dalam diam batin Jennie berteriak. Kalau sampai lebih jauh dari ini, rencananya bisa gagal. Rencana yang ia susun matang selama ini bisa hancur berantakan.

"Hentikan ... Taehyung .... "

Perlahan kesadarannya pulih. Sisa tenaga yang hampir larut dibawa nafsu perlahan kembali. Mengumpulkan kekuatan yang ada, ia mendorong Taehyung sebisanya. Menyingkirkan tubuh besar itu dari atasnya.

Berhasil! Taehyung terdorong sampai terduduk kebelakang karena dorongan tiba-tiba Jennie. Sedang perempuan itu berangsur menegakkan bada pada kepala ranjang.

"Ada apa denganmu!?" tak sadar perempuan itu membentak. Dengan napas menderu, ia melihat wajah pias Taehyung yang menunduk di hadapannya.

"Aku ... aku tidak tahu .... " bisiknya kecil. Taehyung pun tidak tahu jika niat awalnya yang hanya ingin menggoda perempuan itu bisa berujung ke adegan ranjang seperti ini. Hampir.

Sebelum Jennie sempat membombardirnya dengan berbagai macam umpatan, Taehyung bergegas turun dari ranjang dan setengah berlari keluar dari kamar. Meninggalkan debum pintu yang keras.

Sedang Jennie masih bergeming disana. Menatap daun pintu yang tertutup rapat.

Yang tadi itu nyaris saja.

•••

"Kau nampak cantik hari ini. Apa kau berdandan?"

"Aku memang cantik, kalau kau tidak tahu." katanya melengos. Saat ini sedang jam makan siang. Dan Suho memaksanya untuk menemani pria itu makan.

Suho tertawa renyah. Membuat Irene mengernyit bingung dengan tingkah random pria itu. "Nah, jadi Nona Cantik, apa kau sudah mempertimbangkan pertanyaanku tempo hari?"

"Pertanyaan yang mana?" tanya wanita itu bosan. Ia kemudian mengambil minumnya sendiri lalu meminumnya.

"Kau mau menjadi pacarku?"

Ucapan spontan Suho nyaris saja membuatnya ingin menyemburkan minum. Matanya memicing tajam, sayangnya orang yang dipelototi justru tergelak.

"A-ku me-no-lak!" jawab wanita itu dengan sadisnya. "Bukankah waktu itu sudah kukatakan dengan tegas padamu?"

"Pipimu merona." sontak Irene langsung memegang pipinya. "Kau yakin tidak tertarik padaku?"

"Kenapa kau hobi sekali mengunjungiku? Apa kau tidak punya kerjaan?" Irene mencoba mengalihkan topik. Ia juga tak ada maksud lain menanyakan itu. Pasalnya, setiap tiga kali seminggu pria itu rutin berkunjung kemari, padahal jarak Seoul dan Daegu itu tidak dekat.

cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang