꧁༺༒༻꧂
"Sekali lagi maaf atas perlakuan kurang ajar kami waktu itu, Nyonya Kim. Terima kasih Anda sudah berbaik hati memaafkan kami. Kami Permisi."
Dua orang berbadan besar dengan kaos hitam itu membungkuk sembilan puluh derajat lalu berbalik, berjalan menjauhi kediaman kecil keluarga Kim dan masuk ke dalam sedan mereka. Dua dari tiga orang yang berdiri di depan pintu rumah itu menampilkan wajah heran bercampur bingung.
"Apa yang terjadi dengan mereka?"
"Aku, aku juga tidak tahu, Bi."
Taehyung memperhatikan bagaimana dua orang wanita di sampingnya memandangi kepergian sedan itu hingga menghilang di tikungan. Ia tersenyum tipis sambil menggeleng kecil.
"Bu, aku lapar. Kita tidak jadi sarapan karena diganggu mereka. Ayo kita makan." pria itu merengek seperti anak kecil, membuat sang ibu menoleh heran padanya.
"Kau tidak curiga, Tae? Kemarin dan seminggu yang lalu mereka berdua bersikeras mengusir kita semua dari sini. Tapi kenapa hari ini mereka malah ...."
"Aku juga berpikir begitu, Bi. Apa Tuan Lee merencanakan sesuatu?" Irene ikut bergumam, mereka sama bingungnya saat melihat dua orang bawahan Tuan Lee datang bukan untuk mengusir mereka, melainkan justru meminta maaf.
Bosan melihat ibu dan kekasihnya yang kebingungan, akhirnya pria itu membuang napas lalu buka suara.
"Bu, dengar, ibu ingat kemarin aku pulang babak belur, kan?" ibunya mengangguk, Taehyung pun melanjutkan, "Setelah menghajarku, Tuan Lee tiba-tiba memberikanku penawaran. Dia bilang akan melepaskan tanah itu asal aku mau membayar sebesar 25% dari harga tanah ini dulu."
"Apa?! Tapi kita juga membeli tanah ini tidak murah, Tae. Bagaimana kau membayarnya?"
"Aku punya tabungan dari hasil bertani stroberi selama ini. Ibu tidak usah khawatir, apapun akan kulakukan agar kita tidak terusir dari sini."
"Astaga, Tae, maafkan ibu. Kenapa kau tidak bilang pada kami terlebih dahulu?" Taehyung meringis karena ibunya percaya dengan kebohongan yang Taehyung buat. Dalam hati ia mengucap maaf berkali-kali.
"Tidak apa-apa, Bu, tidak usah dipikirkan. Lebih baik kita kembali ke dalam dan melanjutkan sarapan." tuturnya sambil berlalu masuk ke dalam duluan.
Ternyata perkataan perempuan itu kemarin malam benar. Perempuan itu sudah membuktikan janjinya. Dan kini giliran Taehyung yang harus menunaikan janjinya pada perempuan itu.
•••
"Jadi, Jennie-ssi, apa Anda benar-benar tidak memiliki hubungan apapun dengan Kim Jongin seperti yang sering diberitakan?"
Jennie tersenyum mendengar pertanyaan dari pembawa acara tersebut. Dengan menyelipkan sedikit anak rambut ke belakang telinga, perempuan itu menjawab dengan anggunnya.
"Tidak. Seperti klarifikasi saya beberapa hari lalu, kami sedang terlibat proyek pembuatan video klip bersama sekarang. Sebenarnya, di taman itu kami tidak hanya berdua saja seperti di dalam foto, manajer saya dan beberapa staf juga ada di sana karena pada saat itu kami baru selesai makan malam di Gangnam bersama-sama."
"Ah, ternyata seperti itu. Foto-foto yang waktu itu pasti ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sekarang memang banyak sekali penguntit, Anda harus lebih berhati-hati, Jennie-ssi."
Jennie hanya tersenyum saja mendengar ucapan sang pembawa acara. Akhirnya acara talkshow itu berakhir setelah 30 menit lamanya. Jennie melempar tubuhnya lelah ke atas sofa saat melihat manajernya datang dengan sebotol minuman dingin dan sebuah tablet di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
cʟᴀɴᴅᴇsтιɴᴇ
Fanfiction[M] Orang-orang pasti akan melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Sama seperti Jennie, perempuan superior yang rela melakukan apa saja agar dendamnya terbalaskan. Bahkan jika itu membuatnya harus memaksa anak petani sekalipun untuk menikah deng...